"Apa maksud mu dengan menyelamatkanku?"
Ujar seorang Wanita dengan Kostum Tempur yang lengkap.
Disebuah Tanah Lapang yang memiliki Bekas lubang-lubang Ledakan, Mayat-mayat Bertebaran dimana-mana, Kobaran Api yang sangat besar disegala Sisi, Asap Hitam yang menutupi Langit Malam.
Dibawah Sinar Bulan Purnama, dibalik Kobaran Api terdapat Seorang Pria dengan Pakaian yang Compang-camping sedang menghadap Seorang Wanita dengan Kostum Tempur.
"Tentu saja, Maksud ku adalah Menyelamatkanmu dari Siksaan Ideologimu itu."
Terdengar Suara Pria tersebut dibalik Suara Kobaran Api.
"Percuma saja, Kau hanyalah seorang Manusia walaupun dengan sedikit perbedaan dari Manusia lainnya, kau tidak akan bisa Mengubah Ideologiku yang memang sudah ditetapkan oleh para Dewa."
"Tidak ada kata Mustahil didunia ini."
Bantah Pria itu dengan Tatapan serius.
Hembusan Angin malam yang kencang terhembus, memadamkan Api yang mengelilingi Tanah Lapang itu.
Sinar Bulan yang semakin terang akibat Asap Hitam yang tertiup Angin, Menyinari Sosok Wanita berkostum itu, Terlihat sebuah Air menetes disalah satu Matanya, dengan Ekspresi yang sedikit terkejut.
"Lihat..., Kau bahkan bisa menangis, walau hanya sebelah mata, Tidak ada kata Mustahil di Dunia ini, dan Tidak ada satu pun Makhluk yang bisa merenggut Kebebasan Seseorang selamanya."
*HUUUUUUUST
Suara Angin yang semakin Kencang Meniup seluruh Tanah Lapang itu.
"Jika kau tidak mampu melawan Para Dewa yang merenggut Kebebasan mu, maka Biarkan aku yang menentang mereka, Oleh karena itu Berhentilah melakukan Hal ini, dan Bantu aku memperbaiki Dunia yang sudah Busuk ini."
Sebuah Kata-kata yang keluar dari Seorang Pria dengan Baju yang Compang-camping sambil mengulurkan tangan nya, dengan Terangnya Sinar Bulan yang Menghujani dirinya membuat Senyumnya yang tulus semakin bersinar Dimata Wanita yang sudah Mati Hatinya itu.
"Mari kita sama-sama Selamatkan semua Saudarimu, dan Dunia yang Busuk ini."
-