Arthur terharu mendengar pernyataan Celine.
Entah mengapa dia merasa lemah di hadapan wanita itu.
Padahal keputuaan Celine sangat bodoh menurut Arthur.
Rasanya pria itu ingin memakainya habis-habisan, karna Celine terlalu lemah, melepaskan impiannya hanya karna rasa bersalah terhadap Ratu.
Tapi Arthur tak mau memaksa Celine untuk tetap meraih impiannya. Arthur menghargai keputusan Celine. Ini adalah kali pertamanya dia tidak egois dan mau peduli kepada orang lain.
"Kalau menurutmu itu yang terbaik untukmu, aku tetap akan mendukungmu, Celine," ucap Arthur.
"Terima kasih, Sayang, kau sudah mau mengerti," kata Celine.
Arthur mengangguk sambil mengelus atas kepala Celine.
Mereka masih bermesraan di dalam mobil, sementara Nada tengah mengikuti mereka dengan mobilnya.
"Ah, sial! Kenapa malah macet sih!" Gadis itu tampak kesal. Rencanya untuk membuntuti Celine dan Arthur malah terhalang oleh kemacetan kenadaraan.