Sore itu, Naldi memutuskan untuk menjalankan ibadah salat maghrib di Musala dekat rumahnya. Entah sudah berapa lama ia tidak menginjakkan kakinya ke sana untuk menjalankan ibadah.
Rupanya Salat baru saja di mulai. Naldi pun bergegas untuk mengikuti yang lain.
Setelah selesai Salat. Naldi masih duduk bersimpuh. Dia memanjatkan doa- doa yang selama ini hampir tidak pernah ia ucapkan. Naldi masih di sana sampai pada waktu salat Isya. Dan setelah selesai pun Naldi masih tetap diam di tempatnya. Ia menangis dan mencurahkan isi hatinya di hadapan sang pencipta.
Tiba- tiba ia merasakan bahunya di tepuk perlahan. Naldi menoleh, dan ia mendapati senyuman yang begitu arif dan meneduhkan. Ia mengenalinya, beliau adalah ustaz Darda. Beliau adalah kawan dekat almarhum ayahnya.
Naldi pun meraih tangan Ustaz Darda dan mencium punggung tangannya .
"Sudah lama tidak keliatan ke Musala, Dy?"
"Iya, Kang...."