"Jangan pernah sakiti Ali lagi! mengerti!" bentak Mikha.
Setelah itu Mikha kembali bersama Ali lalu berjalan bersama menuju tempat penginapan. Tetapi tiba-tiba Hector mengeluarkan sebuah cutter lalu ia berjalan mendekati Ali sembari memegangi cutter tersebut.
Dan...
"Silahkan jika kamu ingin menghabisi ku!" ucap Ali sepontan yang membuat Hector terkejut.
Hector langsung menyimpan cutter tersebut. Setelah itu ia memutuskan untuk kembali ke Marina Ancol. Ali dan Mikha berjalan menuju penginapan, mereka masuk kedalam lalu duduk diruang tamu.
"Ali, apa yang kamu butuhkan? aku akan mengambilnya," ucap Mikha.
"Ambilkan kotak P3K saja, aku akan mengganti perban serta mengobati luka di kepalaku," jawab Ali.
Setelah itu Mikha berjalan kearah kamarnya karena ia menyimpan kotak P3K. Saat membuka pintunya, ternyata ada Nina yang ingin keluar dari dalam kamar.
"Mikha, kamu habis dari mana?" tanya Nina.
"Akan ku ceritakan nanti, saat ini aku membutuhkan kotak P3K. Karena kepala Ali kembali terluka," jelas Mikha.
"Astaghfirullah, kok bisa? tunggu! akan ku ambilkan kotak P3K nya," setelah itu Nina masuk kedalam kamar untuk mengambil kotak P3K nya.
Selang beberapa menit, ia menemukan kotak P3K dan langsung memberikannya ke Mikha.
"Ini Mikha, kotak P3K nya," ujar Nina.
"Makasih ya, Nin," jawab Mikha.
"Ya sudah, segera kamu obati Ali. Aku akan membuatkan Jus Ceri untuknya agar menghilangkan sakit kepala dan aku akan membuatkan kamu jus mangga sesuai kesukaan mu," ujar Nina yang dibalas oleh anggukan kepala Mikha.
Setelah itu Mikha berlari kearah ruang tamu lalu duduk disamping Ali sembari membuka kotak P3K nya.
"Maaf jika aku sedikit lama," ucap Mikha.
"Tidak apa-apa, lagipula aku sudah lebih baik," jelas Ali.
"Sudah lebih baik, bagaimana? wajahmu sangat pucat seperti kehilangan banyak darah," bentak Mikha.
"Ha...ha...ha, kamu adalah tipe orang yang mudah panik. Jangan terlalu khawatir akan kondisiku, aku baik-baik saja kok," bantah Ali.
"Udah ah berisik. Sekarang duduk tegap! aku akan membuka perban dikepala mu lalu menggantinya. Jangan banyak bergerak ya!" perintah Mikha.
Setelah itu Mikha membuka perbannya dengan sangat perlahan-lahan agar Ali tidak merasakan sakit. Justru Ali malah tidak sadar bahwa perbannya sudah dibuka karena dari tadi ia menatap Mikha.
"Ya Allah, hamba sangat bersyukur atas nikmat yang kau berikan. Meskipun aku sakit, selalu saja ada jalannya untuk sembuh. Dan semua orang didekat ku sangat baik padaku, terimakasih Ya Allah," batin Ali.
"Sudah selesai! sekarang kamu senderan aja di sofa ini. Soalnya kalau kita kedalam, kasihan orang tuamu. Nanti mereka bangun lagi dari tidurnya," jelas Mikha.
"Iya, tapi kamu disini bersamaku, ya?" jawab Ali yang dibalas dengan anggukan kepala Mikha.
Tak lama, Nina datang sembari membawakan Jus Ceri dan jus mangga. Ia meletakkan jus tersebut di meja.
"Silahkan diminum jus Ceri nya, pak Ali. Rasa sakit di kepala mu mungkin agak mendingan. Dan kamu Mikha, minum nih jus kesukaanmu! di jamin enak deh kalau buatan ku," ucap Nina.
"Makasih ya, Nin," jawab Mikha sembari mengaduk jus mangga nya.
"Mikha, jangan lupa!" ujar Nina.
"Oh iya, kita kebelakang saja, ya. Ali, aku kebelakang sebentar ya sama Nina," Mikha berdiri disamping Nina.
"Ya sudah sana," jawab Ali.
Setelah itu Mikha dan Nina berjalan kearah dapur. Mereka pun mengobrol masalah tadi disana.
"Ayo ceritakan kejadian yang menimpamu tadi," perintah Nina.
Mikha pun menceritakan kejadian dari dia ke pantai bersama Ali hingga keributan besar disana.
