"Kalian tidak perlu menuruti perintah mereka hanya demi menyelamatkan aku!" pekik Mesya.
"Hei, Mesya! Jangan bicara begitu!" bentak David.
"Biarkan saja, Kak! Aku lebih baik mati dari pada harus melihat kalian menjadi orang jahat!" sahut Mesya.
"Dasar, Anak Sialan!" Arumi yang geram melayangkan tamparan keras di wajah Mesya.
Plak!
"Rasakan ini!" ucapnya.
Gerakan Mesya yang reflek akibat tamparan Arumi, membuatnya terluka karena terkena sisi pisau.
Beruntung pisau itu tidak sampai parah melukai leher Mesya, namun berhasil meninggalkan bekas sayatan dan juga darah.
"Kamu sudah tidak sabar ingin mati, ya?" tanya Arumi, "baik aku akan mengabulkan permintaanmu, Sayang," Arumi mengusap darah yang ada di kejar Mesya, kemudahan dia menjilat jemarinya yang berlumuran darah.
"Ump, manis ... sudah cukup mencicipinya," Arumi tersenyum sinis.
David semakin mengkhawatirkan Mesya.
"Mesya! Kamu tidak apa-apa?!" teriak David seraya menghampirinya.