"Bisakah kau tidak bersikap aneh Jay?"ucap Savira dengan kesal, karena dari tadi laki-laki berpakaian kerajaan itu terus menempel padanya dan mengecupi seluruh wajahnya tanpa sungkan.
"Aku bukan Jay, aku James!" ucap James dengan tegas.
"Bukankah tadi malam kau memperkenalkan dirimu sebagai Jay mengapa sekarang kau merubah nama mu?" Ucap Savira yang merasa dipermainkan.
"Aku tidak pernah mengubah namaku Queen, karena kami memang ada dalam satu tubuh." ucap James dengan datar.
"Benarkah, bisakah aku bersama Jay saja. Aku rasa Jay lebih sedikit waras dari pada James," ucap Savira dengan mata berkaca-kaca.
James langsung mengumpat dalam hatinya berkata "Aku bersumpah kalau kau bukan yang dihadapan ku bukan ini belahan jiwaku, aku pasti akan membunuhnya ditempat ini tanpa berpikir 2 kali." sedangkan Jay tertawa terbahak-bahak menertawakan James dan berkata "Akui saja bahwa Queen memang lebih mencintai ku dari pada dirimu, sudah jelas-jelas aku lebih tanpan dari mu," ucap Jay.
James membalas ucapan Jay dengan berkata
"Serigala bodoh aku tidak akan mungkin bisa kalah dengan mu, Queen hanya butuh waktu. Aku tidak akan mau bertukar pada mu lagi serigala Bodoh!" Jay hanya tertawa terbahak-bahak mendengar umpatan James, karna James biasanya langsung membunuh sasaran yang membuat nya tidak nyaman tapi kali ini James tidak berdaya.
"James.... apakah kau merasa sakit, kenapa dari tadi kau memegang kepalamu seperti orang kesakitan?" ucap Savira sedikit khawatir.
Wajah James yang tadi sangat ingin mengamuk dan marah langsung tersenyum licik karena ide cemerlang terlintas di otaknya.
"Iya kepalaku sangat sakit dan aku tidak bisa bertukar dengan Jay sekarang," ucap James yang pura-pura kesakitan.
Padahal James memegang kepalanya tadi adalah kebiasaan ketika berdebat dengan Jay dan tidak akan menyebabkan sakit pastinya
"Dasar human licik, kau membohongi mate ku!" umpat Jay karna merasa kesal.
"Diam lah kau Wolf bodoh, Queenku sedang menghawatirkan ku!" ucap James dengan tegas. Karna merasakan kesal dengan human nya itu Jay lebih memilih diam dan menikmati usapan lembut dari tangan mungil ratunya yang sedang mengusap kepala James dengan lembut.
"James kau berkeringat dingin, aku kita temui Asyi dia akan membantu mu?" ucap Savira dengan hawatir.
"Tidak perlu. Aku akan cepat sembuh jika kau memelukku, sekarang aku merasa sangat kedinginan!" ucap James dengan datar sambil membawa Savira kedalam pelukannya.
"Tapi aku belum mandi, bau ku pasti akan membuat mu tidak nyaman!" ucap Savira sambil berusaha melepaskan pelukan James.
"Hem.. bau mu sangat harum," ucap James yang malah mengecupi leher Savira.
"Hahahaha... jangan lakukan itu lagi itu sangat geli." ucap Savira tertawa terbahak-bahak karna merasa geli.
"Tapi aku menyukainya!" ucap James dengan tegas.
Tok, tok,tok
Terdengar ketukan pintu dari luar kamar James, yang membuat James kembali mengumpat karna merasa aktivitas yang menyenangkan terganggu.
"Aku bersumpah jika orang itu tidak menyampaikan informasi penting aku akan membunuhnya ditempat!"ucap James dalam hatinya.
"Ya....., kau sedikit lebih pemarah sekarang, tapi aku pun sangat ingin membunuhnya sekarang jika bukan karena takut Queen ku ini ketakutan dan menjauhi kita?" Ucap Jay.
"Kau benar kita tidak boleh gegabah sekarang, kita bisa membuat Queen kita ketakutan."ucap James pada Jay.
Sementara Savira yang merasa pelukan James yang mengendur langsung melepaskan diri untuk berjalan membutkan pintu kamar yang diketuk itu.
"Hormat hamba My Queen, maaf kan saya yang telah menganggu waktu yang mulia . King Arnold dan Queen Amanda telah menunggu king dan queen di meja makan," ucap omega itu sambil menunduk hormat dan berlutut dihadapan Savira.
