***
Perasaan dan ungkapan cinta yang tulus itu tersampaikan lewat hisapan dan kecupan lembut dari lidah dan bibir yang saling mencari.
Seperti racun dan penawar yang saling membutuhkan, begitulah yang terjadi di antara mereka. Saling mengecup, menghisap, dan membelai tanpa paksaan. Hanya ada kelembutan di sana sampai membuat mereka sulit untuk bernapas karena terlalu tenggelam dengan manisnya.
"Uhmm ...." Tangan Arunika meremas baju Gasendra saat benar-benar tak bisa bernapas. Jantungnya terlalu berdegup kencang, tapi jujur ... dia tak mau menyudahi hal ini.
"Phuahh!" Bibir mereka terlepas satu sama lain. Namun, mata mereka masih menatap pada satu tujuan, bibir lawan.
Mereka masih satu tujuan, masih ingin mencecap rasa manis itu.
Napas Arunika masih tersengal-sengal, tapi bibir lawannya sudah menempel lagi padanya. Lidahnya terjulur, mencari jalan masuk, dan Arunika dengan mudah memberikan akses untuk menikmatinya.