Malam yang dingin. Bintang malam ini terlihat tak terlalu banyak. Sedikit mendung. Bahkan udara pun terasa menusuk sampe ke tulang. Malam ini Tama masih terdiam merenung di kamarnya. Dia masih memikirkan kejadian tadi sore. Dia masih belum percaya kalau dia berhasil menikam pemuda itu.
Disela-sela keheningan malam, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, lalu perlahan pintu mulai terbuka.
"Tam, kamu masih bangun?" Ucap seorang gadis yang sedang mengintip dari balik pintu.
"Masih, masuk aja, gakpapa ko" Sahut Tama.
Mulan mulai memasuki ruangan dengan gaun one piece putih polos miliknya.
"Ada apa?" Tanya Tama sedikit lemas sambil melirik ke arah Mulan
"Boleh duduk?" Ucapnya ragu-ragu.
"Ahh.. Ya.. Silahkan."
Mulanpun duduk disisi Tama. Keadaan kembali hening. Belum ada percakapa lagi dari mereka hingga beberapa menit.
"Aku gak bisa tidur" Ucap Mulan tiba-tiba memecah keheningan.
"Kamu masih miirin kejadian tadi?" Tanya Tama.
"Iya"
"Sebenarnya aku juga sama. Aku masih belum mengerti dengan apa yang terjadi padaku. Rasanya ini bukanlah diriku"
"Humm.." Mulan merasakan perasaan aneh. Rasanya menyakitkan sampai-sampai merasa ditusuk langsung tepat di hatinya, seakan hati mereka terhubung. "Tama.. Kamu janji kan gak akan ninggalin aku?" Tanyanya tiba-tiba sambil memeluk erat tubuh Tama.
"Tama langsung terkejut dengan tingkah Mulan. Dia juga merasa tidak mengerti dengan perasaannya. Padahal baru dua hari bertemu, tapi rasanya seperti mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Tama juga tidak mau kehilangan Mulan. Tapi Tama juga merasa kalau kelak mereka berdua akan kembali terpisah. Dengan perasaan berat dan campur aduk di dadanya, Tamapun memeluk balik Mulan.
"Aku takan meninggalkanmu. Aku janji"
"Aku takut sendirian lagi." Tandas Mulan.
"Tidak, kamu gak akan sendirian. Aku janji aku akan selalu ada untuk melindungimu." Tegas Tama bersungguh-sungguh, walau ada peasaan ragu dihatinya.
*
Pagi yang cerah. Sehabis saapan, Tama dan Mulan pergi ke Guild APPTA. Sebuah Guild para petualang di kota Antador. Tiga jam perjalanan dari desa yang Tama dan Mulan tinggali. Mulan cerita, kalau pria berjubah hitam kemarim memiliki lencana Guild APPTA di saku bajunya. Mereka ingin tau siapa yang mengirim orang itu untuk membunuh mereka. Sebenarnya Mulan tau kalau pihak Guild pasti takan pernah mengutus para petualang untuk melakukan misi pembunuhan, tapi Tama bersikeras ingin memastikan. Dia pikir setidaknya pasti ada sedikit petunjuk yang bisa dia dapat.
Setibanya di kota, Tama terlihat antusias sekali melihat sekeliling yang penuh dengan barang daangan. Ada berbagai macam makanan hingga barang aneh yang sepertinya baru kali ini dia temui.
"Waah.. Itu apaan, ko kayaknya enak banget." Ucap Tama sambil menunjuk ke deretan Roti rasa berbagai warna yang letaknya tak jauh darinya.
"Itu roti pelangi. Kamu mau?" Tawar Mulan kepada Tama.
"Boleh?" Tanyanya ragu.
"Boleh, lagian aku bawa koin lebih" Jawabnya.
Tama terlihat sangat senang, mereka menghampiri penjual roti pelangi itu lalu membeli beberapa.
Sesampainya didepan Guild, tiba-tiba Tama terlihat ragu.
"Ini tempatnya?" Tanyanya memastikan.
"Iya. Ini tempatnya"
"Bahaya gak?" Tanyanya terlihat cemas.
"Ya ampuun kamu ini, padahal tadi keliatannya semangat banget. Kenapa sekarang malah keliatan ciut gitu?" Kekeh Mulan sambil berusaha menahan tawa.
"Iiih serius?!" Tandas Tama
"Iya-iya.. Gakpapa ko. Cuma tempat pertemuan biasa"
"Ooh.."
"Yu masuk" Ajak Mulan sambil menyeret tangan Tama. Tama mengikuti ajakan Mulan walau masih sedikit merasa ragu.
"Waah.. Dalamnya ternyata biasa aja" Ucap Tama terlihat lega.
"Memangnya kamu bayangin apaan?"
