.
"paman. Tangan mu berdarah!" pekik nya.
Aska menoleh ke tempat yang di sebut kan Zara. Lalu berujar malas.
" mengusap tangan Aska yang berdarah menggunakan tisu.
Untuk beberapa saat ia terdiam, menatap tangan mungil itu dengan lihai membersihkan tangan besar dan kekar milik nya.
"tidur lah, rumah ku masih jauh!" ujar Aska dingin.
Dengan sarkas ia menarik tangan kiri nya lalu menggenggam stir.
Zara tersenyum, lalu menyandar pada sandaran kursi yang empuk karena di alasi bantal. Zara menoleh dengan mata mulai mengecil karena kantuk kearah Aska yang fokus menyetir.
"aku teringat bunda!" gadis itu langsung tertidur.
Aska hanya diam tak menjawab. Dengan gesit ia menginjak pedal gas melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Menuju sebuah sudut kota, jauh dari hiruk pikuk kota.
⚜ ⚜ ⚜
Jalan jati no26
Sebuah pesan masuk keponsel pria tua bertopi.