**Pukul 05.00 WIB**
Jelang subuh , setelah melaksanakan shalat . Rafa , Rafi dan Rio telah bersiap untuk melaksanakan hukuman yang diberikan istri sultan itu alias Oma Rere . Mereka menjadi pembokat selama 1 minggu dirumah megah dan luas itu .
Dimulai dari lantai 3 , mereka telah membagi tugas masing masing . Seperti menyapu , itu menjadi tugas Rio . Lalu , Rafa dan Rafi ditugaskan untuk mengepel . Sisanya dikerjakan secara bersama sama .
Sejak dulu , keluarga Winata memang sudah punya aturan dirumah . Jika diantara mereka melakukan satu pelanggaran atau kesalahan , mereka akan terkena hukuman sesuai dengan kesalahan yang mereka perbuat . Contohnya , jika kesalahan mereka terbilang kecil , maka hukumanpun akan ringan . Jika kesalahan mereka sangat fatal , ya hukumannya juga pasti sangat berat . Tidak hanya untuk keluarga , hukuman juga berlaku untuk semua pembantu termasuk Raja dan Ratu alias pemilik rumah .
"Bang !" suara manis milik Reynal terdengar dari balik pintu kamarnya dilantai 3 . "Bang Rio !" panggilnya dengan suara agak keras . Riopun menoleh ke arah kamar Reynal . Namun dia mengacuhkannya . Karena penasaran , Rey keluar dari kamar kemudian menghampiri abangnya .
"Bang , elo kenapa dihukum ?" tanya Rey .
"Balik kamar atau elo mau dihukum juga ?" ketus Rio tanpa melihat lawan bicaranya . Ia terus fokus menyapu lantai .
"Tapi bang , gue pengen tahu juga ." tukas Rey yang kepo akan masalah abangnya .
"Nanti elo juga tahu sendiri ." ujar Rio cuek . "Dah , pergi sana ." usirnya . Reypun menurut , ia segera kembali ke kamarnya sebelum nenek lampir itu melihatnya . Bisa bisa , Rey kena hukuman juga .
Seusai melaksanakan hukuman , mereka bertiga segera bersiap siap untuk pergi kesekolah . Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB . Semua anggota Winata sudah berada diruang makan , kecuali Rachel . Sarapan pagi telah dilaksanakan .Namun tak lama kemudian , Rachel turun dari kamarnya . Ia telah bersiap juga untuk berangkat kesekolah .
"Rachel ?" ucap Cellyn .
"Pagi semua ." sapa Rachel .
"Hari ini kamu gak usah sekolah dulu ya ?" ujar Cellyn .
"Mih , Rachel gak papa kok . Lagian baru berapa hari juga masuk sekolah , masa udah bolos aja ." rutuk Rachel .
"Tapi Chel , mamih khawatir sama kamu . Pokoknya hari ini , kamu gak usah kesekolah dulu ."
"Gak ! Pokoknya Rachel mau sekolah . Titik !" bantah Rachel .
"Yaudah , iya . " ujar Cellyn mengalah . "Mamih siapin dulu bekal kamu .
"Chel , elo gak malu sama luka diwajah lo ?" tanya Rafa .
"Gue kan pake masker , bang ." jawabnya .
"Ya sudah , berangkat gih kalian . Nanti telat lagi ." titah Adriana .
"Iya , Mah . Kalau gitu , kita berangkat sekarang yah ?" pamit Rafa .
"Tapi ingat ! Jagain Rachelnya . Jangan sampai kejadian kemaren terulang lagi ." Adrianapun menasehati anak anaknya .
"Siap 86 ." ujar Rafa seraya memberi hormat kepada Adriana .
"Nih bekal kamu." timpah Cellyn sembari menyodorkan benda kotak berwarna pink kepada Rachel .
"Makasih , mih ." timpal Rachel . "Rachel berangkat ya , assalamu'alaikum ." pamit Rachel .
"Hati hati kalian ." ujar Marissa . "Kita berangkat juga yuk , Yah . Kasihan Rey , takut kesiangan ." sambungnya kepada Andrian .
