Manik Narasimha beralih pada wanita di samping ayahnya. Sontak dia ternganga dengan wajah lugunya.
"Wah...! Bibi terlihat sangat cantik!"
***
Wanita itu tersenyum canggung sambil menaikkan kedua alisnya karena dipuji secara tiba-tiba. Apalagi wajah lugu bocah itu membuat Arunika tak mampu berkata-kata karena terlalu gemas ingin mencubit pipinya.
Bocah laki-laki dan wanita itu terus bertatapan satu sama lain. Yang satu menyampaikan kekaguman yang luar biasa lewat cahaya matanya, sementara yang satu lagi hanya mampu tersenyum dengan lubang hidung yang memekar.
Gasendra menegur keduanya dengan dehaman.
"Ah... maafkan saya, Ayah. Saya terpaku melihat kecantikan Bibi ini," ujar Narasimha sambil menunduk sebentar, kemudian menatap Arunika lagi.
'Cara bicaranya berusaha seperti orang dewasa. Padahal huruf r yang diucapkannya belum terlalu jelas.' Arunika semakin melebarkan senyumnya. 'Astaga... aku gemas sekali.'
