"Mulai sekarang, bolehkah aku memanggilmu, 'Kakak?'" tanya Mesya kepada Celine.
Wanita itu pun menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, Kak Celine! Aku membawakan makanan untukmu," Mesya menyodorkan kotak makannya kearah Celine.
"Spaghetti?"
"Iya, kenapa? Kak Celine, tidak suka?" tanya Mesya.
"Eh, bukanya tidak suka! Aku memang sejak tadi ingin makan spaghetti. Tapi saat di perjalanan aku tidak sempat membelinya," jelas Celine.
"Baguslah, kalau begitu, Kak Celine, bisa memakanya sekarang," ujar Mesya.
"Tapi, untukmu mana?"
"Ah, aku sudah kenyang," jawab Mesya berbohong.
"Benarkah? Kau tidak sedang berbohong, 'kan?" sindir Celine.
"Tidak!" jawab Mesya.
Tapi tak berselang lama terdengar suara yang tak asing dari dalam perut Mesya. Perutnya yang kosong mulai menunjukkan eksistensi.
"Mesya, kau yakin tidak lapar?"
"Ti-dak!"
"Tapi yang tadi suara apa?"
"Hehe, suara ...."
"Sudahlah, kita makan bersama saja!"
"Tapi—"