***
Suara panah yang melesat tertancap tepat di tengah papan sasaran serta derap kuda memenuhi lapangan kuda pacu Istana Alba pagi ini.
Seorang pria berambut gondrong dengan gagah dan lihai membidik sasaran serta memacu kuda secara bersamaan tanpa hambatan. Dia sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
Afta yang baru tiba di sana langsung disambut dengan debu dan pasir yang membumbung sampai menghalangi pandangan.
Dia sangat yakin Chandra ada di balik debu dan pasir yang membumbung dan kuda putih kesayangan pangeran lah yang menyebabkan hal yang menghalangi pandangannya.
Afta mendekat ke lapangan kuda pacu saat kondisi mulai terlihat jelas.
"Ada apa, Afta?" tanya Chandra yang menarik tali kekang, lalu melipir ke pinggir lapangan.
Afta membungkuk hendak memberi salam penghormatan pada salah satu Pangeran Mahaphraya. Namun, pergerakannya dihentikan oleh pria di atas kuda putihnya.
"Jangan berbasa-basi. Katakan saja apa intinya."