"Yaudah , Mah kita berangkat juga ya. Assalamu'alaikum ." pamit Andrian seraya beranjak dari tempat makannya bersamaan dengan Marissa dan Rey .
"Waalaikum salam ." jawab serempak keluarga Winata .
Yang lainpun segera menyelesaikan sarapannya . Lalu bersiap untuk berangkat kerja juga . Termasuk , Rere . Nyonya sultan itupun telah bersiap untuk pergi tanpa sepengetahuan keluarganya .
Selang beberap menit , setelah semua anggota keluarganya sudah beranjak pergi ke tempat kerjanya masing masing . Barulah Rere beraksi .
*****
**Disekolah**
Pagi yang cerah , gelembung gelembung awan membuat indah langit biru dengan sorotan sinar mentari disela sela awan itu . Karena Rere tak ingin diketahui banyak orang juga , beliau menampakkan dirinya disekolah pukul 08.00 WIB . Saat semua murid sedang mengikuti kelasnya masing masing .
Tanpa basa basi , Rerepun langsung masuk kegedung sekolah menuju ruang guru . Dengan dikawal oleh satu ajudannya . Kedatangannya sangat tak diduga oleh semua guru yang masih berada diruangannya . Termasuk Pak Surya , guru kesiswaan itu .
"Se-se-selamat pagi Bu Retno ." sapa Surya yang mendadak gagap saat Rere tiba diruangan yang menyeramkan bagi seluruh murid disekolah itu .
"Sejak kapan Anda gagap seperti itu ?" tanya tegas Rere dengan sorot mata yang seperti biasa . Slalu tajam yang membuat lawan bicaranya menciut ketakutan .
"Maaf Bu Retno , saya kaget dengan kedatangan Bu Retno yang secara tiba tiba ." ujar Surya . "Biasanya kalau hendak kesekolah , Ibu slalu mengabari terlebih dahulu ."
"Saya tidak akan lama disini ." tukas Rere .
"Kalau begitu silahkan duduk terlebih dahulu Bu ." Suryapun mempersilahkan Rere duduk dikursi panas itu yang slalu diduduki oleh murid murid nakal atau bandel atau yang lainnya . Rerepun segera menempelkan pantatnya itu dikursi tersebut .
"Langsung saja , saya minta pertanggung jawabannya . Atas kejadian yang menimpa cucu saya ." Ujar Rere tanpa basa basi .
"So-soal itu ya , Bu . Saya pribadi dan semua guru meminta maaf . Karena laporannya baru saya dapat kemarin siang dari Rafa , cucu Ibu juga ." jelasnya .
"Saya tidak ingin sekolah ini memiliki murid yang berprilaku buruk seperti itu . Saya minta , keluarkan dia dari sekolah . Atau , kalian saya hukum ." pinta Rere menekankan . "Permisi !" Rerepun beranjak dari kursi itu dan bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut .
"Aduh ! Ck !" Suryapun menggelengkan kepalanya . Ia tak habis pikir dengan ancaman Nyonya sultan itu .
*****
**Pukul 12.00 WIB**
Bel istirahatpun telah berdenting . Seperti biasa , semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin . Tetapi tidak dengan Rafa cs . Mereka memesan dan menunggu makanan didalam kelas . Namun ketika sedang menunggu , Rachel dipanggil oleh guru kesiswaan . Iapun segera menuju ruangan yang menyeramkan itu , dengan ditemani Rafa .
Saat memasuki ruangan tersebut , Rachel mendapati 2 orang yang tengah duduk disamping Pak Surya . 1 orang wanita setengah paruh baya , dan 1 orang murid laki laki yang sepertinya Rachel tahu siapa dia .
Tok Tok Tok !!!!
"Permisi Pak !" ujar Rachel .
"Silahkan masuk nak Rachel ." Rachelpun menurutinya dan segera duduk dikursi yang telah disediakan .
