Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 42 - Ujian Tulis (1)

Chapter 42 - Ujian Tulis (1)

Hari Ujian Masuk Akademi Mistral Vandrechia telah tiba. Tepat pada hari ini beberapa ribu remaja akan bersaing untuk mendapatkan 100 kuota masuk yang disediakan Akademi untuk tahun ini. Ujian akan berlangsung selama 10 hati. Hari pertama, kedua, dan ketiga akan dihabiskan untuk ujian tertulis. Bagaimana pun karena terlalu banyak pelamar sehingga Akademi perlu untuk mengusir setidaknya 80% dari pandaftar yang ada sebelum melanjutkan pada ujian tahap selanjutnya.

Hari ini orang-orang berdesakkan memasuki gerbang Akademi Mistral Vandrechia. Mereka segera mengagumi keindahan arsitektur serta kemewahan yang ditampilkan Akademi ini. Kebanyakan dari pendaftar sebenarnya sadar bahwa kemungkinan mereka sendiri termasuk dalam orang-orang yang gagal dalam ujian ini. Oleh karena itu mereka sangat menghargai pengalaman untuk bisa melihat Akademi secara langsung.

Setiap peserta kali ini mendapatkan nomor peserta yang berguna untuk menentukan banyak hal. Contohnya adalah menentukan kapan jadwal kalian melaksanakan ujian serta diruangan mana mereka melaksanakan ujian. Mereka bisa melihat informasi lebih lanjut di website Akademi Mistral Vandrechia secara langsung.

Ujian tulis sebenarnya hanya berlangsung selama 90 menit. Namun, karena banyaknya peserta sehingga menyebabkan para peserta harus dibagi menjadi beberapa kelompok dan setelah dilihat ternyata membutuhkan kurang lebih tiga hari untuk membiarkan semua peserta mengikuti ujian tahap pertama.

...

"Ah, Akademi kelihatannya akan penuh dengan anak muda selama tiga hari. Ini pemandangan yang selalu membuatku bersemangat. Beberapa diantara mereka mungkin memiliki kualitas yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya." Ragael meminum kopinya dengan tenang sambil melihat keluar jendela.

Kepala Akademi Mistral Vandrechia tersebut memperlihatkan wajah yang sangat intelektual. Hanya dari kacamata dan gaya berpakaiannya pun dapat ditebak bahwa dia orang yang cerdas.

"Semua guru berubah menjadi pengawas ruangan selama tiga hari. Mereka pasti akan mengomel lagi di belakangku. Kemudian, mereka akan memprotes kebijakan standar penerimaan peserta Ujian Masuk yang kurancang."

Akademi Mistral Vandrechia memang sangat unik dalam Ujian Masuknya. Ini adalah satu-satunya Akademi Mistral yang memperbolehkan semua orang yang memiliki astral untuk ikut serta dalam Ujian Masuknya. Di Akademi lain, ada proses seleksi peserta Ujian Masuk yang akan memangkas 90% anak muda yang mengajukan diri untuk mengikuti Ujian Masuk. Hasil dari seleksi tersebut adalah peserta yang mengikuti Ujian Masuk hanya berjumlah paling banyak 500 orang saja.

Karena tidak adanya proses seleksi awal di Akademi Mistral Vandrechia menyebabkan peserta yang mengikuti Ujian membludak hingga menyebabkan para guru kelelahan dengan terus menerus menjadi pengawas ruangan selama tiga hari berturut-turut.

"Jika kau sadar, kau mempersulit kehidupan para pengajar maka setidaknya gunakanlah seleksi awal pada tahun berikutnya. Setidaknya larang remaja-remaja yang 100% akan gagal untuk mengikuti Ujian kita," ujar seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan kepala sekolah. Dia sepertinya mendengar ucapan kepala sekolah sebelumnya.

"Ravina, aku selalu mengingatkanmu untuk mengetuk pintunya. Bagaimanapun juga aku seorang Kepala Akademi." Ragael membalikkan badannya menatap sosok guru wanita yang telah mengajar disini selama 10 tahun. Dia adalah Ravina.

"Aku tidak pernah menghormati orang tua yang selalu merepotkanku sehingga aku tidak punya waktu luang untuk mencari jodoh." Ravina yang berusia 35 tahun agak sensitif terhadap sesuatu yang berbau pernikahan. Dia beberapa kali kerap gagal membina hubungan. Meskipun sebenarnya umur 35 cenderung muda untuk standar Mistral.

