*******
Seorang pria Dengan menggunakan pakaian serba hitam terlihat membuntuti seorang remaja kecil yang tengah berjalan di sebuah lorong rumah sakit.
" Ya tuan,, saat ini saya tengah mengikuti seorang gadis, sepertinya dia adalah anak dari rekan kerja anda dulu " bisiknya pelan kepada seseorang yang bicara dengannya melalui telfon
" Coba kau periksa lebih baik " jawab pria yang suaranya terdengar samar dalam telfon saat itu
" Baik tuan saya akan mencoba menyelidikinya lebih lanjut "
Claire Merasa ada seseorang yang sedari tadi membuntutinya.Dia mulai mempercepat langkah kakinya sampai azlan tiba tiba muncul di hadapannya dengan memakai kursi roda. Dan saat melihat azlan bersama claire lelaki yang menutupi identitasnya itu segera pergi.
" Hei ada apa ? kenapa kau terlihat begitu buru buru ? " tanya azlan
" Astaga,, kau ini membuatku kaget saja ! "
" Kenapa kau tiba tiba muncul di hadapanku ? " sahut claire
" Kau ini, bukanya menjawab pertanyaanku malah balik bertanya " gumam azlan
" Itu,, sepertinya seseorang sedang mengikutiku, aku hanya merasa sedikit khawatir saja itulah kenapa aku berjalan sangat cepat " terang claire terus memperhatikan sekitarnya
" Heh,, siapa orang bodoh yang mau menguntitmu, kurang kerjaan sekali dia " ledek azlan sambil mendorong kursi rodanya
" Kau ini,, percuma aku bicara dengan orang sepertimu.Kau sangat menjengkelkan " gumam claire kesal
Claire menyadari bahwa hari semakin petang, cahaya matahari mulai meredup dan biasan senja berwarna jingga memantul ke langit. Sore yang begitu indah. Claire berencana pergi meninggalkan azlan yang saat itu masih mondar mandir di dekatnya dengan megendarai kursi roda.
" Eitss,, Kau mau kemana ? " tahan azlan
" Apa aku harus menjawab pertanyaanmu yang tidak berbobot itu ? " jelas claire
" Ohh tidak berbobot ya,, jadi kau ini ternyata memang pembohong yang handal sekaligus manusia yang suka mengingkari janji ya " ujar azlan
" Maksudnya ? menatap azlan dengan kesal
" Hei kau ,, bicaralah yang jelas denganku. Aku sangat membenci orang orang yang berbicara dengan kata kiasan sepertimu itu " tutur claire tegas
" Baiklah akan kuingatkan kau mengenai janjimu pagi tadi di depan kakakku. Apa kau lupa atau pura pura lupa saja " terangnya kembali
" Ohh,, Itu tentu saja aku tidak lupa " jawab claire
" Kalau begitu permintaan pertamaku kau harus menemaniku sore ini. Aku ingin naik ke balkon rumh sakit ini " ujar azlan dengan santai
" Apa,, kau ini sudah gila ya. Aku tidak tau sama sekali dengan rumah sakit ini. Kenapa kau harus pergi kesana ? " ujar claire merasa keberatan
Akhirnya mereka sampai di balkon rumah sakit yang terletak dibagian paling atas lantai rumah sakit. Claire merasa lelah karna sudah mendorong azlan yang tengah duduk santai di atas kursi rodanya sampai ke balkon. Sebelumnya claire keberatan untuk mengikuti permintaan azlan yang memintabuntuk menemaninya naik sampai ke balko. Claire sedikit keberatan karena dia juga tidak tahu dengan jelas bagian bagian rumah sakit yang terbilang lumayan besar itu. Tapi azlan mengatakan kepadanya untuk mendengarkan perkataannya saja, dan merekapun sampai di balkon sesuai permintaan azlan sebelumnya.
" Hufftt ternyata sangat jauh " ujar claire berbicara sendiri sambil menepis keringat yang mengalir di sela topi yang sedang di pakainya
" Baru sigini saja kau sudah loyo begitu,, dasar cewek lemah " ujar azlan sambil mendorong kursi rodanya ke pinggir balkon yang terbuat dari kaca tebal.
" Apa katamu,, ? " unar claire tiba tiba terpana melihat sesuatu
Ternyata claire baru menyadari betapa indahnya pemandangan yang ada di hadapannya saat ini. Dia bisa melihat tatanan bangunan di kota cilli yang memiliki gedung gedung tinggi dan pemandangan langitnya yang begitu indah di sore hari. Melihat claire yang begitu senang dengan pemandangan yang saat ini ada di depan matanya, azlan justru terlena menatap tingkah claire yang saat itu berlari ke dinding balkon dan memanjat tembok layaknya seorang gadis kecil yang diberi mainan.
" Wahhhh,,, Indah sekali pemandangannya " jeritnya terlihat begitu senang
Claire mengangkat kedua tangannya dan membentangkannya sambil menatap ke langit. Dia tidak menyadari bahwa papan tempat dia berpijak sekarang sudah rapuh dan secara kebetulan azlan menyadari bahwa claire akan terjatuh dan dengan cepat dia mendorong kursi rodanya ke arah claire dan
Bruuk,,,,,,,,,,,
" Aaaa,,,, " jerit claire saat tubuhnya terhempas ke belakang
Claire mengira dirinya sudah jatuh ke lantai, tapi azlan bergerak dengan cepat sehingga berhasil menangkap tubuh claire yang hampir terjatuh dan menarik ke pangkuannya. Beberapa saat claire terdiam dan perlahan membuka mata ternyata azlan tengah memandanginya. Dia merasa sangat malu atas tindakannya itu, dan segera beranjak dari pangkuan azlan.
