***
"Karina masih panas?" tanya Chandra dengan handuk yang tersampir di pundak. Dia baru saja selesai mandi, hendak pergi ke tempat kerja. Namun, sepertinya hal itu urung ketika melihat kondisi tubuh sang kekasih yang terbaring penuh keringat di kasur lantai.
"Masih, Raka. Malah semakin panas," jawab Juna dengan raut khawatir.
Setelah pulang dari tempat latihan, Karina mulai bersin-bersin dan ketika fajar muncul, tubuh Karina menggigil kedinginan disusul dengan panas di sekujur tubuh.
Chandra duduk di samping Karina dan mengecek suhu di dahinya.
"Em," erang Karina langsung terbangun karena merasakan dingin di dahi.
"Kau sakit, Karina. Aku tidak akan bekerja hari ini."
"Jangan... nanti kau dimarahi karena sering mengambil cuti. Ada Juna yang bisa merawatku di sini," jawab Karina dengan suara parau khas orang sakit. Tatapannya juga agak memudar karena rasa panas yang menyengat. Bahkan dia merasa dirinya yang bicara ini nyata dan tidak.