***
Arunika membuka kamar yang diberitahukan oleh pelayan pria itu dengan sedikit kasar. Membuat Eros yang berada di dalam terkaget-kaget. Padahal dia sudah merasakan mana Arunika yang mendekat, tapi dia tidak tidak mengira sang permaisuri akan membuka pintu seperti itu.
Sambil masuk ke kamar, dia mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
Eros bangkit dari kursi dan menundukkan kepala. "Salam kepada Yang Mulia Permaisuri. Semoga anda selalu diberikan kasih sayang dan berkah oleh Para Dewa dan Dewi," ujar Eros memberikan salam yang tidak akan dia ucapkan jika sudah dekat.
"Ya, anda juga, Nek Eros." Arunika menoleh sekilas padanya, kemudian menuju ranjang tempat putranya berada.
Dia naik ke atas ranjang dan memegang dahi, pipi, serta tubuh sang putra.
'Ini sangat panas!' batin Arunika berseru. Dia tampak hampir menangis.
"Suhu tubuhnya sudah sedikit turun daripada yang semalam, Yang Mulia," kata Eros mendekatinya.