"Ah enggak. Heheh"
Setelah melihat sekeliling, Tama dan Mulan menghampiri meja resepsionis.
"Permisi." Ucap Mulan kepada seorang perempuan yang sedang duduk di kursi resepsionis. Kalau dilihat dari penampilannya, perempuan itu tak jauh beda dengan mereka berdua. Usia mereka juga sepertinya sepantaran.
"Iya.. ada yang bisa saya bantu?" Jawab perempuan tadi.
"Ini, saya mau tau, lencana ini milik siapa ya?" Tanya Mulan sambil menyodorkan sebuah lencana kepada perempuan tadi.
"Oh baik lah, akan saya cek dulu kode nya, kalian tunggu disini ya" Pinta perempuan tadi sambil melongos pergi. Tama dan Mulan menunggu Perempuan tadi sambil melihat-lihat kembali suasana didalam Guild. Di dalam Guild ternyata hampir sama seperti didalam restaurant. Bahkan kita juga bisa memesan makanan disini. Bedanya, disini ada Papan Quest yang sangat besar terpampang di salah satu dinding bangunan. "Tama, ayo kita lihat-lihat Quest dulu sambil nunggu" Ajak Mulan kepada Tama. Tama mengiyakan ajakan Mulan untuk melihat-lihat Quest. Ada banyak sekali Quest. Quest-quest itu ternyata bukan hanya dari warga kota saja. Tapi juga banyak Quest yang datang dari desa-desa kecil yang letaknya cukup jauh dari kota. Kebanyakan Quest berisi tugas pencarian. "Wah lihat, ada tugas mengumpulkan jamur" Ujar Mulan terlihat antusias.
"Wah iya.. Gimana? Mau coba?" Tanya Tama.
Mulan termenung sejenak.
"Um.. Gimana ya.. Imbalannya lumbayan sih, tapi untuk mengambil Quest, kita harus daftar jadi member Guild dulu" Ucap Mulan sedikit lesu.
"Ya udah, kalo gitu tinggal daftar aja." Ucap Tama polos.
"Iya.. Enggak segampang itu Tamaa. Ada kualifikasinya. Juga aku gak yakin bakalan sering ngambil Quest. Soalnya kan jarak dari desa ke kota cukup jauh." Keluh Mulan, membuat semangat Tama juga redup.
"Ooh.. Iya juga sih"
"Kenapa? Kamu tertarik jadi anggota Guild?" Tanya wanita resepsionis tadi menghampiri mereka lalu tiba-tiba masuk ke percakapan mereka.
"Ah, enggak. Rumah kami cukup jauh soalnya, heheh" Jawab Mulan dengan kekehan yang dipaksakan.
"Waah.. Begitu rupanya. Padahal gakpapa, kalian bisa menginap di asama Guild" tawar wanita itu.
"Wah serius?" Tanya Tama kembali terlihat antusias
"Iya."
"Ahahah.. Akan kami Pikirkan ulang" Sahut Mulan terlihat tak terlalu antusias dengan tawa paksanya.
"Oh iya. Lencana ini milik Ganies, anggota Guild kami, kenapa bisa bersama kalian?" Tanya perempuan itu.
"Ganies? Ah aku gak kelan siapa dia" Sahut Mulan.
"Dia berniat membunuh kami kemarin" Jelas Tama kepada perempuan itu.
Wanita itu terkejut, dia merasa tak percaya kalau angota Guild nya ada yang seperti itu. Karena ini adalah topik yang cukup sensitif, wanita itupun mengajak Mulan dan Tama mengobrol di Ruang kerja perempuan itu.
"Apa benar dia mencoba untuk membunuh kalian?" Tanya wanita itu lagi.
"Iya" Jawab Mulan.
"Dia bilang dia disuruh seseorang" Jelas Tama.
"Disuruh seseorang?" Tanyanya heran
"Iya"
"Sekarang dia dimana? Tanya perempuan itu.
"Dia.."
"Dia sudah meninggal" Jelas Mulan, membantu Tama menjelaskan karena Tama terlihat takan sanggup menjelaskannya.
Wanita itu terkejut. Dia terlihat tak percaya dengan apa yang Mulan dan Tama katakan. Namun dipikirannya, hal itu cukup masuk akal di pikiran perempuan itu. Perempuan itupun menceritakan apa yang dia tau tentang pemuda itu, namun tak ada petunjuk tentang siapa yang menyuruh pemuda itu untuk membunuh mereka.
"Sayang sekali, kita tidak menemukan apapun" Keluh Tama saat keluar dari Guild.
"Aaah.. Tapi gakpapa kan? Perempuan tadi juga katanya mau bantu, pasti ada jalannya." Ujar Mulan. Yang diikuti anggukan Tama yang terlihat masih lesu