Aku menarik kursi dan duduk. Aku mulai membaca koran. Kertas perkamen kuning itu setengah penuh dengan kata-kata yang ditulis dengan baik di atasnya. Aku menyentuh kertas itu, yang terasa tipis dan lembut.
"Umm berita itu langsung tersebar kembalinya anak anak yang hilang langsung menjadi berita yang sangat besar…" itu adalah berita yang aku baca hari ini.
"tunggu apa ini? Rumor hilangnya masyarakat di daerah azalea, apa namanya sama seperti pura azalea, apakah aku coba kesana."
'Tapi karena kamu bilang kamu selalu memimpikan perempuan yang sama, maka kamu harus mencari, dan juga ingat jangan malah kamu hindari, karena itu TAKDIR DARI DIRIMU.' Tiba tiba aku mengingatnya dengan sekilas omongan dari peramal tua itu.
"Betul peramal itu aku harus cepat bertemu dengannya, karena banyak yang ingin aku tanyakan padanya!." Aku berbicara dengan diriiku sendiri dan bergegas menuju peramal tua itu.
Sesampai disana aku tidak melihat toko atau bangunan di tempat itu, yang aku lihat adalah lahan yang kosong dan sebuah pohon besar yang ada gambar gubuk atau toko peramal tua itu.
"kenapa tidak ada siapa siapa disini bangunan toko kemarin pun tidak ada, apa telah di usir oleh ayahku." Aku bertanya Tanya pada diri sendiri mengapa peramal tua itu tidak ada.
Tiba-tiba sebuah suara laki laki paruh baya dari belakang. "Tuan muda, apa yang anda cari di lahan kosong ini yang hanya ada pohon besar."
"Ah...itu peramal tua yang biasa ada disini, hari ini dia pindah kemana?." Aku bertanya langsung pada intinya ke laki laki paruh baya itu.
"Hmm...? tuan muda, apa yang anda maksud saya tidak mengerti, saya sudah 10 tahun bekerja disini dan saya tidak pernah melihat orang seperti yang anda bicarakan tuan muda."
"Apa...? tidak mungkin, beberapa hari yang lalu dia ada di sini, itu perempuan tua yang banyak menggunakan perhiasan dan dia selalu ceria dengan senyumannya yang ramah." Balasku pada laki laki paruh baya itu, dan juga aku Secara tidak sadar gambar yang ada di pohon itu menghilang terbakar.
"Tuan muda saya bukannya bilang anda berbohong, tapi memang perempuan tua yang anda bicarakan itu tidak pernah ada tuan, tempat lahan kosong itu sudah bertahun tahun tidak ada yang menempati." Ucap dari pria paruh baya.
"Apa...? kau ini sedang bercanda denganku? Katakanlah yang sejujurnya." Balasku padanya.
"Untuk apa saya bercanda dengan anda tuan muda, Sungguh saya tidak bercanda dengan anda tuan, tidak mungkin saya tidak tau karena saya bertahun tahun melewati tempat ini tuan muda." Ucapnya dengan menundukkan kepalanya.
"Kalau begitu beritahu apa yang sebenarnya, kenapa dia tidak ada disini." Balasku pada pria paruh baya tersebut.
"Maafkan saya tuan muda saya telah memberi tau yang sebenarnya, kepada anda tua muda grey."
"Baiklah jika begitu aku akan pergi, terima kasih atas penjelasanmu itu." Aku tidak ingin memperpanjang hal yang tidak penting aku mengakhiri obrolan itu dan pergi
"Ya tuan muda, maafkan saya kebenaranya seperti itu tuan muda." Dia menundukan kepalanya, dan aku meninggalkan dia .
Sungguh hari yang melelahkan kembali ke tempat peramal itu dan ternyata sudah tidak ada siapapun disana. Anehnya juga di katakana tidak ada peramal atau orang lain yang menempati tempat itu.
"hahh...Aku ingin bermalas malasan dan tidur saja, setelah itu aku akan pergi ke daerah azalea." Sesampai di kamar aku langsung tiduran bermalas malasan dan tidur.