James yang merasa ditinggalkan langsung dengan cepat berada disampingnya Ratunya itu.
"Ayo Queen kita menemui mereka," ucap James dengan datar tapi tangannya memeluk pinggang kecil Savira dengan posesif.
"Siapa mereka James?". tanya Savira penasaran.
"Meraka adalah orang tua ku, aku akan mengenalkan mu pada mereka," ucap James dengan lebih lembut.
"Bagaimana jika mereka tidak menyukai ku?" ucap Savira yang merasa takut mungkin dia akan dijadikan santapan hidup-hidup mengingat film horor yang pernah ditontonnya tentang ganasnya seorang King wolf.
"Itu sangat mustahil, jangan membebani otak kecil ini dengan pikiran negatif." ucap James dengan tegas.
"Apakah kau bisa membaca pikiran ku?" tanya Savira penasaran.
"Hemm tentu...., aku bisa membaca pikiran siapa saja dengan jarak dekat." ucap James dengan cuek.
"Berarti kau selama ini telah menguntit isi pikiran ku!" ucap Savira dengan marah.
"Iya...." ucap James dengan jujur.
"Sangat memalukan!" ucap Savira yang merasa kesal.
Kemudian James bertemu dengan kedua orang tuanya di ruang makan kerajaan.
"Ibunda..., Ayahanda..". ucap James kemudia bergantian memeluk kedua orang tuanya.
"Siapa gadis cantik itu James?". tanya Amanda pada namanya.
"Dia mete ku Savira". ucap James yang kemudian mengajak Savira untuk lebih dekat dengan mereka.
"Hay cantik, perkenalan saya Amanda dan dia suamiku Arnold. Siapa nama mu?" Ucap Amira sambil memeluk mate putra semata wayangnya itu.
"Ibunda tadikan James sudah mengatakan nya tadi," ucap James dengan malas.
"Ibu hanya ingin mendengarkan dia memperkenalkan diri." ucap amanda tersenyum manis pada Savira.
"Saya Savira, yang mulia Queen..... amanda... dan King Arnold senang bertemu dengan anda berdua." ucap Savira berusaha bersikap seperti kaum bangsawan yang pernah di tontonnya di televisi.
"Kau cukup memanggil kami seperti panggilan James pada kami!" ucap Arnold dengan datar dan dingin tapi terkeasan peduli sama seperti cara bicara James.
"Kau paham nak?". tanya Queen Amanda pada Savira.
"Iya Ibunda... dan Ayahanda...,". ucap Savira berusaha sopan mungkin.
"Ayo kita makan,". ucap Amanda tersenyum manis.
Kemudian mereka makan bersama dimeja makan dengan khidmat dan diam. Untunglah Savira tidak tersesat di kerajaan pampir atau penyihir karna jika tidak sekarang mungkin yang terhidang dihadapan adalah darahnya sendiri atau bahkan tubuhnya sendiri.
"Queen makanlan jangan berfikirkan hal yang tidak penting, kau cukup memikirkan ku saja!". ucap James dengan tegas.
"Iiya....," ucap Savira yang merasa kaget akan teguran James, Savira lupa kalau James bisa membaca pikirannya.
Kemudian Savira makan dengan lahap karna makanan yang dihidangkan sangat lezat dan jarang dirasakan oleh Savira yang hanya merupakan gadis miskin biasa yang jarang makan enak.
"Sayang ku...., ayo... makan lagi..., agar tubuh mu lebih berisi!". ucap James yang tanpa sadar mengucapkan kata-kata itu dedepan orang tua nya.
"Pasangan soulmate.... baru yang sangat romantis!". Ucap Amanda dengan kagum.
"Ayo kita pergi, Aku bisa lebih romantis dari putramu itu!". ucap Arnold sambil menarik tangan Ratunya itu untuk pergi karna telah menyelesaikan malam. Semuanya telah menyelesaikan makan hanya tinggal Savira saja yang belum dan James dengan sabar menunggunya.
"Apakah aku.. berbuat tidak.. sopan..?" tanya Savira sambil mengunyah makanannya.
"Tidak kau terlihat sangat menggemaskan, aku lanjutkan makan mu!" ucap James asik mengamati bibir pink Savira yang terlihat lebih terang agak kemarahan karna kepadasan.
"Hah..., aku sangat kenyang," ucap Savira setelah menyelesaikan makan dan minum nya.