"Mas kok kelihatannya berlebihan banget ya marahnya?? Biasanya juga gak kayak gini." ucap Vita.
"Saya seperti ini juga supaya kamu tidak terbiasa dengan perbuatan buruk kamu itu! Pulang sekarang atau jangan lagi?!" ucap Wijaya mengancam.
"Iya iya ya udah ini aku mau pulang.. sabar.." ucap Vita.
Tut.
Wijaya memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Dirinya benar-benar dibuat kesal oleh Vita.
"Semakin hari, dia semakin membangkang! Sepertinya saya harus mulai tegas padanya agar dia tidak bersikap sesuka hatinya pada saya!" monolog Wijaya.
Wijaya menghela nafasnya.
"Benar apa kata mama.. Dan saya baru menyadarinya sekarang.." gumam Wijaya.
....
Raffael memasuki sebuah ruangan di mana di setiap kursi sudah diisi oleh setiap orang dan hanya ada satu kursi yang masih tersedia, yaitu kursi yang dikhususkan untuk pimpinan mereka.
"Selamat sore.. maaf atas keterlambatan saya.. " ucap Raffael.
"Selamat sore, Mas.. Tidak apa-apa.." ucap mereka secara bersamaan.