Grey Daven Digar Khan pun beraktivitas seperti bangsawan biasa yaitu berlatih menggantikan alex dan menggoda teman perempuan yang ada pada saat latihan, sikap buruk grey sepertinya masih melekat pada dirinya, kalian pasti mengerti untuk seseorang berubah membutuhkan waktu, setelah itu dia bermain bersama carmila dan Maggie setelah itu, dia bermalasan kemudian tertidur.
Desa Azalea
Di tempat berbeda ada seorang kesatria, yang sedang istirahat di penginapan desa Azalea, desa itu di namakan desa azalea di karenakan banyaknya di temukan bunga azalea, bunga cantik yang beracun. Desa tersebut cukup ramai namun beberapa tahun setelah kejadian, terdapat seorang bangsawan yang meninggal karena di makan siluman, daerah tersebut menjadi tidak terawat dan banyak rumah kosong.
Penduduk pribumi yang muda seperti diriku telah banyak pergi dari tempat itu untuk mencari peruntungan di desa atau di kota lain, namun untuk seorang lansia, anak anak, perempuan atau laki laki yang lemah, masih tinggal di desa tersebut dan menjalani rutinitas seperti biasa. Di desa azalea terdapat penginapan gratis, untuk petualang atau kesatria beristirahat di desa tersebut.
Pada saat itu ada seorang kesatria setelah melakukan penugasanya untuk mengecek desa, dia terbilang kesatria yang cukup baik untuk melawan hewan buas, namun mempunyai sikap yang buruk yaitu; menyukai perempuan untuk dia tidurin sepanjang waktu dia sukai, dan dia juga penakut terhadap monster atau siluman. Pada saat dia melihat perempuan cantik di dalam penginapan, dia langsung tertarik padanya dan dia berniat untuk meniduri perempuan tersebut dengan cara yang ada di dalam pikirannya. warga lokal pribumi di sana sudah mengetahui tempat itu ada siluman atau monster, namun orang orang di sana tidak pernah memperingati bahaya jika menginap di malam hari di tempat penginapan gratis itu. Kesatria tersebut tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya, karena dia telah dibutakan nafsunya yang di milikinya, kesatria itu pun menyiapkan beberapa tali dan bunga Datura, bunga seperti terompet, jika terkena serbuk sarinya siapapun bakal terbius pingsan dan jika di masukkan ke dalam makanan akan membunuh orang tersebut karena bunga itu beracun. Bunga itu dia ambil serbuk sarinya dan di di taburkan ke dalam kain dia menyiapkan sedemikian rupa agar rencananya berhasil. Setelah malam tiba dia berkeliling mencari perempuan cantik tersebut dan akhirnya dia menemukan perempuan itu yang sedang merias diri di kamarnya. Dia memberanikan diri mendekati perempuan itu, masuk ke dalam ruangan dengan pelan pelan dan membuka celananya, tapi alangkah terkejutnya tangan, leher dari perempuan itu memanjang mendekati dirinya.
"Dasar bajingan!. Akan aku makan kau." Dengan wajah penuh air mata, membuka lebar mulutnya dengan lidah yang seperti ular.
"Uwaaaa!!!" kesatria itu langsung berlari berteriak ketakutan 'GUBRAK!!!.' Sehingga membuar dia langsung Menabrak pintu yang masih tertutup hingga rusak, kesatria itu berlari dan bersembunyi di dalam ruangan yang cukup menyeramkan jendela yang telah hancu, meja berantakan, lemari yang terbelah, dia bersembunyi di balik lemari dan meja yang rusak dan banyak kotak kotak penyimpanan barang yang telah rusak. Nafas dari kesatria itu terengah-engah ketakutan dan menangis.
"Tuan..? ada dimana?." Siluman itu mencari kesatria yang melarikan diri darinya berjalan dengan pelan pelan membuat suara langkah kaki, bikin seseorang jantungnya berdebar. Suara jam pun terdengar keras yang membuat suasana tambah mencekam.
"Haa...haa...haa...haa" kesatria itu terengah engah, menutup mulutnya dengan isak tangis penyesalan apa yang dia lakukan sekarang.
"Tuan...tuan...kemana?."
