"Cukup sas! Ikut atau tidak itu kan keputusanku, hakku, dan kamu tidak perlu berlebihan mengkhawatirkanku, kau lebih seperti melarangku!"
Raka terlihat kesal padaku.
Aku tidak tak bisa bergeming karena ini, "Ka, aku memang mengkhawatirkanmu tapi, aku tidak melarangmu. Maksudku, bagaimana nantinya jika kondisimu menjadi parah?"
"Benar juga, aku adalah pemilik program ini, dan aku mempertimbangkannya, tadinya aku butuh 3 cadangan dan pas dengan dirimu tapi, kalau aku sadari dari awal saja ... aku tidak akan merekrutmu. Tolong jangan egois, aku juga tidak menganggap ketua kelompokku lemah tapi, lebih pikirkan kondisimu, karena kamu adalah orang yang penting bagi semua orang yang di sini." Jelas Effendi dengan tegasnya dan sikapnya juga dewasa.
Raka seketika murung dengan memasang tatapan sipitnya, "Tapi, aku kan ...."
Effendi menepuk kedua pundak Raka dan tersenyum tipis agar Raka tidak terlalu merasa kecewa, "Tidak apa-apa, kok. Yang Zaskia katakan benar."
