Setelah bebrapa saat merasakan ciuman lembut dari Mesya, Satria segera melepaskan manggutannya. Dan Mesya juga segera bangkit dari atas kasur klinik.
"Maafkan aku, Tuan Satria," ucap Mesya.
"Kenapa kau meminta maaf kepadaku?" tanya Satria.
"Karna aku tadi sudah berpura-pura pingsan di hadapanmu," jawab Mesya dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Lalu apa alasanmu melakukan hal itu kepadaku? Apa tujuanmu?" tanya Satria.
"Aku menyukai, Tuan Satria," jawab Mesya.
"Kau menyukaiku?"
Mesya menganggukkan kepalanya, "Iya, saya menyukai, Tuan Muda Satria," jawab Mesya.
"Panggil saya, Satria, jangan panggil saya dengan nama itu!" ujar Satria.
"Tapi, Tuan Satria, itu orang terhormat, mana mungkin saya pantas memanggilnya dengan sebutan itu," sahut Mesya.
"Kamu, 'kan juga anak keluarga Davies, keluarga kaya-raya dan terhormat," ujar Satria.
"Tapi—" ucapan Mesya terpotong.