Kadita baru saja membaringkan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah, hari ini ia bertanggung jawab untuk dua operasi. Kadita merasa rindu pada kedua putranya. Terlebih kepada almarhum suaminya. Mbok Suti sedang memijat kaki Kadita.
"Cape banget ya bu?" Tanya Mbok Suti.
"Saya cape pikiran dan cape hati, mbok. Rasanya apa yang saya harapkan dan mimpikan dulu hilang sudah. Kedua putra saya meninggalkan saya. Theo entah di mana. Galang ,memilih melanjutkan pendidikan. Saya tu kepengeen banget mbok, punya menantu, punya cucu. Aku ini sudah tambah tua mbok."
"Ealaaaah buuu....ibu ini masih muda. Baru usia berapa."
Tok...tok...tok
Tiba-tiba saja pintu di ketuk. Kadita membetulkan posisi duduknya. Sementara mbok Suti bergegas membukakan pintu.
"Ealaaah, pak komandan. Ya Allah, den bagus? Walaah, si mbok pangling den..."