Chereads / Pewaris Tunggal / Chapter 1 - Kabur

Pewaris Tunggal

🇮🇩PenaDifa
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 35k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Kabur

Pria bernama Darmawan Ramos duduk di kursi kebesarannya dengan segudang amarah. Sekali tempo tangannya membanting ponsel hingga berpesai ke mana-mana. Di hadapannya berdiri seorang pria yang merupakan kaki tangannya, yaitu Matthew.

"Celaka! Aku sudah ditipu!" teriak Darmawan marah.

"Siapa yang sudah berani menipu Anda, Tuan?" tanya Matthew.

"Siapa lagi kalau bukan si Mr. Russel," jawab Darmawan dengan dada kembang kempis karena amarah yang menumpuk.

"Pria yang dua minggu lalu datang menawarkan kerja sama?" tebak Matthew.

"Diam kau! Pertanyaanmu tak berguna. Hanya menambah marahku saja. Kerahkan semua anak buahku untuk mencari bocah kencur itu! Aku tak mau tahu!" bentak Darmawan.

"Baik, Tuan."

Darmawan Ramos adalah seorang mafia hukum yang gila---gila harta, gila kekuasaan, dan gila wanita. Pria yang usianya sudah menginjak kepala lima itu adalah pendiri perusahaan Anghun Company, yaitu perusahaan yang berisi sindikat pemasok tembakau merah dan senjata ilegal. Menjadi seorang manajer di C.K. Group adalah jalan ninjanya untuk menutupi segala tindak tanduknya.

Dua minggu yang lalu datang seorang pria bernama Mr. Russel yang menawarkan kerja sama untuk pemasokan tembakau merah. Tanpa menaruh curiga ia pun menyetujuinya. Nahasnya ia malah tertipu dan merugi hingga sepuluh milliar USD. Kerugian yang cukup besar itu membuatnya marah dan ingin menghabisi orang tersebut.

Selama beberapa hari anak buahnya mencari, tak ada satu pun kabar baik. Hingga seminggu kemudian kaki tangannya bilang kalau Mr. Russel sudah ditangkap di Harbin, Tiongkok. Mereka langsung terbang menuju Tiongkok.

***

Seorang pria bertopi koboi lengkap dengan jubah hitam panjangnya menyapa, "Halo, Mr. Russel."

Sedangkan pria yang disapa mencoba bersikap tenang ketika pria bertopi koboi itu mendekat. Sudah ia duga bahwa orang yang berhasil menangkapnya adalah Darmawan Ramos---orang yang sudah ia tipu dan ia bawa kabur duitnya. Mata Mr. Russel bergerak liar meneliti sosok di depannya. Seketika ia terhenti pada senapan runduk yang berada di pinggang Darmawan.

"Kurang ajar! Dia pakai senjata," batinnya.

"Aku tak tahu kenapa kau menipuku, Bocah Kencur. Ternyata taktikmu oke juga, tetapi itu tidak cukup untuk menipuku!" bentak Darmawan.

"Tidak cukup? Tapi kau tertipu dan aku berhasil membawa uangmu kabur," sahut si Mr. Russel dengan santai.

"Kurang ajar! Mari aku ajukan sebuah tawaran. Kau mau pakai cara kekerasan atau menyerah begitu saja?" tawar Darmawan.

Kini pria bertopi koboi itu mengambil senapan runduknya. Tangannya mengacungkan senapan tersebut pada Mr. Russel seolah sedang mengancam. Meski begitu, pemuda tampan ini tidak merasa takut sama sekali. Dia malah terkekeh kecil dan itu berhasil menyulut api kemarahan Darmawan.

Mr. Russel adalah nama samaran yang digunakan Lee Zhang Yu. Pria berketurunan Indonesia-Tionghoa itu seorang penipu ulung yang merupakan pewaris tunggal Dota Group. Dia memilih kabur dari rumah pascakematian ibunya, Sarah. Sudah dua belas tahun ia meninggalkan rumah karena benci pada ayahnya, Lee Kun Zheng, yang memilih menikah lagi bahkan sebelum tujuh hari kematian sang ibu.

Selain sebagai penipu ulung, keahlian pria berusia dua puluh sembilan tahun ini adalah membuat semua musuhnya lemah tak berdaya. Hidup di pinggiran kota Kalibodan bersama ketiga temannya, ia begitu pandai menyembunyikan identitas aslinya. Menipu sudah menjadi keahliannya untuk mecuri uang dalam jumlah besar. Bahkan, tak segan-segan ia dan teman-temannya merampok sebuah bank.

Dengan bermacam-macam strategi, Zhang Yu selalu berhasil melakukan aksinya dengan lancar, tetapi tidak dengan kali ini. Dia merasa sial karena tak mencari lebih detail latar belakang Darmawan Ramos. Zhang Yu berhasil kabur ke Tiongkok dari mafia gila itu, tetapi tidak bertahan lama. Sedangkan ketiga temannya tidak tahu ke mana, entah sudah mati tertangkap atau masih hidup.

Di sinilah Zhang Yu berada, di sebuah ruangan samar dan kotor. Seperti sebuah gudang, tetapi tidak ada barang-barang. Hanya sebuah kursi besi yang sekarang menjadi tempat duduknya. Zhang Yu merasa perlu melepaskan diri, tapi tali tambang yang melilit tubuhnya begitu kencang membuatnya tak berkutik.

