----
Belanda
Di Kantor Titah..
"Titah.."
"Ja, wat is er?" tanya Titah.
"Ben je klaar om een dagmiddelkleren te worden op de dag van morgen?" tanya Dini juga.
"Al.." jawab Titah.
"Okay, see you tomorrow." kata Dini.
"Okay, see you." sambung Titah.
Indonesia
DI RUMAH FITRA
Di Ruang Keluarga..
"Papa.."
"Iya Titah ada apa?" tanya Kamil.
"Papa tahu tidak, kalau saya berkesempatan untuk mewakili sekolahku menari di Belanda." jawab Titah memberitahu ayahnya.
"Apa, Belanda!!" Kamil terkejut mendengar putrinya akan ke Belanda untuk mewakili sekolahnya menari di Belanda.
"Iya papa, boleh ya pah?" tanya Titah.
"Tidak.." jawab Kamil yang melarang Titah untuk pergi.
"Tapi papa tahu kan aku suka menari dan bernyanyi, jadi boleh ya pah, Titah bersama om Fitra kok perginya, ku mohon papa, boleh ya." Titah memohon pada ayahnya.
"Tidak.." Kamil menolak permintaan anaknya.
"Tapi papa.." kata Titah yang memohon dengan bersedih.
"Titah dengar papa ya, sekali papa bilang tidak, ya tidak, paham!!" kata Kamil dengan marah.
"Tapi kan pah.." kata Titah lagi dengan bersedih.
"Sudah jangan nangis, a, Kamil pergi ke kantor ya." Kamil pamit ingin pergi ke kantor.
"Tapi mil apa tidak sebaiknya Titah.." kata Fitra membela Titah dan di potong oleh Kamil.
"Aa, Kamil bilang tidak ya tidak paham?" tanya Kamil.
"Iya mil..", jawab Fitra.
"Papa.."
"Apa lagi Titah, kan papa bilang.." kata Kamil yang di potong oleh Titah.
"Celananya." Titah memotong perkataan Kamil.
"Ada apa dengan celana papa, sudah papa mau pergi ke kantor dulu ya." sambung Kamil.
"Apakah kamu yakin mau ke kantor seperti itu mil?" tanya Fitra.
"Yakin.." jawab Kamil.
"Coba lihat ke bawah." pinta Fitra.
"Astaghfirullahalazim, celanaku." Kamil melihat ke bawah dan ingin pergi tanpa celana.
"Haha.., papa lucu ya om Fitra, mau pergi ke kantor tanpa menggunakan celana hanya atasannya saja." Titah tertawa.
"Tidak apa, papa pergi ke kantor tidak menggunakan celana hmm.." kata Kamil yang pergi meninggalkan Fitra, Arya juga Titah.
"Haha.." Arya tertawa setelah Kamil pergi meninggalkan Arya, Fitra dan Titah di ruang keluarga.
"Iya ya haha, haha.." Fitra juga ikut tertawa.
"Sttss pah.." Arya memberi kode pada Titah dan ayahnya kalau Kamil akan kembali ke ruang keluarga.
"Sttss diam ya Titah." kata Fitra.
"Mang Asep cepat keluarkan celana dari garasi, eh maksudku mobil." kata Kamil yang salah ngomong karena malu.
"Haha.." Fitra, Arya dan Titah tertawa lagi.
"Lalu sekarang bagaimana apakah kamu tidak ikut ke Belanda?" tanya Fitra.
"Tetap jadi dong om, papa memberikan izinnya ataupun tidak memberikan izin padaku, saya tetap pergi ke Belanda." jawab Titah.
"Terus langkah selanjutnya apa?" tanya Arya.
"Oh iya kamu benar Arya, lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Fitra juga.
"Aha.." Titah mendapatkan ide.
"Ada yang bilang aha tuh pah.." kata Arya.
"Kamu benar Arya, oh ya Titah kira-kira idenya apa?"
"Jadi gini om, a." Titah menjelaskan idenya pada Fitra dan juga Arya.
Belanda
DI RUMAH TITAH
Di Kamar Titah..
"Besok ke rumah tante Rosa untuk acara pertunangan anaknya, Wulan." kata Titah.
"Sampurasun, den geulis." sambung Cengek.
"Muhun ngek, aya naon?" tanya Titah.
"Aya nu pilari." jawab Cengek.
"Saha nu pilari?"
"Rerencangan na."
"Oh muhun, sakedap deiu abdi lungsur ka handap nya."
"Oh muhun den geulis, sampurasun."
"Muhun ngek.." seru Titah.
Di Ruang Tamu..
"Jig di ngaleuet den kasep jeung den geulis." kata Cengek.
"What does it mean I don't understand, which language do you use?" tanya Wulan.
"Wulan.."