***
Beberapa menit kemudian...
"Apa?! jadi selama ini pak Ali itu amnesia? dia tidak ingat apapun kecuali tragedi kecelakaan pesawat itu?" ucap Nina terkejut.
"Iya. Itupun waktu tragedi kecelakaan pesawat nya, Ali hanya mengingat sedikit-sedikit," jawab Mikha.
"Hmm kasihan. Mikha, sebenarnya aku mau kasih tahu sesuatu tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya! termasuk Ali!" bisik Nina.
"Mau bilang apa, Nin?" tanya penasaran Mikha.
"Jadi kemarin tuh..." saat Nina mau bicara, terdengar suara orang memanggil namanya.
Sepertinya Natasha memanggil Nina untuk pergi menemuinya didalam kamar.
"Natasha manggil, gih temui dia!" ujar Mikha.
"Iya, aku pergi temui Natasha. Kamu lanjut temani pak Ali," jawab Nina.
Setelah itu mereka berdua berjalan ketempat tujuannya masing-masing. Nina masuk kedalam kamar sedangkan Mikha menemani Ali yang ada diruang tamu.
***
Tiga puluh menit kemudian...
Terlihat diruang tamu, semuanya berkumpul karena mereka akan Hunting Sunrise di Pulau Harapan.
"Ya sudah, mari kita Hunting Sunrise," ajak Mira.
Setelah itu mereka semua keluar dari tempat penginapan dan berjalan menuju pesisir pantai. Sembari berjalan, Ali berbisik kepada Mikha.
"Tadi kita udah duduk diluar duluan ya, jam lima pagi," bisik Ali.
"Iya tetapi kan masih gelap! belum ada cahaya mataharinya," jawab Mikha yang membuat Ali sedikit tertawa.
Setelah itu mereka semua menyaksikan matahari terbit. Seperti biasa, Mikha mengabadikan momen tersebut. Ali hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku calon istrinya.
***
Satu setengah jam kemudian...
Terlihat semua sudah berkumpul di meja makan. Tak lama, makanan pun datang dan disajikan di atas meja.
"Paling enak kalau pemandangan saat menyantap hidangan itu seperti ini, dan tambahnya adalah ada wanita spesial yang menemani," gombal Ali.
"Ah! gombal mulu, gara-gara kepalanya sakit sih nih. Jadi otaknya agak miring deh," jawab ketus Mikha.
"Setahuku biasanya wanita senang di gombalin, tapi kamu malah marah-marah!" keluh Ali.
"Dengar ya! wanita itu tidak suka di gombalin pria! mereka itu butuh kepastian, bukan gombalan!" nasihat Mikha.
"Oh begitu, tetapi saya tidak gombal loh. Saya berkata apa adanya," ucap polos Ali.
"Heleh, bohong! pasti itu gombalan!" bantah Mikha.
Mira dan Angelina tampak memperhatikan tingkah romantis Ali dan Mikha. Mereka tersenyum melihat hal tersebut.
"Wah Mikha sayang sama nak Ali sangatlah romantis. Kalian saling melengkapi satu sama lain!" ujar Angelina.
"Iya, belum lagi pakaian mereka sama. Sama-sama memakai kaos warna biru dan juga jaket berwarna coklat. Bahkan sepatunya! kecuali bagian rok dan celana, Mikha memakai rok sedangkan Ali memakai celana," saut Mira.
"Itu tandanya jodoh, Tan!" celetuk Rose.
Mikha dan Ali saling bertatapan satu sama lain, lalu...
"Oh iya!" diwaktu yang bersamaan Ali dan Mikha mengucapkan kata-kata yang sama.
Saat itu juga, Ali maupun Mikha langsung melepaskan jaketnya masing-masing setelah itu mereka melipatnya dan meletakkannya disamping mereka.
"Hu, hampir saja lupa!" batin Mikha.
"Kalau sampai aku gak lepas jaket, bisa-bisa bapak dan ibu godain Mikha terus," batin Ali.
Setelah itu mereka berdua menyantap hidangan yang ada di mejanya dengan lahap ditambah canda tawa yang enak didengar.
***
Just info: sebenarnya waktu snorkeling itu Ali, Mikha dan lainnya pindah-pindah pulau. Mereka baru snorkeling di di perairan Pulau Putri. Tetapi karena Ali jatuh sakit, mereka jadi melewatkan banyak kegiatan. Seperti: Island Hopping di Pulau Perak & Pulau Gosong Perak, Jelajah Pulau Panjang atau pulau sekitarnya, dan Snorkeling spot Pulau Macan Gundul.