Arumi sudah mengangkat tangannya dan sudah bersiap mendaratkan Tamparan di wajah Mesya.
Tapi dia mengurungkan niatnya.
Dia kembali menurunkan tangannya lagi.
Mesya mendengus kesal.
"Kenapa tidak jadi?" tanya Mesya.
"Ya, karna Ibu, tidak mau menyakitkan putri Ibu sendiri," jawab Arumi.
"Kalau begitu kenapa, dengan Kak David, tidak?" tanya Mesya.
"Karna dia itu anak laki-laki, wajar jika kamu mendidiknya dengan keras," jawab Arumi.
"Tapi aku tidak mau dianggap istimewa, Bu! Aku ingin kalian juga memukuliku seperti, Kak David!"
Mendengarnya membuat Arumi kembali murka, tapi dia tak mau meluapkan amarahnya kepada Mesya.
Lagi-lagi Arumi meredam amarahnya hanya demi Mesya.
Mesya langsung berlari begitu saja meninggalkan Arumi.
Dia menyusul Charles yang sedang membawa David masuk ke dalam kamar rahasia.
"Mesya! Tunggu!" teriak Arumi.
Dia juga berlari mengejar Mesya.
Sementara Arthur hanya berdiri sambil melipat kedua tangan, dan berdecak heran.