'Ah, tidak mungkin kalau mereka tidak memakan daging manusia! Aliran sesat yang mereka anut itu sama dengan aliran sesat yang di anut oleh keluargaku,' batin Mesya.
Memang terasa aneh, karna jika memiliki seorang Pembantu yang bekerja memasak di rumah ini, pasti rahasia mereka yang gemar memakan daging manusia itu bisa terbongkar.
Mesya merasa sedikit heran akan hal itu. Mesya mulai penasaran dan berkeinginan untuk menyelidiki hal ini.
"Mesya, ayo makan yang banyak," ujar Wijaya sambil meliriknya dengan senyuman penuh arti.
"Baik, Ayah," jawab Mesya.
"Kau tahu, Mesya. Ibumu selalu mewanti-wantiku untuk menyayangimu, jadi kau tidak boleh kurus selama tinggal di tempat ini. Kau harus banyak makan agar ibumu tidak menuntutku!" tukas Wijaya.
"Baik, Ayah," jawab Mesya disertai anggukan kepalanya.
"Kalau kau paham dengan ucapanku, lalu mengapa kau malah mengabaikan makanan yang ada di hadapanmu itu?" ujar Wijaya.