Rachel kaget ketika melihat murid laki laki tersebut alias Aldo , tengah di masuki 2 lembar tisu yang digulung dikedua lubang hidungnya . Rafapun yang menyaksikan , sontak tertawa kecil . Tanpa basa basi , wanita setengah paruh baya itu alias ibunya Aldo langsung mengintimidasi Rachel .
"Oh , jadi kau yang namanya Rachel ?" tanya Ibu itu. "Cantik Do." bisiknya kepada Aldo yang masih terdengar oleh telinga Rachel . Aldopun langsung menyikut lengan ibunya .
"Kau tengoklah ! Anak saya menjadi seperti ini gara gara dikeroyok pacar kau dan kawan kawannya ." ujarnya dengan logat bicara seperti orang batak tapi entahlah , Authornya pun tak tahu itu logat mana .
Mendengar ucapan ibu tersebut , Rafa semakin terkekeh dibuatnya . Bukan hanya Rafa , Pak Suryapun terlihat sedikit menyembunyikan tawanya .
"Maaf bu , saya bukan pacarnya . Tapi saya abangnya ." ujar Rafa dengan nada yang seperti mengejek .
"Lah , kau ini gimana sih ? Kau bilang kau dikeroyok pacarnya ?" tanya Ibu itu kepada Aldo .
"Yah , Ibu . Mana Aldo tahu . Aldo kira itu pacarnya ." jelas Aldo pelan .
"Oh , jadi kau yang ngeroyok anak saya ? Berani beraninya main keroyokan ?" ujarnya sambil menunjuk nunjuk Rafa . "Jadi gimana Pak ? Saya minta pertanggung jawabannya . Anak saya tak berhenti mengeluarkan darah dari lubang hidungnya ." lanjutnya.
"Lho ? Kenapa ibu ingin minta pertanggung jawaban dari kita ? Yang salah itu anak ibu . Beraninya main kasar sama perempuan ." ucap Rafa kesal .
"Bu , ini sekolah . Sekolah punya aturan . Jadi siapa yang melakukan pelanggaran itu wajib dihukum ." jelas Pak Surya .
"Oh ! Bapak jadi tak mau meringankan hukuman anak saya ? Saya bisa saja menuntut Bapak dan kalian atau sekolah ini atas kekerasan yang dilakukan siswa disekolah ini ." Ibu itupun mengancamnya .
"Jika memang begitu , silahkan ibu tuntut . Saya tak takut ." sanggah Rafa .
"Kau mau menantang saya ? Okeh , saya akan laporkan kasus ini kepihak kepolisian ." tegasnya lagi . Ibu itupun merogoh ponsel yang ada ditasnya . Sepertinya ia akan menelpon seseorang . Namun terhenti ketika Rafa membuka masker yang menutupi wajah Rachel .
"Bagaimana dengan ini ?" tanya Rafa . Pak Suryapun kaget melihat wajah Rachel yang memar . Begitu juga dengan Aldo dan ibunya . "Apa saya juga perlu menuntut anak Ibu ?"
"Pantes Ibu Retno marah ." gumam Surya dalam hati .
"Apa pantes ? Seorang senior , melakukan kekerasan fisik terhadap adik kelasnya . Perempuan pulak ." ketus Rafa yang sedari tadi menahan kesal .
Aldo hanya menundukkan kepalanya . Ibunyapun tak bisa berkata apa apa lagi . "Keterlaluan kau Aldo !" pekik ibunya .
"Tapi bu , Aldo gak terima dia berlaku kasar sama Aldo ." Diapun masih membela dirinya dan tak mau mengakui kesalahannya .
"Maaf bu , jadi setuju kan ? Kalo anak Ibu harus saya skors ?" tanya Pak Surya .
"Pak , sekolah aja baru mulai . Bapak jangan seenaknya menskors anak saya . Kasih hukuman yang lain saja ." ujar ibu itu .
"Ini bukan sekali atau dua kali , Aldo melakukan kekerasan disekolah ini . Tapi berkali kali ." bentak Pak Surya .
