"Mesya, kenapa malah tidak masuk? Kau sedang lihat apa?" tanya Satria.
"Kak, mereka itu siapa?" Mesya menunjuk kearah mobil itu.
"Em ... entalah, mungkin penghuni baru rumah itu. Aku dengar rumah itu baru dibeli oleh seseorang," jawab Satria.
"Ah, begitu ya," Mesya masih memandang mobil hitam itu dan sekarang sudah mulai menjauh.
"Ayolah, Mesya!" sergah Satria.
"Baik, Kak,"
Mesya masih memikirkan pria yang dari kejauhan sangat mirip dengan Arthur tadi. Tapi dia masih belum yakin, karna dia melihatnya dari kejauhan. Hanya saja dari perawakan dan caranya berjalan sangat mirip dengan Arthur.
'Apa yang kulihat tadi benar-benar, Kak Arthur ya?'
'Apa aku telepon, Kak David, saja ya?'
'Ah, aku harus memastikan dulu kalau dia benar-benar Kak Arthur, nanti baru kukabari, Kak David,' bicara Mesya di dalam hati.
"Mesya, kau masih memikirkan ayahku ya?" tanya Satria.
"Eh, tidak kok, Kak!" sahut Mesya.
"Kulihat dari tadi kau melamun terus?"
"Aku lapar, Kak,"