Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

LAYAKNYA WAKTU KITAPUN TAK KEMBALI

🇮🇩Botcah_Kentang
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.2k
Views
Synopsis
Pernah terukir, sebelum berakhir.
VIEW MORE

Chapter 1 - AWAL

Sebuah bentuk untuk menentukan ketika ingin memulai.

Pilihan itu terdapat di langkah pertama, agar keputusan yang kita ambil selanjutnya di pertimbangkan dulu sebaik mungkin.

••••••••••

Siang hari itu, rupanya adalah saksi dari perjalanan langkah awal ku.

Ketika aku tergesa-gesa ingin segera bertemu dengan mu tanpa sempat aku pertimbangkan lagi, sepertinya itu adalah kesalahan terbesar.

Tidak aku hiraukan, pancaran cahaya matahari yang begitu terik.

Walau terasa begitu menyengat di kulit, aku tak peduli.

Tetap saja aku melaju untuk menuju ketempat yang kita janjikan.

Aku mengira, saat aku telah bertemu dengan mu, hidup ku akan berubah dengan seperti yang aku pikirkan.

Kiranya aku salah, ternyata langkah yang aku ambil di awal adalah langkah yang membawa ku harus berhadapan dengan seseorang yang kejam.

Waktu itu aku tak punya waktu untuk berfikir, aku mengasihaninya karena takut menunggu ku terlalu lama.

Aku takut karena telah membuang banyak waktunya.

Tapi kiranya, hari itu adalah bagian kode dari alam.

Panas matahari memberitahu lewat pancaran cahayanya, bahwa seseorang itu tidak layak untuk dikasihani.

Meski dihidangkan dengan pertemuan yang istimewa, itu tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang itu layak untuk diperjuangkan.

Meski jamuan yang disajikan terasa lezat, itu bukan bagian bahwa seseorang itu layak untuk di cinta.

Dalam pertemuan awal itu, tidak ada sedikitpun dalam otakku untuk berfikir bahwa kamu orang jahat, perlakuan hangat mu mampu menepis pemikiran itu.

Aku dibuat terlena oleh obrolan yang kita bahas, bahkan pembicaraan kita aku rasa sangat berkualitas.

Orang-orang ramah ditempat itupun tak luput menjadi bagian dari hangatnya perbincangan kita.

Aku terkesima dibuatnya, tatkala dua pasang mata saling melempar tatap.

Sepertinya tatapan itu mampu membuatku gagal untuk berpaling kearah lain, aku enggan untuk menolehkan wajah ku walau hanya sekejap.

Tapi jika pada akhirnya harus berbeda dari apa yang dipikirkan, kiranya semua keindahan yang terdapat pada seseorang bisa jadi itu hanya topeng dari kebusukan yang ia pendam.

Hati-hati.

Sebab, kita tak pernah tau kapan seseorang itu akan membuat terluka meski kita anggap orang itu istimewa.

Aku kembali diingatkan pada sebuah pepatah

"Sungai yang tenang jangan dikira tidak ada buaya".

Kiranya itu kalimat yang bisa kita ambil pelajaran, bahwa "Seseorang yang baik hati, jangan dikira tidak bisa menyakiti".

"Sebelum memutuskan untuk mencintai seseorang, pastikan rasa sesal tidak membuatmu benci meski yang didapat nanti sebuah sakit hati"