Maafkan saya Nyonya," sekali lagi pemuda itu meminta maaf dalam waktu yang berdekatan.
"Akan saya maafkan jika anda menghabiskan makan ini," tutur Lucrecia sambil meletakkan sendok di pinggir piring pemuda itu.
Pemuda itu mengangkat wajahnya, lalu menoleh kepada Lucrecia dengan wajah yang bersemu merah dan keringat yang mengaliri wajahnya.
"Terimakasih nyonya" ucap pemuda itu tulus.
"Hah? Ah, iya," jawab Lucrecia gugup.
'Ah... Ini bahaya, wajahnya sangat mengemaskan'-, batin Lucrecia menahan wajahnya agar tidak tersenyum sumringah seperti orang bodoh.