Chereads / Perawan Cinta / Chapter 23 - BAB 23. CINTA DAN RAHASIA

Chapter 23 - BAB 23. CINTA DAN RAHASIA

( PERAWAN CINTA)

Ternyata bukan aku saja yang terkejut saat bersalaman dan bertemu di rumah barunya mas Valir yang dekat dengan rumah Thamus. Mungkin miya dan Valir juga merasakan Hal yang tidak terduga terjadi pada kami. Dengan berat hati aku masuk ke rumahnya mas Valir. Meski aku tahu banyak tanda tanya dalam diri mas Valir dan mbak Miya.

" Istri udh hamil berapa bulan?!" tanya mba miya ketus.

" Udah delapan bulan jalan sembilan bulan" ujar Thamus sambil tersenyum.

" Suka mabok enggak tuh pas hamil?!" tanya mas Valir.

" Enggak kok. Alhamdulillah Dede bayi dalam kandungan nya sehat dan enggak ngerepotin ibu dan ayahnya" ujar Thamus menjelaskan.

" Wah hebat sekali. Terus jenis kelaminnya apa?!" tanya mas Valir penasaran.

" Kemarin baru USG kata dokternya laki-laki. Wah enak ya kalian udah dapat sepasang. Aku jadi pengen anak lagi" ujar Thamus bercanda.

" Ya kalo pengen anak lagi mah wajar. Yang enggak wajar itu pengen suami orang" ujar miya menyindirku.

Obrolan berlanjut hingga makan malam bersama. Namun hatiku merasa kurang nyaman berada di antara mas Valir dan mba miya. Tapi aku paksa untuk bersikap ramah karena aku tak mau membuat malu mas Thamus.

" Kok kalian bisa kenal?! Gimana ceritanya?!" tanya miya penasaran.

" Owh cerita nya kamu penasaran ya. Aku dan Lolita dulu pernah kuliah bareng di kampus yang sama tapi beda jurusan. Dan dia dulu mantan pacar aku di kampus. Setelah lulus kuliah kami putus. Dan di pertemukan kembali saat di Jakarta ketika ibunya sakit di rawat di rumah sakit tempat aku bekerja. Dan jodohnya ternyata ayahku dan ayahnya Lolita telah bersahabat baik." ujar Thamus menjelaskan.

" Kalian udah lama tinggal disini?! " tanya mas Valir.

" Baru beberapa bulan setelah menikah langsung pindah sini" ujar Thamus.

" Kok istrinya diem aja. Sakit gigi atau sariawan" tanya mas Valir.

" Enggak kok. Kalo boleh tahu dimana ya toilet nya?!" tanyaku yang kebelet buang air kecil.

" Mari saya antarkan" ujar mas Valir mengantarkan aku ke toilet rumahnya.

Dan setelah selesai dari toilet. Ternyata mas Valir telah menunggu aku di depan toilet.

" Kamu kok bisa ada disini?!" tanya mas Valir.

" Aku dan mas Thamus udah nikah. Dan kami telah menempati rumah daerah sini sebelum mas Valir dan mba Miya pindah kesini" Ujarku sambil bergegas pergi.

Saat aku hendak pergi. Seketika mas Valir menarik tanganku dan memaksa aku untuk berbicara dengannya di dalam kamarnya.

" Aku kangen banget sama kamu. Dan kamu kemana aja?! Tak pernah ada kabar?!" ujar mas Valir sambil memeluk erat tubuhku.

" Please mas!! Jangan seperti ini. Aku sudah bersuami dan kita sudah punya kehidupan masing-masing" Ujarku yang mencoba melepaskan tangannya.

" Maafkan aku udah bikin kamu sakit hati. Dan aku masih mencintaimu sampai saat ini" ujar mas Valir yang sekali lagi berusaha untuk mencium ku.

Dan saat itu juga datanglah miya dan Thamus memergoki kami sedang berada di kamar.

" Owh jadi tadi ijin ke toilet cuma modus ya biar kalian bisa balikan lagi" teriak miya dengan wajah marah.

" Bukan. Kalian salah paham!! Aku tak seperti yang kalian liat!! Kamu percaya aku kan mas Thamus!!" Ujarku bersedih.

" Balikan?!! Maksudnya apa ya?!" tanya Thamus.