Lee Zhang Yu tersenyum sinis. Pria berambut hitam ini berkata, "Darmawan Ramos, mafia gila yang bersembunyi di balik perusahaan minyak bumi, C.K. Group. Berapa banyak nyawa yang telah kau lenyapkan?"

"Kurang ajar!" bentak Darmawan.

"Ah, meskipun aku tak takut padamu, aku memilih jalan mudah saja," ucap Zhang Yu.

Kini giliran Darmawan yang menyematkan senyum sinis pada bibirnya. Dia mendekat pada bocah kencur di depannya hingga suara langkah kakinya menggema di penjuru ruangan. Ia pun memanggil seseorang yang merupakan kaki tangannya.

"Matthew, keluar!" perintah Darmawan.

Sosok Matthew berbadan besar dengan gambar naga di lengan kanan, berjalan dengan gagah ke hadapan bosnya. Dia membungkuk untuk memberi rasa hormat. Hanya dengan isyarat sebuah alis dari Darmawan, ia langsung mengerti. Kemudian, ia membuka ikatan tali yang melilit tubuh Zhang Yu.

"Bagus. Akhirnya kau menyerah juga. Ha ha ha," ucap Darmawan sambil diakhiri dengan tawa.

Selagi lengah, Zhang Yu memanfaatkan keadaan itu untuk menyikut perut Matthew dengan kencang. Darmawan yang masih kaget dengan itu langsung menyerang Zhang Yu. Tidak tinggal diam, Zhang Yu langsung menendang tulang kering Darmawan hingga jatuh tersungkur. Selagi lawannya lemah, ia mengambil senapan runduk tersebut dan mengarahkannya pada Darmawan serta Matthew secara bergantian.

Darmawan bangun dengan tertatih-tatih karena rasa sakit pada tulang keringnya. Dengan napas memburu, dia tatap tajam orang yang sudah menipunya itu. "Jago tarung juga ternyata," desisnya.

Dukkk.... Darmawan menghentakkan kakinya ke lantai. Kemudian, sepuluh orang berbadan  besar berdiri di ambang pintu dengan sejata di tangan masing-masing. Sontak Zhang Yu melotot tak percaya. Sungguh celaka sekali. Dia sudah pasrah kalau ajalnya sudah dekat.

Lantas ia tertawa hambar seraya menyimpan senapan runduk di atas lantai. Selanjutnya, ia mengangkat tangan ke atas pertanda bahwa ia sudah menyerah. Matthew langsung mengikat tangannya di balik punggung. Lalu, ia digiring ke luar ruangan menuju sebuah mobil berwarna hitam.

"Di mana Geri, Gerald, dan Bara? Mereka benar-benar membuatku susah sendirian!" batin Zhang Yu.

Sekarang ini Zhang Yu berada di dalam mobil yang entah akan membawanya ke mana. Saat itulah perutnya sakit dan tidak sengaja membuang gas. Duttt.... Suara kentut dan baunya membuat semua orang yang ada di dalam mobil mendadak heboh.

"Kau kentut, ya? Bau, nih!" bentak pria berkepala plontos.

Pria tampan ini malah tersenyum lebar seolah merasa tidak terjadi apa-apa. "Maaf. Mendadak mulas," jawabnya acuh tak acuh.

"Kurang ajar. Pergi ke toilet umum sana! Matthew, jaga-jaga di depan pintu toilet! Aku tak ingin mobil mewahku ini kotor dan bau," titah Darmawan.

"Kau juga!" imbuhnya sambil menunjuk pria berkepala plontos itu.

"Bagus. Gunakan kesempatan yang ada, Lee Zhang Yu," batin Zhang Yu bersorak senang.

Di dalam toilet, dia mencoba mencari celah. Hanya ada sebuah ventilasi udara dan jendela yang cukup sempit. Letaknya pun sangat tinggi. Beruntungnya kaca jendela tersebut sudah pecah. Dia naik berjinjit untuk menggapai jendela tersebut, tapi sayangnya tidak sampai. Dia pun naik ke atas kloset duduk dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara.

"Woi, lama banget!" protes Matthew.

Zhang Yu mencoba membuat suara seolah-olah ia sedang buang air besar. "Eungghh...." Kemudian, ia pun menjawab, "Sabar kali! Masih sakit perut, nih."

Gotcha! Tangannya sudah sampai memegang pinggiran jendela. Sedikit demi sedikit ia mulai naik dan terkadang kakinya merosot. Beruntung sekali badannya tidak gemuk. Jadi, ia dengan mudah keluar dari jendela.

Brukkk.... Loncatan yang bagus sekali. Setelah mengelap tangannya yang kotor, Zhang Yu langsung berlari menjauh dari tempat tersebut dengan kaki yang sedikit pincang. Di tengah larinya ia tertawa senang. Keberuntungan selalu bersamanya. Lagi, untuk ke sekian kalinya ia berhasil lolos dari jeratan sang musuh.

Sementara di sisi lain

Matthew geram karena Zhang Yu tidak ada di dalam toilet saat pintu didobrak. Dia langsung melapor pada bosnya. Laporan tersebut tentu saja membuat Darmawan marah luar biasa.

"Cari bocah itu sampai dapat! Aku tidak mau tahu! Berpencar kalian semua!" titah Darmawan yang langsung dilaksanakan oleh anak-anak buahnya.

***

Halo, Sahabat PenaDifa. Cinta kalian. Jangan lupa untuk subs dan review, ya. Follow me on IG @PenaDifa_sastra dan add my fb: Winjiwon. Terima kasih.