"Kau tahu bukan kenapa aku tidak mau menggunakan seleksi awal pada Ujian Masuk Akademi ini?" ujar Ragael sambil melirik malas pada sosok Ravina.

Seleksi awal akan menghilangkan orang-orang yang memiliki catatan buruk di sekolah dasar dan sekolah menangah mereka. Namun, Ragael berpikir bahwa akan selalu ada jenius yang telat berkembang di dunia ini.

"Omong kosong. Bertahun-tahun aku tidak pernah melihat seorang jenius yang telat berkembang di sekolah ini. Kebanyakan orang yang menguasi jajaran 10 orang terkuat adalah orang-orang yang memang memiliki catatan bagus dari kecil." Ravina selalu merasa alasan yang Ragael berikan mengenai jenius yang telat berkembang hanyalah palsu belaka. Orang tua ini mungkin memang berniat mengerjai para guru saja.

"Yah, aku berharap tahun ini berbeda. Ngomong-ngomong ada perlu apa kau kemari?"

Ravina menyerahkan tumpukan berkas pada Ragael.

"Ini adalah berkas mengenai analisis komprehensif mengenai orang-orang yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menjadi variabel besar dalam Ujian Masuk tahun ini."

Ragael membuka berkas itu dan membaliknya satu persatu. Saat itu ia berkata, "Kenapa kau tidak mengirimkannya ke komputerku saja?"

Ravina menatap datar sang Kepala Akademi. "Kau lupa? Aku tidak bisa menggunakan komputer."

Ragael mengangguk, ia akhirnya ingat bahwa wanita di depannya ini merupakan sosok yang kurang paham mengenai teknologi. Ia kemudian memfokuskan kembali perhatiannya pada berkas yang berada di tangannya.

Ada sekitar 10 orang yang dipilih dari semua peserta dengan memprioritaskan kemampuan berdasarkan catatan Asosiasi Mistral. Latar belakang orang tersebut. Astral yang dia miliki. Sifat serta kemampuan dia sebagai individu. Yang terakhir adalah riwayat hidup yang dia alami.

Setelah selesai membaca semua berkas itu Ragael menaruhnya kembali di meja. Ia kemudian menatap Ravina dan berbicara, "Menurutmu siapa yang akan meraih hasil tertinggi di Ujian Masuk tahun ini?"

"Mempertimbangkan bagaimana wujud tahap kedua yang kita rancang. Maka yang paling mungkin meraih hasil pertama adalah anak ini." Ravina memisahkan salah satu berkas yang memperlihatkan profil seorang peserta dengan berkas-berkas lainnya.

"Vasco de Maurizio," ucap Ragael ketika melihat profil peserta yang dipisahkan Ravina. Lalu, ia juga memisahkan salah satu profil dari berkas lainnya.

"Aku menebak gadis ini akan menjadi runner-up hasil Ujian Masuk kali ini." Ragael memperlihatkan profil Shiina Kazuma.

Ravina mengangkat alisnya, "Kalau begitu apakah kau setuju dengan Vasco yang akan memenangkan nomor satu di ujian kali ini?"

"Tidak. Seseorang yang akan mengambil nomor satu tidak ada di antara 10 orang ini. Yah, abaikan saja aku hanya menebak secara iseng."

Ravina cemberut. Ia telah mengumpulkan analisis secara rinci. Lalu Kepala Akademi menebak seseorang selain 10 orang yang ia bawa sebagai nomor satu? Apakah pria tua ini merasa analisisnya salah?

"Ada empat orang yang memiliki kemampuan tahap amatir. Semua orang ini telah kumasukkan pada berkas ini. Tak ada kemungkinan bagi orang yang tidak ada dalam daftar analisis ini untuk meraih peringkat pertama," ucapnya dengan cemberut. Dia tidak percaya dengan tebakan Ragael. Ravina merasa tebakkannya akan benar dan Vasco atau salah satu peserta dalam berkas analisis ini akan meraih poin tertinggi di Ujian Masuk tahun ini.

"Mau bertaruh?" ajak Ragael dengan santai.

"Jika aku menang, beri aku liburan selama satu minggu," jawab Ravina.

"Kalau begitu jika aku menang, aku akan menghilangkan jatah liburan akhir tahunmu," balas Ragael.

"Sepakat?"

"Sepakat."