"Pak , pendidikan itu penting . Janganlah kau hukum anak saya macam ini ." ibu itu terus memohon kepada Pak Surya supaya meringankan hukumannya . "Kalau tidak , saya benar benar akan tuntut sekolah ini ."
"Kalau saya saranin , mending terima aja hukumannya . Percuma nuntut sekolah ini , Ibu gak akan menang ." ketus Rafa .
"Memangnya kau siapa ? Berani sekali meremehkan saya . Saya punya saudara polisi . Jadi kau jangan macam macam ." maki ibu itu .
"Maaf Bu , saya tidak ingin memperpanjang masalah ini . Ini sekolah , aturan tetap aturan . Gak ada yang boleh bantah ." ujar Pak Surya menenangkan .
"Pokoknya saya akan tuntut kalian ." ibu itu masih kekeuh dengan ancamannya.
"Kalau begitu , keluarkan saja dia dari sekolah ini pak ." titah Rafa kepada pak surya . "Permisi !"
Setelah menghabiskan waktu istirahat diruangan kesiswaan itu , Rafa dan Rachel pergi begitu saja . Waktu istirahatpun sudah berlalu . Mereka berduapun tak sempat mengisi perutnya yang kosong . Karena kelaspun telah dimulai 10 menit yang lalu .
"Sial !" pekik Rafa . "Kantin aja dulu kita ." ujarnya kepada Rachel yang dibalas dengan anggukkan kecil . Merekapun segera menuju lantai bawah .
Masih suasana diruang kesiswaan . Ibu itu lebih tak terima diperlakukan tidak sopan oleh Rafa dan Rachel .
"Tuh , coba kau tengok murid kau . Tak sopan banget kepada orang tua ." omelnya .
"Bu ! Ibu disini sudah menghabiskan jam makan siang saya ." tegas Pak Surya . "Saya bisa saja menuruti permintaan mereka . Tetapi , saya juga perlu menimbangi keputusan saya ."
"Kenapa Bapak dari tadi membela mereka ?" tanya heran ibunya Aldo .
"Asal ibu tahu , mereka adalah cucu Winata ." jelas pak Surya . "Keluarga Sultan . Orang yang paling penting untuk sekolah ini . Jika ibu ingin tuntut sekolah ini , silahkan !"
"Hah ? Cucu sultan ?" ibu itupun seketika menjadi cengo . "Sudah , mari kita pulang ." ajak ibu itu kepada Aldo . "Permisi !" pamitnya seraya menyeret anaknya keluar ruangan .
*****
**Dirumah**
Hari sudah mulai sore . Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB . Cucu cucu Winata sudah pulang dari sekolahnya . Mereka telah berganti pakaian dan segera beristirahat sejenak melepas penat .
Selang beberapa menit , Rafa , Rafi , dan Rio segera melanjutkan kembali hukuman mereka . Mereka memang sudah terbiasa melakukan hal seperti beres beres rumah sejak masih sekolah dasar . Bukan karena hukuman saja , terkadang cucu Winata itu sering melakukannya jika mereka punya waktu senggang .
Pukul 17.00 WIB , satu persatu keluarga Winata sudah balik dari tempat kerjanya . Mereka memang kompak. Jika salah satu keluarga ada yang pulang telat , mereka akan menunggunya meskipun kerjaan mereka telah selesai .
Malampun tlah tiba , saatnya untuk makan malam . Masih tanpa Bram , dan Andrea . Mereka akan segera pulang minggu esok jika pekerjaannya telah selesai .
Cucu cucu Winata telah turun dari kandangnya , mereka segera menuju meja makan secara bersamaan sebelum nenek lampir mendahuluinya . Setelah semuanya hadir , merekapun langsung menyantap hidangannya . Menu malam itu adalah Sauteed chiken salad with saus yogurt . Daging ayam yang disajikan dengan cara digoreng menggunakan olive oil yang dikolaburasikan dengan asamnya yogurt .
"Rachel !" panggil Rere mengawali pembicaraan dimeja makan itu . "Gimana dengan wajahmu ?"