" Kau,, mengapa kau menatapku dengan tatapan mesum seperti itu ? " ujar claire dengan pipi yang tampak kemerahan saat itu
" Apa tatapan mesum ? "
" Kau ini selalu menganggap remeh orang ya, sudah syukur aku menolongmu tepat waktu. Kalau tidak pasti kau sudah terjatuh ke lantai, bayangkan betapa memalukannya itu " terang azlan terus melihat ke arah claire yang tampak salah tingkah
" Terserah kau saja mau bilang apa, aku sedang malas berdebat denganmu " jawab claire
Dan tiba tiba ponsek yang ada di kantong jacket milik claire berdering..
Drrtt,,drrrtt,,,,,,Drrtt,,drrtt,,,,,
Claire segera mengambil ponselnya dan menjawab panggilan masuk dari seseorang yang menggunakan nomor baru.
" Hallo,,, "
" Hei,,, Hallo claire ini aku kenzo... "
" Oh,, ka kenzo ada perlu apa menelfonku ? "
" Apa kau dirumah saat ini ? bagaimana kondisi kakimu saat ini , apa sudah merasa lebih baik ? " ujar kenzo
" Hmmm aku sekarang ada di kota cilli ka, mamaku sedang sakit dan di rawat di salah satu rumah sakit yang ada disini "
" Kenapa ? " tanya claire
" Oh... Jadi sekarang kau sedang bersama keluargamu, syukurlah kalau begitu.. Semoga mamamu lekas sembuh ya " ujar kenzo
" Tapi,, ada perlu apa kau menelfonku ? " tanya claire sekali lagi
" Tidak,, aku hanya ingin memastikan kau sudah lebih baik. Itu saja,, Sudah dulu ya claire aku tutup telfonnya. Byee ! " ujar kenzo mengakhiri panggilannya
*********
Disisi lain kenzo bergegas mengemasi barangnya setelah mengakhiri pembicaraannya dengan claire di telfon tadi. Kenzo yang sebelumnya mendapat kabar dari orangtuanya tentang kecelakaan yang menimpa sepupunya azlan , sekarang tengah bersiap untuk pergi ke tempat dimana azlan dirawat .
" Ma,, paa,, sudah siap belum ? " tanya kenzo sambil berterik dari ruang tamu
" Iya sayang mama udah ni,, " jawab bu laras yang sudah terlihat rapi keluar dari kamarnya.
" Papa dimana ma ? " tanya kenzo
" Kamu coba lihat di bagasi mobil, paling lagi bingung mau bawa mobil yang mana,, ehehe " jawab bu laras
" Kalau gitu ayo sekalian aja kita kesana ma, biar ken yang bawain barang mama " ujar kenzo sambil berjalan ke arah bagasi mobil milik mereka.
" Telfon dari pacarmu ? " tanya azlan
" Apa ? kau ini apa memang kebiasaanmu bicara tanpa berfikir ya ? " ujar claire
" Ha,, apalagi salahku kali ini ? " ujar azlan heran
" Aku tidak punya pacar dan aku tidak perlu pacar atau apapun itu namanya " ujar claire
" Ooo,, apa kau belum pernah pacaran sama sekali ? " tanya azlan lagi
" Tidak,, aku tidak butuh dan aku tidak suka dengan hal hal semacam itu " terang claire
" Baiklah,, anggap saja dia teman yang peduli padamu. Lalu apa yang kau lakukan waktu itu di sma Leondefor ? kau ingin melanjutkan sekolah di sana ? " tanya azlan mengubah topik pembicaraan mereka
Mereka melewati senja yang indah itu sampai dilangit mulai bermunculan bintang. Lalu mereka bergegas turun dari balkon. Claire mengantar azlan sampai ke kamarnya, setelah itu dia kembali keruangan tempat mamanya dirawat. Claire anak perempuan yang sangat mencintai keluarganya, dia mengurus mamanya yang sedang sakit dengan sangat baik. Setelah selesai mempersiapkan segala kebutuhan mamanya mulai dari pakaian ganti hingga makanan dan buah buahan sudah di persiapkannya di atas meja. Claire sudah terbiasa mandiri sejak papanya jatuh bangkrut.
Keesokkan paginya, claire bersiap pergi membeli sarapan untuk papanya dan zio. Pak glen menemani claire membeli sarapan pagi ini. Namun sepertinya pria yang sama yang mengikuti claire kemarin kembali mengikuti mereka. Bahkan, pria itu sempat mengambil beberapa gambar cliare dan pak glen saat berdiri menunggu antrian di kantin rumah sakit.
" Halo tuan,, saya sudah mendapatkan beberapa foto orang dengan ciri ciri yang tuan sebutkan sebelumnya " ujarnya menelfon dibalik pohon besar yang ada di lapangan dekat kantin.
" Baiklah,, Coba kau kirimkan gambarnya padaku. Semoga saja dugaanku tidak salah " jawab pria yang bicara di telfon itu
" Siap tuan,,aku akan mengirimnya segera " ujarnya segera mengakhiri obrolan
Beberap menit setelah itu ponsel yang terletak di atas meja kantornya berdering.
Dringg,,,Dringg,,,
Pria yang wajahnya masih tampak samar itu segera membuka kunci ponselnya dan langsung memeriksa pesan masuk yang berisi beberapa foto pak glen dan claire di dalamnya.
" Ternyata benar dugaanku,, mereka terlihat baik baik saja. Tapi apa yang mereka lakukan di rumah sakit ini ? " ujarnya terus memandangi foto yang ada di dalam ponselnya itu.
* By me : Sandrassi~*