'kreterkk...terkkk...teerk!.' suara dari leher yang memanjang dan mendekati kesatria tersebut dengan mata kuning yang sedang menangis dan lidah yang seperti ular.
"Ketemu." Ucap dari siluman atau monster ke pada kesatria itu yang sedang meringkuk ketakutan, dengan membuka mulut yang lebar sehingga terlihat kepala kesatria itu dapat hancur sekali dia menutup mulutnya.
"Uwaaa!!!." Kesatria itu berteriak sekencang kencangnya yang dia bisa lakukan, namun sepertinya teriakan itu di hiraukan oleh masyarakat pribumi disana, karena warga local atau warga asli desa azalea kebanyakan yang lemah tidak mampu melawan siluman. Masyarakat hanya berkumpul melihat apa yang terjadi, kenapa ada suara teriakan semalaman.
"Kalian ini jangan berkumpul!!, coba kalian pikirkan jika ada orang yang mendengarkan di sini ada siluman, siapa yang akan melindungi kalian disini, mengecek kita secara teratur, biarkan saja kesatria itu menghilang, karena dia bertugas untuk melindungi kita." Seorang kepala desa di azalea, agar membuat warganya tidak membuat keributan dan ketakutan untuk para pendatang, warga pun kembali kerumahnya masing masing.
"..."
Kembali ketempat kastil karl, yaitu tempat adanya keberadaan dari Grey daven digar khan, dia sedang bermalas malasan setelah berlatih, Tiba-tiba sebuah suara lembut datang dari sudut kamarnya. Grey akhirnya ingat gadis yang disebutkan ayahnya beberapa waktu lalu.
Dia melihat sudut gelap dari mana suara itu berasal, dan seorang gadis dengan rambut panjang duduk di sana sambil memegang lututnya. Grey tidak begitu yakin apakah dia ingat dengan benar, tapi dia cukup tahu siapa dia.
"Kamu adalah Cecilia perempuan yang di kirim ayahku?" Grey berdiri, dan dia berjalan menuju gadis itu. Dia ingat namanya setelah di beritahukan ayahnya agar grey tidak kemana mana.
"Ya...Ya tuan. "Gadis itu ketakutan, dan dia berusaha mendekat ke sudut. Grey bisa melihat matanya yang sakit; dia benar-benar menangis. Grey bisa melihat air mata kering di wajahnya.
"Tuan Muda Grey, apakah ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?" Dia bertanya dengan nada lemah.
"Tidak aku harus berubah, tapi kenapa begitu sulit dan menyakitkan kepalaku jika aku hanya ingin berubah." Grey berbicara pada dirinya sendiri dan sembari melirik ke arah tubuhnya yang sedang berkembang, dan dia menggelengkan kepalanya.
Dia tahu dunia ini telah rusak, dan orang-orang di sana tidak menentang berhubungan seks sejak usia muda. Tetapi karena dia mempunyai keinginan berubah di dalam diri grey dan dia tidak akan melakukan apa pun pada seorang gadis yang berusia sekitar lima belas tahun.
Masih ada banyak hal yang perlu dia lakukan, dan dia tidak punya waktu untuk ini.
"Yah, aku tidak butuh apa-apa sekarang. "Kata Grey pada perempuan yang di kirim oleh ayahnya.
"Maggie! Maggie!." Grey berteriak, dan dia bertepuk tangan dengan keras yang terdengar di seluruh ruangan.
Pintu kamar terbuka, seorang wanita dengan seragam pelayan abu-abu masuk dengan sopan.
"Apa yang bisa saya bantu?" Pembantu itu bertanya.
"Keluarkan gadis muda ini dari sini, dan bawakan dia kamarnya. Aku tidak ingin seperti ini… " Grey berhenti sejenak; dia khawatir ayahnya akan melakukan sesuatu pada gadis itu yang bernama cecilia, karena mungkin kelihatannya dia baru saja mengusir Cecilia dari kamar. Baron berdarah dingin, dan dia cukup banyak memaksa keluarga Cecilia untuk mengirimnya ke sini. Jika dia diusir oleh Grey, dia tidak akan membiarkannya hidup. Dia akan dikirim ke penjaga sebagai budak, dan itu hanyalah skenario terbaik.
