Naufal menarik Airin ke dalam pelukannya.
"Tapi aku harus belajar ikhlas, bang.. karena mau bagaimana pun, kita harus siap dengan yang namanya kematian. Baik itu kematian kita atau pun kematian orang yang kita cintai.." ucap Airin.
Jleb!!
Naufal terenyah. Ia baru pertama kalinya menemukan Airin yang setegar ini.
Naufal mengecup puncak kepala Airin dengan begitu dalam dan lama.
Ia lalu melerai pelukannya dan menatap Airin dengan senyum kelembutan.
"Abang benar-benar sangat bangga sekali pada kamu yang sekarang, sayang.. kamu benar-benar telah tumbuh menjadi seorang Airin yang jauh lebih tegar dan kuat... you are great.. and I like it.." ucap Naufal.
Airin tersenyum.
"Pengalaman.. aku banyak sekali belajar dari pengalaman hidup.. pengalaman mengajarkan aku untuk menjadi orang yang lebih kuat, lebih tegar dan lebih baik lagi dalam menerima maupun menangani kehidupan ini.." ucap Airin.
Airin menghela nafasnya.
