Waktu berlalu begitu cepat . Keesokan harinya Rachel berdoa , semoga gak ada masalah apapun lagi disekolahnya dan semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin . "Semoga gak ada gangguan gangguan dari syaitan lagi . Amin." Doa Rachel sebelum turun dari kamarnya . Ia menyambat tas hitamnya lalu menggendongnya dengan sebelah pundak dan segera turun kebawah untuk sarapan .
*****
**Sekolah**
Rachel memang terkadang bergaya tomboy , tetapi ia juga bisa lebih feminim . Wajar kali ya , kalau Rachel terlihat tomboy . Karena dia sehari harinya gak pernah bareng cewek lain selain oma , ibu dan tantenya . Ataupun yang lainnya . Rachel juga terbilang anak yang manja kalau dirumah , tetapi dia bisa berubah menjadi sangar jika diluar rumah . Seperti kejadian waktu disekolah bersama Monica .
Setelah kejadian dari dua hari yang lalu sampai kemarin , semoga Monica jera dengan hukuman Pak Surya dan juga ayahnya . Dengan begitu , dia tidak akan membuat onar lagi dan membully siswa siswi yang lemah .
Hari ini hari rabu , saatnya jam olahraga sebelum jam istirahat . Pak Tantan , guru olahraga meminta semua murid untuk berlari kecil mengitari lapangan basket sebanyak 10 putaran sebagai pemanasan . Cuaca yang cerah , terik matahari membuat semua murid lebih mudah mengeluarkan keringat karena kepanasan . Apalagi waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB . Wajar saja jika mereka tidak sanggup berlama lama ditengah lapang karena matahari sudah sejajar dengan kepala mereka .
Semua murid perempuan terpesona ketika melihat Rafa cs begitu semangat berlari mengitari lapangan . Wajah wajah mereka memang sangatlah tampan . Sehingga dapat menarik perhatian para kaum hawa . Bukan hanya murid yang berada dilapangan , tetapi murid lainnyapun senang sekali menyaksikannya dari atas gedung kelas kelas mereka . Sambil berteriak memanggil ketiga laki laki tersebut . Meskipun mereka tidak bisa membedakan antara Rafa dan Rafi .
Rachel yang mendengarnya pun mendadak kesal dan bergidik ngeri . "Apaan sih ? Norak banget mereka . Iiihhh ! Lebaayy ." Rafa , Rafi dan Rio pun hanya tersenyum menanggapinya .
Setelah mereka selesai pemanasan , merekapun rehat sejenak melepas rasa lelah dengan duduk duduk dipinggir lapangan sambil mengatur nafas . Saking panasnya , Rafa sampai membuka kaos olahraganya karena kegerahan . Tanpa sadar , dirinya telah memperlihatkan sesuatu yang paling disukai oleh kaum hawa . Sehingga semua murid perempuan tak berhenti berteriak memanggil Rafa dan Rafi .
"Abang ! Aurat lo , pake acara buka baju segala lagi ." pekik Rachel dengan nafas ngos ngosan . "Lihat tuh , semua orang tak henti hentinya memandang roti sobek lo ." Rachel pun menghampirinya lalu ikut duduk disamping Rafa .
"Gerah gue ." tukas Rafa . "Lagian gak ada yang tahu gue siapa . Yok lanjut !" ujarnya kepada kedua adik laki lakinya . Seraya beranjak dan mengambil satu bola basket . Body Rafa memang sedikit berisi dibandingkan dengan Rafi dan Rio . Namun masih saja orang tak bisa membedakan mana Rafa dan mana Rafi . Padahal mereka berdua sudah membuat ciri khasnya masing masing seperti dari style rambutnya untuk membedakan agar orang tidak keliru . Namun wajah mereka memang tidak bisa dibedakan .
Merekapun seketika menjadi pusat perhatian semua murid SMA Antariksa , dari anak kelas X sampai anak kelas XII pun tak ingin melewatkan moment itu . Moment dimana bisa melihat cucu Sultan bermain basket dengan stylenya yang cool abis .
"Gila ! Abang abang gue jadi tontonan orang orang ." Rachel bergumam kesal . Kemudian merebahkan badannya sambil menutup kedua matanya karena silau matahari .
Tiba tiba , dia merasakan sensasi cool dipipinya . Seakan akan ia sedang berada di pegunungan salju .
"Pasti segar , abis olahraga terus minum yang dingin ." gumam seorang anak perempuan berambut sebahu .
Seketika Rachel membuka matanya , ia kaget saat dirinya tengah sedikit mendongakkan kepalanya ke atas . Ia mendapati perempuan tersebut sambil tersenyum kepadanya . Sontak Rachel pun mengubah posisinya menjadi duduk , ia benar benar dibuat pangling sampai tak mengenali perempuan itu . Ia menatap lekat lekat wajahnya , namun Rachel sama sekali tak mengenalinya .
Karena tahu dirinya telah membuat Rachel bingung . Perempuan itu mengeluarkan sebuah kacamata bening berbentuk bulat , lalu memakainya . "Gimana ? Elo kenal gue kan ?" kata perempuan itu . Rachel dibuat cengo sampai membuka lebar mulutnya lalu menggelengkan kepalanya seraya berkata "Anjim !" Dia tak percaya bahwa perempuan itu adalah Laura . "Elo beneran Laura ? Laura si cupu itu ?" tanyanya memastikan .