Sudut pandang Grey daven digar khan
Aku melirik gadis itu yang tersudut olehku, dan wajahnya penuh ketakutan.
"Aku sedang tidak meminta apapun padamu hari ini; bawa dia keluar dan biarkan dia istirahat. aku akan berurusan dengannya nanti." Ucapku padanya
Pembantu itu membungkuk kepadaku dengan sopan, dan dia membawa Cecilia keluar dari kamar.
Aku akhirnya bisa beristirahat, tapi tunggu mimpi itu tidak begitu sering terjadi, namun tadi saat aku memajmkan mata semua yang terjadi didalam mimpi itu terulang. Sepertinya aku harus cepat ke desa azalea agar semua ini terungkap. Untuk memastikannya aku akan ke peramal lain yang ada di kota ini. Setelah itu aku mempersiapkan apa yang perlu aku bawa untuk memasuki desa azalea. Dan aku pun pergi berangkat dengan tujuan pertama ke tempat peramal yang ada dikota ini, sesampai di tujuan pertama aku menceritakan semuanya kecuali aku yang menyelamatkan anak kecil.
"Apa betul aku akan menumukan perempuan yang ada di mimpiku, jika aku pergi kesana?." Ucapku pada peramal tua yang terbilang nenek, lebih tua dari yang kemarin
"Iyya betul, nanti disana kamu akan bertemu dengannya jangan khawatir, itu adalah takdir dirimu, untuk bertemu dengan pasangan yang kamu ceritakan." Balas dari nenek peramal itu.
"Hem..mm...em seperti itu ya sungguh merepotkan takdir yang aku alami." Balasku dan keluhku pada nenek tua.
"Jangan kamu lewatkan dia, karena dia di takdirkan bersama dirimu, jadi tolong berikan sumbanganya dan saya doakan yang terbaik." Dengan menjulurkan tangannya meminta bayaran padaku.
"Ah iya, ini koin mas untukmu, terima kasih telah meyakinkanku, aku akan pergi." Dengan memberikan uang kemudian aku pergi begitu saja menaiki kereta kuda.
"Tuan apa yang anda cari di desa azalea." Penjaga yang biasa bersamaku diro memberanikan dia berada di depan duduk di samping kusir, di tengah terdapat jendela yang ku biarkan terbuka setelah keheningan begitu lama melihat indahnya pemandangan dan sejuknya angin yang membuatku mengantuk, dia bertanya padaku.
"Aku hanya memastikan sesuatu di desa tersebut, dan apa kau tidak melupakan sesuatu yang harus ku bawakan?." Balasku ke diro dan mengalihkan pembicaraan, karena aku tidak nyaman menceritakan ke penjaga soal mimpiku dan tujuanku ke desa Azalea.
"Yah sudah di angkut semua tuan, barang barang yang anda minta ada di belakang kereta kuda ini." Balas diro padaku
"Bagus kalau begitu kita harus cepat sampai ke sana sebelum gelap, karena aku tidak ingin tidur di jalanan maupun di dalam kereta." Keluhku pada Diro, karena aku pun tidak ingin tidur di kereta kuda ini.
"Baik tuan, tapi anda kenapa mau ke desa Azalea tuan, karena tempat itu berbahaya, belum lama ada satu kesatria yang menghilang." Diro masih penasaran dan memperingati diriku kalau desa itu berbahaya.
"Tidak perlu khawatir dengan hal yang seperti itu, karena ada penjaga terbaik yang ikut bersamaku." Ucapanku membuat para penjagaku bersemangat dan sedikit besar kepala, karena ucapanku.
"Terima kasih tuan, kami akan menjaga anda semampu kamu tuan, karena tidak banyak bangsawan memuji pengawalnya sendiri." Balas diro yang bertambah semangat karena ucapanku
"Bagus kesatria bangsawan khan seperti itu, jika ada hal buruk segara laporkan padaku." Balasku pada diro dan membuatku sedikit tenang karena aku dapat menggugah hati orang lain.
