Chereads / Pewaris Tunggal / Chapter 5 - Jalan Rahasia

Chapter 5 - Jalan Rahasia

Daerah perbatasan hutan Kalibodan selalu sepi seperti biasa. Tak ada yang berani datang ke sini. Usut punya usut, kebanyakan orang yang datang ke sini tidak akan bisa kembali lagi. Padahal, itu hanyalah rumor belaka. Meskipun begitu, tetap saja tak ada satu pun orang yang berani pergi ke sini, kecuali Lee Zhang Yu cus suis alias Lee Zhang Yu dengan sekutunya.

Di sana sini hanya dihiasai pohon-pohon rindang dan besar-besar. Pepohonan lebat itulah yang menghalangi sinar matahari masuk sehingga daerah ini selalu gelap dan terlihat menyeramkan. Beruntungnya tak ada hutan buas yang tinggal di daerah sini.

"Kita mau ke mana?" tanya Nara.

Sejak beberapa jam yang lalu Nara dibawa pergi oleh Zhang Yu ke sebuah jalan setapak. Hingga mereka sampai di sini. Gadis itu sekarang ketakutan. Takut dengan keadaan di daerah ini dan tentunya takut diapa-apakan oleh pria yang membawanya sampai sejauh ini.

"Ke rumahku," jawab Zhang Yu tanpa suara.

Nara memberondong banyak pertanyaan, "Ke rumahmu? Kenapa dari terminal enggak naik bus saja, sih? Kenapa harus lewat hutan begini? Memangnya rumah kau itu di mana?"

"Kau ini gila? Mau cari mati? Samseng Darmawan ada di sekitaran sini. Hanya jalan ini satu-satunya yang paling aman untuk sampai ke rumahku," jawab Zhang Yu.

Mata Nara sudah memburam karena tertutupi air mata. Gadis ini ingin pulang dan bebas kembali. Oh, betapa malangnya nasib Nara Diyana karena harus bertemu dan terjebak bersama pria yang masih menjadi baginya.

"Ayo, cepat!" seru Zhang Yu.

Jalan setapak ini membawa mereka pergi ke sebuah aliran sungai dangkal. Arusnya tidak deras. Jadi, mereka dapat menyeberang sungai dengan mudah.

Zhang Yu berhenti di sebuah pohon besar. Kopor milik Nara ia letakkan di sebelahnya. Pria itu berjongkok dan membersihkan daun-daun kering.

Nara hanya bisa menatap apa yang dilakukan Zhang Yu. Lantas ia penasaran saat melihat sebuah lempengan besi. Dia pun bertanya, "Apa itu?"

Zhang Yu tidak memjawab. Pria tampan itu malah mengangkat lempengan besi tersebut. Hingga tampaklah sebuah lubang yang dalam dan cukup besar.

"Aku akan masuk ke dalam lebih dulu. Setelah itu, kau lemparkan kopor, dan kau baru boleh turun," ucap Zhang Yu.

Meski bingung, Nara hanya bisa menganggukkan kepala. Sebab, saat ini hanya lelaki itu yang dapat ia percaya. Lantas kakinya mendekat untuk melihat Zhang Yu yang sudah lompat ke dalam lubang tersebut.

"Cepat lempar kopornya!" teriak Zhang Yu dari dalam.

Sesuai arahan, Nara melemparkan kopornya yang berat itu ke dalam. Terdengar bunyi yang cukup nyaring. Bruk! Tentu saja itu bunyi kopornya.

Nara melongokkan kepalanya ke dalam lubang tersebut. "Apa aku harus lompat sekarang?" tanyanya.

"Iya. Ayo, cepat!"

"Tapi aku takut. Itu sangat dalam sekali," ucapnya.

"Aku akan menangkapmu. Tenang saja, jangan takut!"

Nara memejamkan mata lebih dahulu. Dia hirup oksigen dalam-dalam. Entah kegilaan apa yang sekarang ia lakukan, ia tak punya pilihan lain. Setelah merasa siap, ia pun mulai dan ke dalam lubang sedalam 2,5 meter tersebut.

Bruk!

"Aw!" pekik Zhang Yu sambil meringis.

Nara jatuh tepat di atas tubuh kekar Zhang Yu. Oh, ini membuatnya hampir gila. Seolah tersadar, ia pun langsung berdiri dan mundur beberapa langkah.

"Tunggu! Ini seperti lorong bawah tanah," gumam Nara sambil melihat sebuah lorong di depan mereka.

Lorong yang sangat besar dan gelap. Lorong ini adalah jalan rahasia untuk sampai ke rumah Zhang Yu. Ia dan teman-temannya memang sengaja membuat jalan rahasia tersebut untuk keperluan mendesak, seperti saat ini misalnya. Jalan efektif untuk melancarkan segala aksinya.

"Ayo!" ajak Zhang Yu.

