Membosankan. Sungguh sangat Membosankan!! Benak Makoto menjerit. Ia mendorong tubuhnya menjauh dari depan layar komputer. Laporannya baru ia kerjakan separuhnya.
Biasanya sebagai guru, dia tak bisa hanya diam. Mengajarkan materi, menegur anak muridnya yang menggemaskan, saking menggemaskannya rasanya ingin sekali Makoto mencubit jantung mereka.
Belum lagi siswi-siswi yang sedang puber mulai tertarik padanya dan bersikap manja. Bahkan hingga membuat sebuah fans club di sekolahnya.
Meski sangat melelahkan meladeni para remaja yang ada saja tingkahnya itu. Tapi ia tak pernah merasa bosan. Banyak hal menyenangkan yang bisa ia bagi pada murid-muridnya itu. Begitu juga sebaliknya. Murid-muridnya selalu bisa memberikan keceriaan pada Makoto di beberapa jam bekerjanya. Setelahnya masih ada Takeda, si buntal yang sukanya membuat Makoto berpikir keras dan beberapa rekan guru lainnya yang sangat baik hati.