"Tuan kita sudah sampai di desa azalea, tapi kita di arahkan ke tempat peristirahatan ini." Ucap diro padaku.
"Apa!? Disini!? Penginapan ini sungguh menakutkan, jika begitu Diro jangan dariku dan periksa kemudian berjaga di malam hari." Aku memberi perintah kepada semua pelayanku yang ikut.
"Baik tuan." Jawab semua dari penjagaku, mereka lebih bersemangat karena ucapanku tadi, syukurlah jika begitu mereka sedikit lebih berani untuk menjagaku dan juga mereka langsung pergi mengerjakan tugas yang ku berikan.
Aku pun pergi berkeliling keluar sekitar penginapan, sedangkan penjagaku menurunkan semua bawaanku yang seperti pindah rumah, karena aku tidak ingin tidur di tempat yang membuatku tidak nyaman.
"Orang terakhir tinggal disini kabur dan tidak pernah kembali." Suara perempuan kecil mengejutkanku.
."Siapa...siapa kau!?." Aku bertanya dengan melihat depan kanan kiri, dan ternyata ada di belakangku, seorang gadis kecil ini mengejutkanku
"kau mengejutkanku gadis kecil dimana ibumu, kenapa kau sendirian di jalanan?." Aku langsung bertanya pada anak itu mungkin tau sesuatu.
"Ibuku ada di rumah, apa kamu tidak takut, orang yang terakhir tinggal disini kabur dan tidak pernah kembali tuan, seramkan?."
"Apa kamu mengetahui aku? Namamu siapa? Seram ataupun tidak, aku akan tetap tinggal disini untuk sementara." Aku balas bertanya karena aneh gadis kecil yang berkeliaran dijalan dan menjawab pertanyaannya dengan senyum ramahku.
"Seperti itu ya tuan, kata ibuku kalau ada orang yang menggunakan kereta kuda itu pastinya seorang bangsawan, jadi saya harus seperti ini memanggil Anda tuan, perkenalkan nama saya lidia saif tuan, tuan akan tinggal meski penginapan ini ada berhantu?." Balas gadis itu seperti pelayanku memberi hormat kepadaku, sepertinya dia di ajarkan oleh ibunya.
"Ya gak papa, karena hantu tidak bisa melukai manusia." Balasku pada lidia saif, gadis kecil yang bersamaku.
"Tuan pemberani ya, iyya tuan bangsawan mau tinggal disini tidak masalah, karena ada bangsawan di daerah azalea."
"Iyyah karena itu, bangsawan harus tinggal disini karena agar bisa melindungi kalian." Balasku dengan tersenyum dan mengusapkan rambutnya.
"Wah terima kasih tuan, tuan hebat, sampai tinggal disini untuk mengalahkan siluman dan monster." Jawab gadis kecil itu
"Nak!, sedang apa kamu disini, ayo pulang, maafkan anakku tuan dia sering mengejutkan orang." Tiba tiba ibu lidia muncul berbicara, dan Dia langsung membawa anaknya pergi.
"Ah...iyya tidak apa apa, aku sudah terbiasa dengan anak kecil seperti ini." Balasku pada ibu lidia
"Siluman dan monster, loh eh?." Dalam pikiranku saat lidia memberitahuku, Kemudian aku tersadar dan berlari memanggil mereka berdua. "bu! Tunggu."
"Ya tuan ada apa, anda memanggil saya." Mereka pun berhenti menjawab pertanyaan dariku.
"Anak ibu, lidia kamu berbicara apa tadi?." Aku bertanya dan berfikir apa yang dia bicarakan soal siluman dan monster karena aku tadi tidak menganggapnya serius.
"Hem...em...em Tuan hebat sekali." Balas lidia dengan senyumannya, sepertinya dia lupa sama ucapannya yang dia keluarkan padaku.
"Bukan setelah itu kamu bilang aku hebat dan apa kelanjutannya lidia." Ucapku pada lidia yang bersama ibunya.
"Oh iyya tuan, itu tadi saya bilang tuan itu hebat sampai tinggal disini untuk mengalahkan siluman dan monster."
"Apa siluman dan monster!?." Balasku Aku terkejut apa yang lidia ucapkan padaku, sehingga membuatku terdiam.
