Setelah terbebas dari keluarga Davies, Satria pun kembali ke rumah ayahnya untuk menemui sang Ibu.
Dengan langkah tertatih, dia berjalan memasuki gerbang.
Tak sabar rasanya untuk segera bertemu sang ibu.
Sekarang dia sudah berdiri tepat di depan pintu, tangannya hendak menekan bel pintu.
Tapi belum sempat menekan belnya, Nadia sudah datang menghampirinya. Wanita itu baru saja pulang dari pasar.
Dia kaget dengan kedatangan Satria yang secara tiba-tiba.
Padahal Nadia sudah mulai putus asa, dan berpikir jika mungkin dia sudah kehilangan putranya untuk selamanya. Kecurigaan itu bukan tanpa dasar, karna sudah beberapa hari dia tak mendapat kabar baik dari Satria, maupun Wijaya.
Mereka bak hilang di telan bumi.
"Tuan Muda Satria!" panggil Nadia seraya berjalan mendekat.
Tanpa berbasa-basi sedikitpun Satria langsung memeluk Nadia dengan erat, dan dia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan sang Ibu.
"Ibu, maafkan aku," ucapnya dengan isak tangis dan derai air mata.