Pagi itu, setelah selesai mengurus jual beli rumah dan juga mengupah orang untuk membersihkan rumah yang di belinya Bagus menyempatkan diri ke makam. Dia ingin berziarah ke makam Darmawan. Semua informasi tentang Darmawan tentu saja dia dapatkan dari Hans.
Bagus membeli seikat melati untuk di simpan di pusara Darmawan. Seorang penjaga makam mengantarkannya sampai di makam Darmawan. Makam itu tampak bersih. Pasti ada orang yang merawat dan membersihkannya. Bagus meletakkan bunga itu di atas tanah makam Darmawan. Ia pun tak kuasa menahan air matanya.
"Mas, aku datang mas. Maafkan aku mas, akulah yang sudah membuat hidup mas susah. Mas kehilangan harta benda, gara- gara ulahku mas, ampuni aku mas. Aku tidak tau bagaimana aku harus menebus segala dosa dan kesalahan yang telah aku perbuat. Sampeyan itu orang baik mas, tapi gara-gara ulahku harus berakhir seperti ini. Maafkan aku, mas...."