"Sudah membaik , oma ." sahutnya .
"Ingat ! Tak ada yang boleh berteman dengan siapapun ." ucapnya menekankan .
"Mah , jangan berlebihan seperti itu dong . Kasihan mereka ." timpal Adriana , mamahnya sikembar . "Apalagi Rachel , dia kan anak perempuan . Dia butuh teman sejenisnya ."
"Rachel itu sudah punya segalanya . Dia takkan pernah merasa sepi . Dia tidak butuh orang lain . Dia juga tidak butuh teman . Dia punya keluarga ." ketus Rere .
"Hufh !" Rachel mendengus kecil . "Aturan macam apa ini ?" pikirnya dalam hati .
"Mah , harta itu bukan segalanya . Itu takkan cukup membuat mereka bahagia . Mereka juga butuh kebebasan ." kata Adriana sok bijak .
"Mamah , hanya tidak ingin mereka salah pergaulan . Jika seperti itu , lebih baik mereka tidak punya teman sama sekali ." jelas Rere yang kekeuh dengan pendiriannya .
"Gak mungkin lah , mah ." timpal Andrian . "Mereka udah pada gede , mereka juga pasti tahu . Mana yang baik dan mana yang buruk . Kita cukup mengawasinya saja ." lanjutnya .
"Tidak ada yang lebih baik , kecuali keluarga sendiri ." ucap Rere . "Pokoknya , tidak ada teman temanan . Titik . Jangan bantah lagi ."
Jika sudah ada kata titik , mereka tak bisa berkata apa apa lagi . Karena jika dibantah , akan menimbulkan percekcokkan antar anak dengan orang tua . Merekapun melanjutkan kembali aktivitas makan malamnya . Setelah beberapa menit berdebat dimeja makan tersebut .
Seusai makan , Rafa , Rafi dan Riopun tak lupa mengerjakan kembali hukuman mereka . Dari mulai membereskan meja makan , cuci piring , sampai buang sampah mereka lakukan bertiga .
Setelah semuanya selesai , merekapun kembali ke atas menuju kamarnya masing masing . Sesaat setelah sampai dilantai 3 , Rafa melihat Rachel yang sedang duduk dilobi sendirian . Raut wajah yang terlihat muram dan sedih , membuat Rafa merasa kasihan terhadap saudara perempuannya itu .
"Chel ?" panggil Rafa . "Ngapain lo sendirian disini ?" tanyanya .
"Cari angin aja bang ." jawabnya dingin .
"Udahlah , gak usah ngeles . Gue juga tahu , elo lagi mikirin omongan oma kan ?" tanyanya sok tahu .
"Kenapa sih bang ? Gue dilarang ini itu . Gue juga pengen kali kayak orang orang . Bisa pergi bareng teman , jalan jalan , belanja , shooping , makan , nge game pokoknya semuanya bareng teman deh . Jangankan pacaran , punya teman aja dilarang . Gimana mau bahagia ?" Rachel tak berhenti mengomel . Ia mengeluarkan semua unek uneknya .
"Elo mau jalan jalan ?" tanya Rafa .
"Maulah bang , gue jenuh dirumah terus . Gue juga butuh hiburan . Bukan cuma tidur , mantengin laptop , ngerjain tugas aja ." rutuknya .
"Okeh ! Minggu besok , kita jalan ." ujar Rafa .
"Serius ?" tanya Rachel gak percaya .
"Heem ." Rafapun mengangguk pelan .
"Yeay ! Abang emang paling top deh ." puji Rachel seraya beranjak pergi dari lobi meninggalkan Rafa . "Daahhh abang ." Rachelpun melambaikan tangannya .
Rafa merasa bahagia , melihat Rachel bersemangat lagi . Iapun segera beranjak juga dari lobi menuju kamarnya .
*****
•••Mereka mau jalan jalan kemana ya ? Taman hiburan ? Ragunan ? Apa ke pantai ya ? Aaahh , gak sabar deh pengen cepat cepat hari minggu :D Stay terus ya di Sultan Family•••