Diakhir penghujung musim semi, bunga - bunga mulai gugur. Kondisinya selalu seperti ini tetapi sang kaisar dari selatan masih berdiri kokoh diatas singgasana setelah menyelesaikan banyak perang dengan wilayah kerajaan Utara dan Barat yang bersatu.
Siklusnya seperti itu, mereka ingin menghancurkan kepemimpinan Sang Kaisar Goddes, kekuasaan yang gosipnya penuh dengan kekejaman serta pertumpahan darah. Dipimpin oleh seorang manusia setengah iblis, hidupnya abadi tidak akan pernah tua juga dianugerahi ketampanan sejagat raya.
Chris.
Namanya hanya itu, dia sudah membuangnya sejak keluarganya hendak memusnahkannya saat berada didalam kandungan. Ajaibnya, Chris malah diberi kemampuan spesial setara dengan para dewa diatas sana sayangnya ia dihadiahi oleh seorang iblis tertinggi yang kini hanya bisa dikenang lewat nama.
Chris abadi tetapi sampai kapan?
Setelah ramalan diturunkan, keluarga Duke Elegi disebut-sebut akan memiliki seorang putra yang nantinya akan menjadi pencabut nyawa Chris.
Kabar itu sudah tersebar ke seluruh penjuru negeri, bahkan ke telinga Chris sendiri. Joseph—perdana menteri sekaligus orang kepercayaannya saja sudah seresah ini, tetapi bagaimana Chris masih bisa duduk tenang dan menyesap anggur diatas singgasananya?
"Yang Mulia Kaisar" Joseph memanggil Chris usai membungkuk penuh hormat. "Bukankah sebaiknya anda memusnahkan keluarga Duke Elegi supaya keturunan yang diramalkan itu tidak lahir?"
Chris melirik tidak tertarik, meletakkan cangkirnya dinampan yang sudah dipegangi oleh pelayan yang berdiri disebelahnya lalu menatap Joseph.
"Lalu? kau takut?" Dia mendecih sinis, "Yang lahir bukan seorang laki-laki" Sambungnya menuturkan sambil bertopang dagu.
"Jika Yang Mulia Kaisar melakukan itu hanya untuk menghibur saya, jujur saja tidak mempan" Balas Joseph dengan wajah khawatir yang tidak dibuat-buat, Joseph bahkan tidak bisa berpikir jernih tetapi Chris masih bisa memberi jokes tak lucu.
Chris tersenyum miring, ia menatap Joseph sesaat lalu meluruskan pandangan seakan sedang memandang jauh diseberang sana.
"Iblis hanya bisa mati ditangan iblis, ramalan itu benar tetapi Duchess-nya Elegi dikutuk" Chris menyeringai, ia melakukan perpindahan dengan cepat sampai Joseph tercengang saat sang Tuan berada dihadapannya walau seharusnya ia sudah terbiasa sejak lama.
Chris menegakkan tubuhnya gagah, ia kembali melanjutkan. "Duchess Tvania hanya bisa melahirkan bayi perempuan, sama seperti anak sulungnya..." Senyuman kecil tersungging di wajahnya yang tampan. "Anak yang sedang lahir pun hanya disebut sebagai cela karena dia perempuan"
Deg~
"Yang Mulia Kaisar jadi, maksudnya apakah yang seperti saya pikirkan?" Ujar Joseph penuh tanya.
Chris tidak menjawab, pria itu melanjutkan langkahnya meniti anak tangga satu per satu sambil melihat kejadian bagaimana anak itu lahir ke dunia tanpa perlu datang ke sana.
Owekk~ Owekk~
"Hahhh~bayiku" Napas Tvania memburu, ia tidak kuasa saat kelahiran anak keduanya baru saja. Pendarahan hebat terjadi tepat saat ia mendengar tangisan bayinya untuk pertama kali lalu jatuh tidak sadarkan diri.
"Duchess, anda bisa mendengar saya?" Tabib wanita yang membantu proses persalinan menepuk-nepuk pipi Tvania, akan tetapi tak ada reaksi balasan.
"Duchess?" Tak ada sahutan, ia memeriksa nadi Tvania dan tak menemukan denyut. Ekspresi tabib itu berubah langsung menggelap.
"Segera panggilkan Tuan Duke!" Titahnya pada salah satu dari lima pelayan yang siap sedia berada didalam.
Duke Elegi sedang berdiam diri, menyandarkan bahunya didinding saat mendengar tangisan bayi dari dalam sana hingga pintu terbuka dan seorang pelayan muncul dari dalamnya dengan wajah pucat.
"Bagaimana bayinya?" Tanya Duke langsung pada inti, mengingat dirinya sudah disanjung-sanjung setelah ramalan itu keluar dua tahun lalu.
"Tuan Duke, bayinya perempuan"
Deg~
Wajah Duke Elegi berubah drastis, tatapannya mengeras. Tangannya mengepal hingga urat-uratnya terlihat, Duke Elegi baru mau bertanya lagi saat kabar selanjutnya yang ia dapat dari Tabib itu secara langsung—seketika membuat hatinya hancur.
"Tuan Duke, Duchess Tvania tidak bernapas lagi. Beliau sudah pergi, sebelum proses melahirkan beliau sudah menitipkan pesan bahwa putrinya harus dinamai Cassia Serophina" Ujar wanita itu seraya menyerahkan bayi mungil cantik terbalut kain sutra yang dijahit dengan benang emas ke gendongan Duke Elegi.
"Bayiku perempuan?" Duke menatap tabib itu tajam, dia mengangguk. "Mustahil, kau pasti menukar bayiku iyakan?" Tudingnya telak.
"Tidak Tuan Duke, bayi anda memang perempuan. Saya berani bersumpah atas nama diri sendiri, bayi anda memang perempuan" Sahut sang tabib, masih menunggu reaksi Duke Elegi selanjutnya.
"Tidak mungkin! Bayiku harusnya laki-laki!" Duke Elegi berteriak frutasi tak bisa menerima kenyataan yang dirasa paling mengerikan dalam hidup, ia bahkan nyaris melempar bayi dalam gendongannya kalau saja seorang pelayan tidak langsung mengambilnya dari sana.
Sementara itu, Chris membuka kelopak matanya yang tertutup. Bibirnya masih merekahkan senyum dan kali ini jauh lebih indah.
Chris bergumam tidak jelas sambil memainkan jarinya yang bebas diudara lalu mengusap dahinya, ia tertawa lalu berkata.
"Sudah datang rupanya ya, calon Permaisuriku."