***
Beberapa hari setelah kepergian Bima yang tanpa kabar, Karina terus memikirkan keselamatan dari satu-satunya keluarga terdekat yang mendukung mereka untuk tetap menjadi pewaris takhta.
Memikirkan juga bagaimana jadinya kalau Bara ternyata benar-benar memimpin pemberontakan berdarah tersebut?
Karina pikir, perang saudara akan meletus dengan dahsyat dan mengacaukan kondisi Valepawan yang telah dibangun oleh Ayah dan Ibunya dengan perjuangan yang berat. Belum lagi akan banyak korban yang berjatuhan kalau perang saudara benar-benar terjadi.
Apa tidak bisa kalau mereka kembali ke istana tanpa pertumpahan darah sedikitpun?
Berapa kali pun Karina memikirkannya, jawaban akhir tetap sama. Satu-satunya jalan yang aman dan pembalasan akhir atas kejahatan para pemberontak yang telah membunuh raja dan ratu Valepawan adalah eksekusi mati tanpa kehormatan. Dan untuk mewujudkan pembalasan itulah harus ada perlawanan yang berdarah.
Juna, Bima, dirinya, dan rakyat Valepawan....