"Yes Titah.."
"Sit first, who is it?" tanya Titah.
"It's a candidate husband." jawab Wulan.
"Oh.." seru Titah.
"Yeah you when?" tanya Wulan.
"When is what?" tanya Titah juga.
"Married?"
"Married.."
"Yeah when are you married?"
"Antime I will get married, still wants a career first after that think of a marriage."
"From college until now, the answer is always so, if I ask when to get married, your hmm.." keluh Wulan.
"Amit, tedha apunten cah ayu.." kata Paijo.
"Inggih lik enten menapa?" tanya Titah.
"Enten ingkang pados ing njawi." jawab Paijo.
"Sinten lik jo?"
"Mboten mangertos, bokmenawi kanca ne cah ayu."
"Oh so yes I've been forward first yes Wulan." kata Titah.
"Yes tah.." sambung Wulan.
Di Depan Rumah Titah..
"Pundi lik?" tanya Titah.
"Ing ngrika cah ayu." jawab Paijo.
"Oh ing ngrika." seru Titah.
"Really not yes this is the house miss Titah?" tanya pak Billy.
"Excuse sir.."
"Yes.."
"Sorry Mr. wants to meet who is it?" tanya Titah.
"I want to meet Miss Titah, whether..?" tanya pak Billy juga.
"Yes is right and my own Titah, are you looking for me?" tanya Titah lagi.
"I.." jawab pak Billy yang terpotong oleh Titah.
"Sorry formerly we'd better talk about inside." kata Titah yang memotong pembicaraan pak Billy.
"OK.." seru pak Billy.
Di Ruang Tamu Lagi..
"Please sir, sorry Wulan, I also have guests, I ask you to wait for a while, just after that I and you talk again." kata Titah.
"Okay, no problem, relaxing.." sambung Wulan.
"Okay, thank you for your understanding."
"Good sir, please.."
"Good Miss, so like this miss.." pak Billy menjelaskan kalau Titah harus sudah sampai di City Camping Rotterdam.
"Okay, well, what time should I be there?" tanya Titah.
"At half past five Morning Miss." jawab pak Billy.
"OK.." seru Titah.
"Alright, then I excuse me to go home and then come back to City Camping Rotterdam."
"Good sir, let me take it."
"Thank you for the time for Miss.."
"Yes, you're welcome, Mr. Billy."
Titah melanjutkan kembali mengobrol dengan Wulan dan calon suami Wulan, keesokan harinya Titah sudah bersiap untuk pergi mengajar di City Camping Rotterdam.
----
Indonesia
DI RUMAH FITRA
Di Ruang Tengah..
"Ini telepon rumah, sekarang kamu telepon papamu katakan kalau kamu akan terbang ke Belanda sekarang bersama om dan Arya, setelah itu tutup teleponnya biar papamu tidak ngomel Titah, paham?" tanya Fitra.
"I understand uncle." jawab Titah.
"Good if you quickly call your father right now." pinta Fitra.
"Okay, already and we wait to lift." kata Titah patuh.
**
[Resepsionis Kantor Kamil : Assalamu'alaikum, selamat pagi ada yang bisa saya bantu?]
[Titah : Wa'alaikumussalam, bisa berbicara dengan papa.]
[Resepsionis Kantor Kamil : Ha.. Papa?]
**
Masih Di Ruang Tengah..
"Haduh Titah, Titah, sebut namanya kamu pikir papamu aktor atau penyanyi terkenal apa, ayo bicara lagi." keluh Fitra.
"Uppss.. I'm sorry uncle, oke.." kata Titah patuh.
**
[Resepsionis Kantor Kamil : Halo..]
[Titah : Iya Halo, sorry maksudku bisa saya berbicara dengan tuan Hafidz Kamil Syaigha?]
[Resepsionis Kantor Kamil : Oke baik akan segera saya sambungkan, maaf dengan siapa saya berbicara?]
[Titah : Titah..]
[Resepsionis Kantor Kamil : Oke mohon tunggu sebentar ya.]
[Titah : Baik..]
**
Masih Di Ruang Tengah..
"Di suruh tunggu sebentar katanya om." kata Titah.
"Ya sudah kalau begitu kita tunggu saja." sambung Fitra.
"Oke.."
Belanda
DI RUMAH TITAH
Di Depan Rumah Titah..
"Tolong masukan ke dalam mobil ya." pinta Titah.
"Inggih cah ayu." kata Paijo patuh.
"Ih si joun kemana sih di teleponin ke rumahnya gak diangkat, ke hpnya apalagi, telepon ke kantornya, mahal sih telepon dari Belanda ke Indonesia, tapi bodo amat deh daripada gak saya tunggu kabar dari dia kapan sampai ke Belanda." keluh Titah.