Chapter 90 - PEMBULLY...

Esok harinya, ada sedikit yang aneh dari sikap Rafa terhadap Laura. Saat dirumah bahkan disekolahpun Rafa seperti menghindari Laura. Ia juga tak kelihatan berinteraksi dengan Rafi saudara kembarnya sendiri.

Lalu Melani beranggapan bahwa mereka bertiga memang sedang bersaing untuk mendapatkan Laura secara diam-diam. Melani melihat dari sorot mata dan setiap sikap yang Rafa dan Rafi lakukan pada Laura. Dia tahu bahwa si kembar sama sama menyukai gadis yang sama, yaitu Laura.

"Lara!" panggil Melani sengaja menyebut nama yang salah dan membuat Laura membelalakkan matanya namun terlihat mencoba untuk tetap tenang. Rafa yang tengah fokus dengan ponselnya sedikit terkejut mendengar nama yang disebutkan Melani.

"Anjim! Si melon sengaja sebut nama itu didepan semua orang." umpat Rafi yang juga mendengarnya.

"Eh, sorry! Maksud gue Laura." ucapnya dengan fake smile kemudian mendekati meja Laura. "Elo gak keberatan kan, gue panggil dengan nama Lara? Soalnya gue belum terbiasa."

"Eh, Melon! Elo itu anak siapa sih? Bisa-bisanya ganti nama orang seenak jidat lo." ketus Nadin yang tak pernah menyukai Melani sejak awal.

"Apa elo bilang, Melon? Nama gue itu MELANI, bukan melon atau watermelon." rutuk Melani dengan menekan kata dinamanya sendiri.

"Elo aja kagak mau dipanggil kek gitu, apalagi Laura. Dasar Mesuneko!!! (kucing betina dalam bahasa Jepang)" cibir Nadin gregetan.

"Ish!!! Elo itu kenapa sih? Kek nya kagak suka banget sama gue?" tanya Melani heran karena setiap bertemu dengan Nadin kerjaannya ribut mulu. "Dimata elo, gue salah mulu. Nih ya, gue tunjukin sesuatu sama elo dan kalian semua!" gerutunya seraya merogoh ponsel disaku roknya. Lalu memperlihatkan sebuah foto seorang gadis culun berkacamata bulat juga rambutnya yang dikepang dua berponi kedepan.

"Apa? Keterlaluan dia!" batin Rafi kesal dan tak tahan ingin menendang kaki Melani, namun ia mencoba bersikap biasa saja agar tak ada yang mencurigainya.

Begitu juga dengan Laura yang begitu tetap tenang menghadapi sikap Melani yang arogant. Padahal dalam hatinya ia pun merasa ketakutan yang luar biasa.

"Coba kalian perhatikan baik-baik foto gadis ini?" titah Melani. "Gadis ini mirip banget dengan Laura." lanjutnya.

"Iya, foto ini mirip banget sama Laura." ujar Hesti.

"Eh, bukannya dulu Laura juga....

"Aduh guyyysss!!!" teriak Desi heboh memotong ucapan Nadin dan mengalihkan suasana. "Kalian cepat buka grup sekolah deh! Ada berita baru nih." ucapnya antusias. Semua murid pun teralihkan dan segera membuka ponselnya masing-masing.

"What the fuck!!! Kenapa gue diabaikan? Ada apa digrup sekolah?" Melani pun bertanya tanya.

••ANTARIKSA HIGHSCHOOL GROUP••

Innalillahi wainna ilaihi rojiun... Kami keluarga besar SMP GARUDA BEKASI, mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya ke rahmatullah, anak didik kami yang bernama LARA SIDQIA. Semoga husnul khatimah dan segala amal dan ibadahnya diterima disisi Allah. Amin ya robbal alamin.

*Komentar*

xxxx : Innalillahi, semoga kau husnul khotimah Lara. Doa kita menyertaimu.

www : Sungguh malang nasib kau Lara. Anak baik, surga tempatmu.

hhhh : Semoga tenang dan damai ya Lara. Maafkan kami yang selalu mengabaikan dan tak pernah menganggap kamu ada.

AAAA : Ini semua gara-gara si MELANI! Hukum dia! Biar tahu rasa.

Cccc : Benar tuh! Melani yang telah menyebabkan Lara meninggal.

GGGG : PEMBULLY KAU MELANI!!! HARUSNYA KAU YANG MATI !!!

ssss : Sudah-sudah! Kalian jangan gitu, gak kasihan apa sama Melani ? Kalau aku sih enggak hhahaa :)

QQQ : Ssshhttt !!!! Berisik ! Kalian gak takut apa, dia kan MELANI PUSPA SITANGGANG ! Anak donatur sekolah kita...

•••

Semua murid dikelas MIPA ELIT sedang heboh dengan membaca semua komentar yang ada dipostingan grup. Lalu menatap tajam Melani dengan tatapan bengis mereka.

Melani tidak bisa berkutik dan merasa ketakutan yang amat dalam. "Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka menatap gue seperti itu?"

"Oh! Jadi elo seorang pembully?" tanya Nadin mengintimidasi dengan tatapan seperti seorang iblis yang ingin menerkam mangsanya.

"Gak! Itu semua gak benar!" bantah Melani gugup dengan badan yang bergetar hebat.

"Gak nyangka gue." ucap Shandy ikut mencela. "Cewek secantik elo seorang pembunuh." katanya yang menyayat hati Melani dengan sebutan pembunuh.

