"Bu! Sudah Cia katakan, Cia tidak mau..!!" Ciara merengek. Membayangkan semua hal terjadi, walau dalam benaknya, ia sudah bergidik ngeri.
"Nak, dengari ibumu ini dulu sayang... " bujuk Kaisa, ibu Ciara. Wanita paruh baya itu memegang bahu anaknya, membuat kepala Ciara menghadap kearahnya, hingga secara tidak langsung, Ciara harus menatap mata sang ibu.
"Ibu sudah tua nak. Dan kamu tahu 'kan, kamu juga sudah dewasa. Usia 26 tahun itu sudah dipertanyakan lho bagaimana jodohnya," ucap Ibu lembut. Memberi pengertian pada Ciara akan keinginan untuk menikahkan putri bungsunya ini dengan seorang pria teman ibunya.
"Tetap bu! Cia tidak mauuu!" Cia melipat tangan di dada. Pandangan mengarah kearah lain. "Jodoh Cia masih ditengah jalan. Jangan ganggu Cia -ah bu!" Cia berjalan. Gadis manja dan sukanya adalah melakukan kehendaknya itu bahkan tidak memperdulikan keberadaan ibunya, yang sedaritadi menyerukan namanya.
"Cia...Cia!"
"Sudahlah bu! Cia cape! Habis kerja tadi, langsung ibu tanyakan soal nikah, nikah dan nikah!" cibir Cia menoleh sedikit kebelakang.
***
Cia membaringkan diri di ranjang. Masih memakai pakaian kantor, langsung memejamkan mata.
Calia adalah gadis cantik dengan tubuh langsing, dan lingkar dada cukup besar untuk membuat para lelaki berhasrat hanya melihatnya.
Terutama ketika Cia adalah tripikal gadis dingin dan cuek. Membuat banyak laki-laki menganggap dia pantas untuk memperjuangkan. Bahkan ada yang rela, mengorbankan hidup dan matinya demi Cia.
Seperti Daniel. Pria mapan dengan sejuta pesona, membuat jutaan wanita dari seluruh penjuru dunia mengejarnya. Namun hanya satu orang yang disukainya. Yaitu Cia.
Namun Dia sudah tiada. Meninggal karena Cia. Sangkin cintanya Daniel pada Cia, Daniel mempertaruhkan hidupnya, menjatuhkan diri dari apartemen miliknya yang berlantai enam puluh dua itu.