"Ya iyalah , gue Laura ." ujarnya . "Nih , elo lihat !" jelasnya seraya menunjuk nametag yang terpasang dibagian dada kanan blezer hitam khas sekolahnya .
"Lau-ra Sha-que-na." Rachel mengeja nama Laura . Lalu membolak balikkan wajah Laura . Penampilan yang sungguh berbeda , nada bicaranya pun tak seperti Laura yang cupu . "Gila ! Gue gak lagi mimpi kan ?" tanyanya lagi yang dibalas dengan gelengan kepala . "Kok bisa lo ngerubah penampilan lo ? Kesambet setan apa lo ?"
Laura pun mendudukan pantatnya disebelah Rachel . Iapun mulai bercerita tentang penampilannya yang cupu . "Gitu ceritanya." ujar Laura .
"Oohh ! Pantes aja si Emon suka ngebully lo . Orang lo lebih cantik daripada dia ." ungkap Rachel . Merekapun akhirnya mengobrol seperti layaknya sahabat . Padahal mereka baru aja kenal .
"Gue ke sini , mau ngasih ini ke elo ." ujar Laura seraya menyodorkan sebotol air mineral yang awalnya minuman itu dingin . "Sebagai ucapan terima kasih gue sama elo ."
"For what ?" tanya Rachel .
"Because , you've helped me ." ungkap Laura . "Ya , walaupun gue sempat disiram ." ejeknya .
"Hahaa... Sorry deh . Lagian elo pake acara nabrak gue segala ." ujar Rachel cengengesan .
"Kalo gitu , boleh dong kita berteman ?" tanyanya lagi .
"Euh ? Gue ?" Rachelpun tak bisa menjawab ajakan Laura . Ia hanya menggigit bibir bawahnya .
"Gak ada teman temanan !" bantah seseorang yang entah dari kapan ia berdiri dibelakang mereka yang memang posisi Rachel membelakangi lapangan basket .
Rachelpun menengok kebelakang dan mendapati abangnya tengah berdiri diantara mereka berdua . "Bang Rafa ?" ujarnya . "Sejak kapan lo disitu ? Elo nguping kita berdua ?" tuduh Rachel .
Namun Rafa mengabaikan pertanyaan Rachel . "Ayok pergi !" ajaknya seraya menarik tangan Rachel dan membawanya pergi meninggalkan Laura .
"Chel !" panggil Laura yang bingung dan tak mengerti kenapa Rachel dilarang berteman dengan dirinya . "Kasih gue alasan Chel !" teriakanya yang hanya dibalas dengan lambaian tangan dari Rachel .
"Keluarga kita memang gak ngijinin kita berteman dengan siapapun ." ujar Rafi tiba tiba menghampiri dan duduk disebelah Laura .
"Ya , tapi apa alasannya ?" tanya heran Laura .
"Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berteman dengan siapapun ." jelas Rafi . " Kita hanya diperbolehkan saling sapa saja . Tapi tidak dengan yang lain ."
"Kenapa lo sekarang bicara sama gue ?" pertanyaan Laura membuat Rafi terkejut . Rafi pun menoleh kearah Laura , lalu pergi begitu saja meninggalkan Laura sendirian . "Anjim ! Kenapa dia jadi cantik banget ?" gumam Rafi seraya berjalan menyusuri anak tangga menyusul Rafa ke rooftop .
*****
**Rooftop**
Sedangkan Rafa sudah berada dirooftop sekolah bersama dengan Rachel . Rachel yang terlihat begitu kesal dengan abangnya sendiri , ia hanya duduk disofa seraya cemberut dan tidak mengatakan apa apa .
"Ingat Chel ! Kita dipantau juga disekolah ." ujar Rafa mengingatkan .
"Gue bosan bang dengan keadaan ini . Apa salahnya jika kita berteman dengan orang lain ?" tanya Rachel kesal .
"Satu lagi . Gue gak suka , kalo lo berteman sama dia ." lanjut Rafa .
"Why ?" pekik Rachel .
"Lo gak ingat ? Elo udah berapa kali kena masalah karna ulah dia ?"
"Tapi bang , dia gak seburuk yang elo lihat . Dia baik kok ." ungkap Rachel membela Laura . "Lagian nih ya , gak ada yang mau deketin gue selain dia ." sambungnya .
"Sekali tidak tetap tidak ." timpal Rafi ikutan nimbrung . "Elo jangan mudah percaya deh sama orang ." saran Rafi .
"Kalau ketahuan oma , bisa berabe kita ." timpah Rio . "Kita turutin aja dulu kemauan oma ."
Rachel pun berdecak kesal mendengar ceramah dari ketiga abangnya itu . Kemudian Rachel beranjak dari sofa dan berniat turun ke bawah .
"Mau kemana lo ?" tanya Rafi ketus .
"Turunlah ." jawab singkat Rachel .
"Ngapain ?" tanyanya lagi .
"Ganti baju !" pekik Rachel seraya pergi meninggalkan saudaranya .
"Oh iya , udah mau bel nih . Cabs !" ajak Rafi . Mereka pun bergegas menyusul Rachel kebawah . Karna waktu istirahat hampir selesai , sedangkan mereka belum berganti pakaian .
Selesai istirahat , mereka kembali ke kelasnya . Dan mengikuti kegiatan belajar sampai bel pulang berbunyi .
*****
•••To be continue•••