"Bu-bu-bukan! Gue bukan seorang pembunuh! Gue gak bunuh siapa-siapa." teriaknya menyangkal.

"Halah, mana ada maling ngaku." ujar Nadin sedikit puas dan merasa suka banget bisa mencemooh Melani. "Kalau saat ini Ratu sekolah ada disini, mungkin elo udah ditendang keluar sekolah." tambahnya lagi.

Disaat semua orang mencela, menghina dan menyudutkan Melani, Laura dengan tenang menghela nafas lega. Entah siapa yang menyebarkan gosip diforum itu, yang jelas berkat Desi semua orang teralihkan dan tak menanggapi apa yang sedang dilakukan oleh Melani.

"DIAAMMM!!!" teriak Rafa menenangkan suasana kelas yang gaduh dan berisik karena ocehan semua murid yang terus mengolok-olok Melani. "DIAM SEMUANYA!" bentakan Rafa membuat semua murid langsung membungkam mulutnya sampai tak terdengar desahan nafas dari seorang pun. Mereka merasa terkejut dengan sikap Rafa yang langka seperti itu.

"Ada apa dengan Rafa?" bisik Hesti pada Desi yang langsung dibalas dengan gelengan kepala.

"Ekspresi macam apa itu?" tanya Shandy pada Ripan. "Dia menenangkan semua murid? Atau sedang marah?"

"Tapi kita sudah lama tidak melihatnya seperti itu." timpal Ripan pelan. "Apa jangan-jangan? Dia sedang membela si watermelon." sambungnya lagi.

Kebetulan satu jam sebelum waktu istirahat, kelas MIPA Elit ada jam kosong. Wajar saja jika semua murid membuat sedikit kekacauan dikelas.

"Apa bedanya kalian dengan dia?" tanya Rafa dingin dengan mata terus menatap Melani yang sedang berjongkok dan menunduk didepan kelas karena tak sanggup menahan teriakan serta makian dari semua murid.

"Apa-apaan si Rafa?" tanya Nadin bingung dan hanya mengerutkan dahinya.

"Kalian sama aja sama dia. Sama-sama pembully." kata Rafa dengan tegas. "Menyerang satu orang dengan terus mengolok olok memojokkan menghina mencaci bahkan memaki itu sama aja dengan membully." jelasnya cepat.

"Elo bela dia ?" tanya Nadin kesal dengan kata-kata Rafa yang seakan semua murid dikelas adalah pembully. "Kita gak membully?" sangkalnya. "Gue yang seorang wakil ketua kelas, KE-BE-RA-TAN memiliki murid seorang PEM-BU-NUH !!!" Nadin pun menekan perkataannya.

"Kelas kita kan kelas elit." timpah Hesti. "Kita gak mau ada noda tercemar dinama baik kelas MIPA ELIT." tambahnya.

"Sebenarnya? Apa yang sedang Rafa lakukan?" tanya Laura dalam batinnya. "Apa benar dia sedang membelanya? Apa dia sudah terpancing oleh Melani?" Laura terus bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan dalam otaknya.

"Sedari semalam, dia tak pernah menyapa gue? Bahkan dia juga tak berbicara dengan Rafi. Apa mereka bertengkar? Tapi karena apa?"

"Apapun alasan kalian, lebih baik kalian diam!" tegasnya lalu beranjak pergi meninggalkan kelas dan berjalan melewati Melani.

"Ra-Raf-Rafa!" panggil Melani seraya berdiri dan berjalan dengan kaki pincang mendekati Rafa. "Ma-ma-makasih! Makasih Rafa." ucapnya.

"Untuk apa?" tanya Rafa datar.

"Karena elo udah membela gue." jawabnya dengan kepedan tingkat dewa.

"Jangan harap dapat simpati dari gue!" ketus Rafa. Kemudian berlalu pergi.

***

Antariksa Highschool Group adalah sebuah grup sekolah dimedia sosial yang bersipat tertutup. Orang yang tidak bergabung atau orang yang bukan merupakan murid dari SMA Antariksa tidak diijinkan bergabung dalam grup tersebut. Jadi semua informasi apapun tidak akan menyebar luas keluruh jagat maya.

Saat ini Rafa tak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sebagian cerita telah Rafa pahami dan mengerti. Tetapi, ia masih belum bisa memastikan sesuatu. Terkadang, Rafa lebih sering terlihat menyendiri. Wajahnya yang datar dan dingin, sifatnya yang cuek kini terlihat kembali oleh seluruh murid.

Beberapa hari kemudian, kebohongan Melani terkait kakinya yang patah karena terjatuh dari tangga yang disebabkan oleh Laura telah terungkap.

Seorang anak laki-laki culun dari kelas XI IPS, dengan keberaniannya dia menguak fakta bahwa Melani terpeleset dan jatuh sendiri ditangga karena mengejar Laura.

Dia pun menjelaskan tentang jarak antara Melani dan Laura yang cukup jauh. Laura berdiri disekitaran anak tangga ke lima atau enam dari tempat Melani terjatuh. Jadi, itu murni kecelakaan tunggal bukan disebabkan oleh dorongan ataupun karena seseorang.

Menarik bagi Rafa untuk mengetahui siapa sebenarnya Melani itu. Dan punya kuasa apa sampai dia bisa melakukan apa saja terhadap orang lain? Rafa pun akan mencari tahu lebih dalam tentang Melani.

★★★★★