Ruangan VIP, terletak pada bagian paling atas Arena Rollingstone yang memberikan pandangan luas tanpa suara berisik penonton lain. Di salah satu ruangan VIP seorang pria paruh baya duduk di sebuah sofa. Pria itu memakai pakaian yang rapi di sertai jam tangan mahal yang cukup mencolok. Tangan kanannya memegang rokok mewah yang sedang ia hisap.
Pintu ruangan itu terbuka secara perlahan. Sosok yang masuk ke ruangan itu adalah Ketua Guardian Vandrechia, Rock de Jong. Berbeda dengan penampilan biasanya, kali ini ia menyembunyikan ototnya dibalik sebuah kemeja besar yang cukup besar untuk menyembunyikan ototnya. Rock terlihat sangat asing bagi orang-orang yang mengenalnya karena ia memakai pakaian rapi yang sangat berbeda dengan gaya berpakaian pria itu biasanya.
"Tuan Walikota, apakah Anda memanggil Saya?" Dengan sangat jelas, Rock berusaha terdengar sopan walaupun sebenarnya suaranya yang serak masih meninggalkan kesan menakutkan.
"Duduklah."
Rock kemudian berjalan ke arah sofa dan duduk di samping seseorang yang sepertinya merupakan Walikota Vandrechia. Meskipun Rock terlihat sopan dan kaku saat ini namun tak ada jejak kegugupan di wajahnya sama sekali.
Walikota Vandrechia kemudian menghisap rokok di tangannya secara perlahan sebelum menghembuskannya. "Kota Vandrechia adalah kota yang damai," ucapnya singkat.
"Tentu, Tuan. Guardian akan selalu berusaha menjaga keamanan dan kedamaian di kota ini," tanggap Rock.
"Seperti yang kukatakan, Vandrechia adalah sebuah kota yang damai. Sejauh ini kami berhasil meredam perbedaan antara Mistral dan masyarakat biasa. Kami juga berhasil mengamankan Vandrechia dari berbagai aktivitas terorisme dan organisasi ilegal yang mulai aktif. Ini semua berkat kerja kerasmu, Rock."
Sebelum Rock menanggapi, Walikota itu melanjutkan perkataannya, "Tetapi, akhir-akhir ini Kota Vandrechia mulai berisik."
Munculnya para pengikut Cthullu dan Kekacauan di VAZ menunjukan bahwa keamanan kota Vandrechia mulai menurun. Tentunya, Guardian dan pihak kepolisian yang menjadi penjaga keamanan harus bertanggungjawab atas melemahnya keamanan di kota ini.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya berjanji akan meningkatkan penjagaan serta pengawasan di seluruh wilayah Vandrechia." Rock menaruh kepalan tangannya di dada melambangkan janji yang akan ia tepati.
"Ini bukan salahmu Rock. Aku tahu kau selalu berusaha melakukan yang terbaik. Aku tak pernah meragukanmu. Aku hanya khawatir ada beberapa pihak yang sengaja menginginkan kekacauan terjadi." Pada saat Walikota menyebutkan 'beberapa pihak' wajahnya sedikit menampilkan kebencian.
Ada hal janggal yang terjadi pada Kemunculan pengikut Cthullu di Vandrechia dan juga kekacauan di VAZ. Tuan Walikota yang telah membaca laporannya secara langsung menyadari hal itu.
Pada kemunculan pengikut Cthullu yang paling janggal adalah munculnya puluhan monster di area pabrik. Biasanya monster yang muncul selalu ditandai dengan munculnya retakan dimensi. Setiap kota di Dunia memiliki alat pendeteksi retakan tersebut. Pada dasarnya mustahil untuk sebuah monster astral muncul begitu saja di sebuah kota.
Retakan dimensi yang memunculkan monster astral berbeda dengan portal yang dibuka Asosiasi Mistral. Retakan dimensi yang memunculkan monster bersifat sementara alias temporal sementara portal yang dibuka Asosiasi Mistral bersifat tetap dan dapat dikendalikan selama sistem pendukung masih aktif.
Oleh karena itu Walikota menduga pengikut Cthullu mendapatkan bantuan dari beberapa pihak di pemerintahan Grenomia. Tentu saja Walikota sendiri memiliki tebakan mengenai siapa yang membantu para pengikut Cthullu namun tidak adanya bukti membuat dia memutuskan untuk diam setidaknya sampai bukti di temukan.
"Apakah Anda pikir 'mereka' yang melakukannya? Tapi ... Apakah insiden kekacauan di Vandrechia Astral Zoo juga terkait dengan mereka?" Ekspresi Rock berubah ia juga nampaknya dapat menebak secara sekilas.
"Telur Naga ... Siapa lagi yang akan membelinya dengan aman kecuali mereka. Davis, pria itu terlalu ceroboh," ucap Walikota setelah menghembuskan asap rokok dengan tenang.
Walikota itu kemudian menatap Rock dengan ekspresi serius.
"Rock, persiapkanlah dirimu. Benih-benih kekacauan telah muncul."
