Sonia menatap Naldi yang duduk di hadapannya dengan tenang. Ia merasa begitu berdosa. Selama ini, sikap Naldi tidak pernah kasar kepadanya. Bahkan apa yang ia minta sedapat mungkin selalu di penuhi oleh Naldi. Seharusnya, ia tidak mengikuti apa yang ibunya perintahkan. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
"Kau masih mau menjenguk aku di sini, mas?" Tanya Sonia lirih. Naldi hanya tersenyum.
"Kau masih istriku."
"Kenapa kau tidak menceraikan aku saja? Bahkan kau malah mencabut laporanmu. Kamu cabut pun aku tetap akan menjalani persidangan dan menanti hukuman." Kata Sonia terbata- bata.