Bayu berbisik dengan memasang senyum tipisnya padaku. "Nah sekarang masuklah."
Aku dan Ana mengangguk, sedangkan Bayu segera meninggalkan kami.
"...."
Aku berharap semoga tidak terjadi apa-apa padanya ....
Ana membantuku membuka pintunya, kemudian kami berdua menutup pintunya kembali.
Aku segera meletakkan semangkuk bubur hangat itu di dekatnya, dia membelakangi kami.
Tapi, aku ingin melihat wajahnya ....
Raka masih belum bergerak mengubah posisi tidurnya untuk menatap kami, aku yakin dia pasti tahu dengan kedatangan kami berdua.
Dalam hatiku berkata, "Haruskah aku menyentuhnya? Haruskah aku memanggilnya?"
Bubur yang aku taruh di lantai ini keburu dingin karena udara di lantai juga lembab meski hanya beralaskan tikar kain saja ....
Beberapa saat kemudian, dia bergerak hendak membangunkan tubuhnya yang lesu itu.
Aku segera meraih tangannya dan membantunya ....
Aku merasakan perasaan gelisahnya saat menyentu lengan tangannya yang terasa hangat itu.