Tap! Pria tampan berketurunan Tionghoa ini menggenggam tangan Nara. Gadis itu menatap tangannya yang digenggam tersebut. Lalu, tatapannya beralih pada lelaki di sampingnya. Beruntung sekali di sini gelap. Jadi, wajahnya yang memerah tak akan terlihat.

"Kenapa jantungku berdebar?" tanya Nara dalam hati sambil memegang di mana letak jantungnya berada.

Mereka berjalan menyusuri lorong sepanjang tujuh meter ini. Tiba di depan pintu yang terbuat dari kayu, Zhang Yu pun membukanya dengan penuh kehati-hatian. Kemudian, sebuah cahaya menerpa wajah mereka.

"Cepat masuk!" perintah Zhang Yu yang langsung dituruti oleh Nara.

Rupanya lorong ini berada di belakang rumah, lebih tepatnya setelah dapur ada sebuah ruangan khusus. Ruangan khusus tersebut dibuat seolah menyembunyikan keberadaan lorong ini. Tidak ada banyak barang di sini, selain tumpukan kardus dan lemari rusak yang sudah berdebu.

Setiba di dapur, Nara dibuat terkesima dengan perlatan di dapur ini yang serba canggih dan modern. Warna putih menjadi dominan di ruangan ini. Gadis ini dapat bertaruh bahwa segala jenis perabotan rumah bisa ditemukan di dapur mewah ini.

"Dapurnya mewah sekali. Memangnya seberapa kaya cowok itu?" tanya Nara dalam hati.

Pandangannya ia alihkan Zhang Yu yang sedang berdiri di depan kulkas. Matanya terus menyipit seolah sedang merisik. Namun, ia malah terpesona dengan ketampanan sosok Lee Zhang Yu. Apa lagi pria itu meneguk air dan jakunnya naik turun. Ketampanannya semakin bertambah saja.

Secepat kilat Nara menggelengkan kepala. "Apa-apaan kau ini, Nara. Jangan terpesona dengan pria semacam dia! Pria itu pasti orang jahat," batinnya mencoba memberi peringatan.

Tap tap tap.... Suara derap langkah terdengar mendekat ke arah dapur. Muncullah tiga orang pria. Dua pria berwajah sama, yang membedakan hanyalah bobot badan mereka. Lalu, yang satu lagi pria berwajah tampan dan penampilannya seperti seorang roker.

Ketiga pria itu berhenti di ambang pintu yang menghubungkan dapur ke ruangan tengah. Ketiganya menatap Zhang Yu dan Nara secara bergantian. Lalu, sebuah senyuman genit terlukis di bibir pria berpenampilan seperti roker tersebut. Sementara dua pria berwajah kembar itu hanya saling lirik-lirik saja.

"Bara, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Zhang Yu.

"Kau.... Wah, aku tak menyangka bahwa kau akau mengenalkan calon istri secepat ini. Hei, Zhang Yu. Ayolah! Aku ini lebih tua darimu. Biarkan aku dulu yang menikah. Baru kau boleh menyusul," ujar pria bernama Bara itu.

Zhang Yu tertawa hambar, "Ha ha ha." Kemudian, ia berkata, "dengan dia? Ada-ada saja kau ini."

Nara berjalan mendekat kepada Zhang Yu. Cukup takut sebenarnya melihat ketiga pria tersebut. Walaupun tatapan Zhang Yu lebih menyeramkan daripada mereka, tetap saja ia merasa hanya akan aman bersama dengan Zhang Yu.

"Tunggu! Mengapa aku harus merasa aman bersama dia? Dia itu sudah membawaku ke dalam jurang celaka," batin gadis ini.

"Hei, kalian!" ucap Zhang Yu sambil menunjuk teman-temannya.

"Kalian jangan salah paham dulu. Aku membawa dia karena kesalahanku. Aku salah karena sudah menyeretnya ke dalam masalah kita," imbuhnya.

"Ja-jadi, dia akan tinggal di sini?" tanya pria kembar bertubuh kurus yang bernama Geri.

"Iya, tapi hanya untuk sementara waktu. Sampai keadaan stabil. Kenapa?" jawab Zhang Yu.

Geri tersenyum lebar. Pria itu menghampiri Nara dan mengulurkan tangannya. "Halo, Gadis Cantik. Aku Geri, kembaran Gerald. Kau boleh memanggilku Abang Geri," katanya.

"Uhuk uhuk!" Zhang Yu yang hendak meneguk air putih lagi pun malah tersedak mendengar ucapan tersebut. Sementara yang lain hanya terkekeh kecil.

Nara menerima uluran tangan tersebut meski sedikit takut. "Aku Nara," balasnya.

"Oh, Naraku yang cantik," puji Geri.

Zhang Yu kembali terbatuk-batuk. "Uhuk uhuk!"

"Hei, kau, Geri! Ucapanmu sungguh menjijikan," kata pria tampan berdarah Indonesia-Tionghoa ini.

***

Halo, Sahabat PenaDifa. Jangan lupa untuk subs dan review, ya. Terima kasih.