Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

KARASU (crow)

🇮🇩Shi_i
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2k
Views
Synopsis
Aku mendengar suara kepakkan sayap yang menyedihkan .. Dia yang bertengger disana. Seakan memberi isyarat .. Kematian yang dekat
VIEW MORE

Chapter 1 - HAJIMATTA (prolog)

Rambut hitam panjang terlepas dari kaitan di telinganya, saat ia menunduk menatap kosong kalender di pangkuannya. Suara konstan mesin mesin khas rumah sakit seakan menjadi backsound adegan dramatis.

"sayangnya virus itu kebal dengan obat obat yang selama ini sagiri minum, saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Kita hanya bisa menunggu" suara dokter terngiang-ngiang dalam benak nya. Kini ia menyesal menguping pembicaraan walinya dengan sang dokter.

"dua bulan.." nafasnya berat. Hanya tersisa dua bulan hidupnya..

Hari berganti hari.. kalender sudah tidak lagi ada di meja atau di pangkuannya. Terlalu frustasi baginya melihat hari semakin berlipat menuju batas yang dokter perkirakan. Semakin lemah.. bahkan untuk menangis.

Sebelum semuanya menjadi semakin kelam. Ia melarikan diri. Mencabut selang infus di lengannya, melepas semua – yang entah apa namanya itu – yang menempel di seluruh tubuhnya, benda itu tersambung dengan mesin-mesin berisik di samping ranjangnya. Wajah pucatnya tak berekspresi bahkan ketika darah segar mengalir dari lengannya akibat selang infus. Entah tenaga dari mana, ia terhuyung huyung menuju lift. "pukul 2 malam" bisiknya pelan menilik ke arah dinding lorong di arah kanan, jam hitam besar bersanding disana dengan detik-detiknya yang tak bersuara.

Tanganya pelan menekan tombol di dinding lift, pintu lift terbuka dan tidak ada orang disana. Ya! Siapa yang akan turun dari lantai paling atas gedung ini? Hantu mungkin. Dari sini hanya satu lantai saja menuju lantai paling atas. Hanya beberapa detik dan pintu lift terbuka. Angin malam yang tak pernah ramah menerpa wajahnya. Tanpa alas kaki ia sempoyongan menyusuri ruang terbuka. Disana tidak ada apa-apa, hanya ada penampungan air besar dan pagar besi pembatas yang sudah berkarat. Lantainya basah akibat air hujan, sedikit demi sedikit ia mendekati pagar yang tingginya hanya satu meter, ia memanjatnya..

"apa yang kau inginkan?" suara itu.. pelan

Kakinya bergetar, hanya beberapa inci dari tepi gedung. Dari tempat ia berdiri terlihat lampu-lampu kendaraan yang berjajar seperti sungai cahaya. Didalamnya, berisikan manusia manusia lelah yang rindu akan alam mimpinya. Tapi kau tahu Tokyo tak penah tidur.

"apa yang kau inginkan?" suara itu lagi.. semakin jelas.

"apa yang kau inginkan?" dia menoleh mencari-cari sumber suara. Tak ada siapapun disana.. hantu? Ah.. dia tak lagi peduli, sebentar lagi mungkin dia akan jadi hantu.

"apa yang kau inginkan?" seperti semakin menuntut sebuah jawaban.

Ia merentangkan tangannya, seakan bersiap untuk terbang. Matanya tak lagi menatap kosong sungai cahaya yang menghipnotis. Terpejam erat menghindar dari kenyataan. Suara-suara semakin banyak berbisik di telinganya bertanya hal yang sama.

"aku ingin ... bahagia" bibirnya berbisik .. ia melompat.

Tidak ada lagi suara. Tidak ada lagi rasa dingin dari angin yang menerpa. Tidak ada apa apa..

***