Chapter 17 - Part 16.

Zea menuruni tangga ke lantai satu untuk menemui ke tiga anaknya, tentu dengan penampilan Pria. Rambutnya yang biasa panjang sekarang pendek karena ia memakai wind dengan warna yang sama dengan rambutnya. Kemudian Zea juga memakain lensa mata berwarna silver agar teman-teman Orion tidak mengetahui kalau ia adalah adik Orion karena keturunan keluarga Wezlyn memiliki warna mata biru Saphire.

Selama melangkah tak henti-hentinya Zea mendengar panggilan 'Tuan Muda' untuknya sampai ia sampai di meja makan dimana disana duduk seluruh sahabatnya yang tidak memakai samaran sedikitpun dan keluarga Inti Wezlyn. Selain ketiga anaknya di sana juga terdapat dua bocah laki-laki yang merupakan anak dari Kakaknya dengan Istrinya. Bianca Wezlyn.

Putra pertama Orion dan Bianca bernama Oldrion Wezlyn, usianya sama seprti si Triples yaitu 3 tahun. Sedangkan putra keduanya bernama Balfron Wezlyn, ia berusia 2 tahun. Rio dan Ron sangatlah berbakat seperti Ayah mereka tentu dengan ketampanan yang menurun.

Mengetahui keberadaan Zea, spontan membuat ketiga anaknya yang sedang makan sambil sesekali tertawa saat Rio berbicara langsung menoleh ke arah Zea.

"Momm-Da-Daddy... "

Zea terkekeh mendengar ketiga anaknya berusaha memanggilnya dengan panghilan Daddy, padahal meski berpenampilan pria Zea tetap cantik karena itu ketiganya sering melupakan panggilan itu.

"Uncel, Kapan Mom bisa berpenampilan seperti sebelummya? Penampilan ini tak cocok untuk Mom yang sangat Cantik... " Keluh Nico sambil terus menyuapi makanannya ke mulut.

Zea yang mengambil kusri di samping Sean pun kembali terkekeh mendengar ucapan putra keduannya itu. "Is Okey, Nic. Mom tak masalah. Sebaliknya Mom jadi senang karena bisa menyamar menjadi pria. Disini pakaian pria dan wanita berbeda. Prianya lebih muda di pakai sedangkan Wanitanya... Hah... Mom kesulitan"

Zea jadi ingat saat ia membantu putrinya berpakaian dan juga Si Reila. Sungguh! Itu sangat sulit. Untung saja pakaian pria disini hanya berupa Kejama putih berlengan panjang yang berkain tebal dan celana kain berwarna hitam. Zea memaki itu tanpa setelan atau tambahan apapun.

Untuk Dadanya Zea sudah menggunakan korset dan kain agar tidak terlalu menonjol lalu ia juga menambahkan sedikit kampas di bahunya agar terlihat lebar. Sungguh... Zea sangat berusaha dalam penampilan agar tidak terjadi kesalana nantinya. Good Job Zea... ^°^

Setelah sarapan Zea dan kelima bocah itu pergi ke taman bunga yang kata Orion adalah Taman bungan milik Ibunya, Bella.

Taman bungan yang sangat cantik! Sesampai disana para bocah-bocah mulai berpencar bermain petak umpet. Sedangkan Zea hanya mengamatinya di gasebo berdesain kuno dengan sedikit sentuhan elegan berwarna putih. Melihat Zea duduk disana salah satu pelayan berinisiatif membawakan Zea cemilan dan teh Appel tanpa mengatakan pada Zea.

Zea yang mendapatkan setoples cemilan Asin dan sepikiring biskuit coklat di tambah teh yang memiliki rasa dan bau Appel dengan gembira menikmatinya dan menghiraukan tatatapan yang sedari tadi terarah padanya. Tatapan tajam yang terlihat bingung, penasaran dan aneh.

*****

Jacob atau Jake, baru saja menginjakan kakinya di RedMoon Pack. Ia yang sudah penasaran dengan sosok yang di bawa oleh Orion pun nekat pergi dengan alasan perkerjaan.

Sesampai di Kastil RedMoon Pack ia mencium bau mawar yang sangat wangi bercampur dengan bauh teh dan Appel. Tanpa sadar kakinya menuntunnya ke arah Taman Luna Bella dan meninggalkan Lucas yang mungkin heran dan gelisah karena ia pergi tanpa satu katapun.

Setelah merasa bau itu sudah sangat dekat Jake berhenti saat tatapannya menemukan seorang pria berwajah cantik? Sedang duduk menikmati teh dan cemilan dengan anggun.

Seperti wanita. Batinnya saat fokus memandang wajah pria itu.

Perut Jake berbunyi pelan, sangat pelan malahan tapi membuat pria itu tertarik mencari asal bunyi itu. Sampai tatapannya dan Jake bertemu.

Deg.

Jantunh Jake berdetak tak wajar saat melihat senyum matahari pria itu. C'Mon Jake... suruh jantungmu jangan berdetak seperti orang yang jatuh cinta dengan lawan jenis. Luc terbahak-bahak saat mendengar kata hati humannya saat melihat senyum pria itu.

'Jake hampiri ia' Usul Luc.

Jake menggerutkan kening. 'Untuk?'

Hah... Luc menghela nafas berat mendengar ucapan Jake. Entah kenapa mahluk yang terkenal jenius itu menjadi bodoh sekarang. Batinnya.

Jake yang tentu mendengar pikiran Luc pun mengumpati Wolf kurang ajar itu. 'Shit!!'

'Katakan saja jangan bertele-tele dan membuang waktu anjing hitam' Kesal Jake.

'Ck, Makan. Kau dengarkan perut kita berbunyi dan didepan sana ada makanan dekati si Pria itu untuk makanannya. Kau ajak ia berbicara basa-basi sambil makan. Setelah selesai, kau pura-pura ada urusan penting untuk pergi darinya. Mengerti?'

'Kenapa jadi kau yang memerintahkanku? Iya, akan aku lakukan. Semua demi makan'

Jake mulai melangkah dan berhenti di depan pria itu. Dari dekat Jake semakin dapat melihat kalau pria itu bukan hanya cantik. Tapi SANGAT cantik! Seperti Seorang Dewa saja.

"Permisih" Ucap Jake dalam mode datar on.

Pria cantik itu mendongak, hanya mendongak tanpa menguncapkan sepatah katapun. "Bolehkan...?" Tanya Jake sambil menatap kursi di depan Pria itu. Tatapannya sempat terarah ke cemilan di meja. WOW! Banyak...

Pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Jake pun duduk dalam diam sambil menatap ke arah pandangan pria itu. Jake melihat lima bocah, 4 laki-laki dan 1 perempun. Kemudian tatapannya kembali menatap pria di depannya itu yang sedang menyenduh tehnya.

Pria itu mengangkat tangannya dan setelah itu datang seorang pelayan. Seakan paham alasan ia di panggil Pelayan itu menyajikan teh di cangkir kosong yang ada di meja itu dan menyerahkan pada Jake dengan sopan.

Pelayanan yang sempurna.

Saat sedang menyeduh teh yang begitu pas dengan lidahnya, Jake mendengar teriakan seoranh gadis kecil. Dan saat ia menoleh ke arah ke lima bocah itu, salah satu dari ke 5-nya, yaitu si perempuan berlari tergesa-gesa dengan air mata ke arah mereka.

"Mo-Daddy... " Meskipun samar Jake mendengar gadis kecil itu meralat panggilannya. Mo? Apa itu Mo?

*****