Pagi itu seperti biasa, Darmawan sedang sarapan sebelum ia berangkat ke kantornya. Paramitha pun hendak bersiap untuk mengunjungi panti bersama Oktavius. Namun, tiba- tiba, asisten rumah tangga mereka berlari masuk dengan wajah pucat.
"P- pak, bu...ada polisi di luar."
Paramitha dan Darmawan saling pandang. Ada perasaan tidak enak menjalari mereka. Terlebih Paramitha, ia merasa begitu takut sekali. Namun mereka pun segera beranjak keluar.
"Selamat pagi, bapak Darmawan Adhitama. Kami dari Polda membawa surat penangkapan untuk bapak. Atas tuduhan kepemilikan pabrik pembuatan shabu- shabu dan dalang di balik penjebakan yang telah menewaskan 19 orang anggota kami."
Darmawan langsung mengerutkan dahinya.
"Shabu? Narkoba? Jebakan? Saya tidak mengerti maksud bapak. Saya ini pengusaha pak, dan saya bukan seorang pemilik pabrik narkoba. Silahkan tanyakan pada anak dan istri saya," kata Darmawan.