" Owh iya. Aku pikir kamu paham dengan maksud dan omongan aku tadi. Aku kasih tahu ya. Dulu mereka sepasang kekasih yang bermain di belakang aku. Istri sah kamu yang sedang mengandung berselingkuh dengan suamiku bahkan sampai berhubungan intim. Aku menyaksikan sendiri mereka berhubungan intim di rumah bibi Imah saat bibi Imah telah meninggal" ujar miya emosi.

" Ah masa?! Yang bener?! Dia dulu emang pergi ke malang katanya mantan asisten rumah tangga nya meninggal. " ujar Thamus terkejut.

" Makanya aku heran sama kamu. Baru nikah sama dia tapi kok udah hamil mau jalan sembilan bulan?!" ujar miya marah.

" Aku memang sebelum nikah udah ngelakuin hubungan intim sama istri aku jadi wajarlah kalo sekarang sudah kandungan jalan sembilan bulan" ujar Thamus membela.

" Lah kamu enggak curiga?!! Itu anak kamu atau anak dari mas Valir?!" ujar miya menyindirku.

" Sudah cukup kamu mempermalukan Lolita di depan suaminya!! Semua sudah berlalu!! Dan aku sudah tidak ada hubungan lagi sama Lolita!!" ujar mas Valir membelaku.

Dan keributan makin panas. Dan hatiku makin meledak mendengarkan semua ocehan dan makian dari mba Miya. Yang menyebabkan aku makin tidak tahan lagi. Akhirnya aku berbicara sesuai faktanya.

" Sebelumnya aku minta maaf kepada mba miya,mas Valir dan mas Thamus. Kalo karena aku jadi bikin keributan disini. Maafkan aku mas Thamus atas segala kebohongan aku selama ini. Semua yang di katakan mba miya benar adanya. Aku pernah berselingkuh dengan mas Valir hingga berhubungan intim dengannya" Ujarku sambil menangis.

" Tuh lihat kan?! Istri kamu mengaku juga!!. Akhirnya dia buka topeng sekarang. Dan dia mengakui telah membohongi kamu selama ini. Aku berkata sesungguhnya tanpa ada yang aku tutupi" ujar mba Miya menyindir diriku.

" Kok kamu tega banget si sayang?!" ujar Thamus marah.

" Maafkan aku. Aku bingung saat itu tak tahu harus cerita ke kamu. Dan kalo aku cerita sama kamu pasti bakalan ifill sama aku. Atau mungkin bakalan pergi ninggalin aku!! Semenjak sudah kepergok mba miya sampai saat ini aku sama sekali tidak berkomunikasi lagi sama mas Valir. Baru di rumah ini aku ketemu lagi dengan mba Miya dan mas valir. Tolong percaya aku!!" Ujarku menagis.

" Kamu beneran jahat??!!!" ujar mas Valir yang menarik tangan miya menuju kamar di atas.

Aku dan Thamus pun di tinggalkan berdua di kamar. Dan aku masih menangis sambil memegangi perut aku agar bayi di dalam kandungan aku tidak merasa sedih dan stress.

" Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Kamu harus terus terang sama aku. Itu anak di dalam kandungan kamu. Anak siapa?!" tanya Thamus marah.

" Maafkan aku mas telah membohongi kamu selama ini. Bayi yang ada dalam kandungan aku anaknya mas Valir. Aku telah hamil sebelum kita melakukan hubungan intim bersama" Ujarku menangis.

" Astaghfirullah" ujar mas Thamus menangis.

Dan Thamus langsung pergi meninggalkan rumahnya mas Valir karena kecewa setelah ucapan terus terang aku terhadapnya yang telah membuat nya sakit hati dan kecewa karena telah membohongi nya selama ini. Dan aku pun juga pergi ke rumahnya mas Valir dengan rasa bersalah dan ketakutan dalam hati. Aku bergegas ke kamarnya Thamus dan berusaha memperbaiki keadaan yang telah terjadi.

" Kamu tidur di bawah aja!! Jangan disini!! Aku mau sendiri dahulu!!" ujar mas Thamus.

" Iya mas. Apapun keputusan kamu aku siap menerima nya" Ujarku sambil menangis dan kembali ke kamar di lantai bawah.

Dan aku menangis semalaman meratapi nasibku dan nasib bayi dalam kandungan aku. Karena ulah mas Valir dan Miya membuat aku dan Thamus jadi perang dingin.