Entah siap atau tidak, kita harus melandasi suatu pekerjaan yang akan kita lakukan dengan penuh semangat.
Kemudian, dari kejauhan pun aku lihat seorang wanita berbadan besar membawa beberapa buku pelajarannya, itu adalah bu Arri yang berjalan pelan sehabis menaiki tangga, dengan ekspresi yang datar seperti biasa.
Kami berdua pun (aku dan Ivy) segera menghampirinya dengan langkah pelan ini.
Sebelum masuk ke ruang kelas itu bu Arri memberikan pengarahan lagi dan lagi, dia sangat sayang dan benar-benar membimbing kami.
Lalu, sampai pada pertanyaan di mana beliau ingin melihat keyakinan tekad kami, "Apakah kamu sudah siap?"
Tentu saja, aku harus menjawabnya, "Siap!"
Setelah menjawab pertanyaannya yang dirasa sulit untuk kukatakan jawabannya itu pun, bu Arri tersenyum tipis sambil menepuk pelan pundakku, "Hm, semangat! Lalukan yang terbaik!" serunya untuk menanamkan tekad api di dalam diriku.