***
Gelisah. Suasana hati tak tentu dengan irama jantung yang meningkat sangat jelas menandakan kegelisahan Wanda. Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan gelisah. Matanya berkeliaran tanpa henti tanpa fokus yang jelas. Mulutnya terus menggumamkan nada-nada tertentu yang berusaha ia hapalkan dengan baik.
"Wanda, kenapa kau belum memakai riasanmu?"
"Karen, aku ... aku tak tahu ini pertama kalinya aku tampil di depan banyak orang. Heatsink selalu tampil berempat. Aku tak tahu apakah orang-orang akan menerimanya. Aku juga sangat gugup, aku khawatir aku mengacaukannya."
Wanda, anggota baru Heatsink, alias anggota kelima merasa gugup. Dia baru bergabung dengan Heatsink tiga bulan lalu. Dia telah fokus melatih nyanyian, tarian, serta kemampuan bertarungnya terus menerus sehingga layak untuk bersanding dengan keempat rekannya. Namun, ketika waktunya tiba ... Saat dimana ia tampil bersama rekannya, Wanda merasa gelisah.
Karen, seorang rapper yang juga bertugas sebagai penyerang bayangan di grup petualang Heatsink memahami betul kondisi hati Wanda. Dia merasa rasa gugup Wanda adalah hal yang wajar untuk dialami. Namun, tentu saja Wanda sebagai anggota baru Heatsink perlu untuk mengatasi kegugupan yang ia alami.
"Masih ada 45 menit waktu yang tersedia. Kau bisa pergi ke toilet dulu untuk menenangkan hatimu. Itu tipsnya, aku selalu pergi ke toilet dulu saat Heatsink baru mulai," ucap Karen dengan sedikit canda.
"Terima kasih Karen! Aku akan pergi ke toilet dulu kalau begitu." Wanda berdiri dari kursinya dan berjalan dengan cepat menuju toilet seolah ada emas berlian di sana.
"Jangan terlalu lama! Kau masih harus memakai riasanmu!" teriak Karen mengingatkan Wanda.
Toilet. Tentu saja ada toilet khusus yang disediakan untuk para penampil acara malam ini di Arena Rollingstone. Namun, Wanda yang nampaknya lupa, malah mendatangi toilet umum. Hal yang patut disyukuri ialah toilet umumnya sepi. Tentu saja, ketika acara semakin dekat, jarang sekali orang-orang pergi ke toilet.
Wanda membuka pintu toilet yang ditujukan untuk wanita. Dia kemudian berjalan mendekati wastafel. Ia menyalakan keran lantas menggunakan kedua tangannya untuk mengumpulkan air. Setelah penuh, Wanda kemudian membasuh seluruh bagian wajahnya. Rasa dingin namun segar ia rasakan secara menyeluruh di wajahnya. Walaupun tidak menghilangkan semua rasa gugupnya, air setidaknya membantu dia mengurangi rasa gugup itu.
Akan tetapi, rasa gugupnya belum hilang.
"~Apakah kau pernah merasa gugup dan merasa dirimu sendirian?~"
Suara nyanyian pria terdengar jelas oleh Wanda.
"Apakah ada pria di toilet wanita?" Wanda segera melirik ke kanan dan ke kiri tatapannya akhirnya berakhir pada sebuah lubang ventilasi yang sepertinya menghubungkan toilet pria dan toilet wanita.
"~Pernahkah kau merasa dirimu berada di sisi yang berlainan dengan dunia?~" Suara pria itu kembali datang dengan baris lirik lainnya.
"Lagu itu ...." Wanda kemudian teringat dengan lagu yang dinyanyikan oleh pria ini adalah lagu pertama Heatsink.
"~Heat dan Sink akan selalu bersamamu~"
"Diamlah nyaw! Apa kau pergi ke toilet hanya untuk bernyanyi?"
Suara anak kecil dengan aksen aneh terdengar Wanda dari sisi toilet pria.
"Tentu saja tidak. Tapi, bagaimana bisa kau pergi ke toilet tanpa bernyanyi? Memalukan! Toilet umum adalah ajang pencarian bakat terbaik kau tahu?"
"Humph! Itu lagu grup wanyita itu kan, Nyaw? Apa kau tidak malu sebagai laki-laki, nyaw?"
"Tentu saja aku malu. Bukankah karena itu aku menyanyi di toilet? Kalau aku tidak malu aku akan menyanyi dihadapan orang-orang. Nah, kebetulan aku juga bisa memperagakan seluruh dansa Heatsink. Mau melihatnya, Zio?"
"Ack cuih! Jijik, nyaw."
Mendengar percakapan seorang pria atau mungkin remaja dengan anak-anak yang sepertinya bernama Zio, Wanda kehilangan rasa gugupnya. Sebaliknya keinginannya untuk tertawa tidak bisa Wanda bendung.
"Hahaha ... Kalian berdua sangat lucu. Terima kasih telah menghiburku. Aku pasti akan tampil dengan bersemangat."
Wanda mendapatkan kembali kepercayadiriannya. Ia kemudian keluar dari toilet dengan perasaan tenang.
Saran Karen sepertinya bekerja dengan baik.