"Tuan tidak tau ya, kalau penginapan ini terdapat siluman dan monster, tuan tidak tau ya? Kalau disini ada monster, wah sudah gelap, sudah ya." Balas lidia dan pergi kerumahnya karena hari ini pun sudah gelap.
"Dia bilang Monster...monster." Ucapan dalam pikiranku sendiri dan aku terdiam berdiri di tempat.
"Hallo tuan grey, waduh kenapa tuan berdiri di luar tidak di dalam penginapan, datangnya sore juga, padahal tadi pagi saya mau dating lebih awal awal lagi, maafkan saya tuan, tidak ada masalahkan?." Nancy forg pemilik tanah atau tuan tanah, tiba tiba datang dan berbicara padaku.
"Tuan anda harus tinggal dulu baru anda bisa tau masalahnya yang ada di penginapan ini." Ucap nancy forg pemilik tanah
"Tapi saya ingin menanyakan sesuatu terlebih dahulu, pada anda." Aku pun menanyakan dan ingin memastikan apa yang dibicarakan anak perempuan tadi.
"Di sini hantu siluman apa saja yang muncul?." Aku berbicara dengan tenang tapi tidak menatapnya.
"Ma...ma...ma...maksudnya apa? Ah...tidak ada tuan hantu apa? Tidak ada tuan." Balas nancy seperti itu agar pelanggannya tidak kabur.
"Tidak ada yang bisa kamu sembunyikan ini adalah surat kabar yang beredar, beritanya sudah tersebar, di setiap plakat surat kabar dan disini katanya ada hantu."
"Ah...hem...tidak maksudnya apa...tidak mungkin tuan itu hanya isu didalam berita tuan." Balas pemilik tanah dengan gelagat ketakutan karena takut aku tidak jadi menginap di tempat itu.
"Selain hantu tidak ada yang muncul lagikan?, contohnya Siluman atau monster." Aku bertanya karena aku harus memastikan keamanan duriku disana dengan menakutinya.
"Soal itu kok bisa tau, UPS!." Pemilik tanah sampai keceplosan sehingga membuat dia menutup mulutnya dengan tangan.
"Apa kau mencoba menipuku ha...tuan tanah?." Aku mengintimidasinya sehingga membuatnya takut padaku.
"Ten...tentu saja! Hanya hantu tuan muda, sungguh aku tidak menipumu disini tuan, memang ada hantu tapi anda mempunyai beberapa penjaga jadi pasti aman, jadi saya mohon berfikir positif tuan." Balas tuan tanah dengan mengibas ngibaskan tangan.
"Pantas saja kau membuatnya murah, tapi positif berlebihan seperti itu sama saja dengan negatif, penjagaku itu harus bersiap terlebih dahulu agar dapat melindungi diriku."
"Ya tuan maafkan aku tuan, karena hari ini sudah gelap, saya harus pergi menjaga cucu saya di rumah, jadi saya harus pergi." Dia tersenyum menunduk kepadaku.
"Baik lah jika begitu, aku akan mengurusnya dengan penjagaku." Balasku padanya, dan nancy forg langsung pergi.
Tapi pada saat aku kembali ke penginapan aku merasa perasaan tidak enak, karena dari tadi membahas tentang adanya hantu siluman atau pun monster.
"Sudah keliatan sungguh perasaan tidak enak, apa aku harus kembali ya, namun aku sudah sampai disini untuk menemukan gadis itu, HAH sungguh ini membuat kepalaku pusing." Semua ucapan yang ada didalam pikiranku aku memikirkan semuanya dan orang orang melihatku, aku tau mereka membicarakan diriku, karena seorang bangsawan mau ke wilayah desa azalea yang di kenal dekat dengan perbatasan hewan buas tempatnya petualang berburu saat kami berbicara dengan Nancy forg.
Bersambung...
Spesial dari Author
Maafkan saya jika updatenya lama, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukan dengan kegiatan mengajar daring dan keperluan rumah lainya. Terima kasih untuk para pembaca setia saya, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh dialog di dalamnya
Terima kasih selamat membaca dan menikmati ceritanya