Grasia yang sedang asik berjoget jadi kesal dengan seseorang yang memegang bajunya dengan ketat, siapa sih yang menahannya, dengan kesal grasia melihat keorang yang menahannya itu, dan
"ah.. pak gabriel.. kenapa bapak bisa berada ditempat ini?" kata grasia dalam mabuknya, ketika dia tahu ternyata gabriel yang memahan bajunya.
"mel.. mel.. mel.. kenalkan ini bosku dikantor.." grasia memanggil temannya untuk berkenalan dengan gabriel. Dan teman grasia yang mendengar perkataan grasia, dia berbalik dan mencari orang yang dimaksud grasia.
"wah sia.. bosmu keren sekali.. tapi kenapa wajah dan tatapannya begitu menakutkan.." temannya grasia sebenarnya ingin mengajak gabriel ngobrol, tapi dia jadi takut saat melihat tatapan gabriel. Tiba-tiba gabriel melihat seorang laki-laki datang mendekati grasia.
"halo cantik.. boleh berkenalan.." kata orang itu berbisik ditelinga grasia, tapi matanya melirik sinis pada gabriel, meihat itu secara spontan gabriel langsung mendorong orang itu dengan kasar untuk menjauh dari grasia. Dia tak bicara tapi kilatan dimatanya terlihat jelas kalau dia sedang marah, orang itu sebenarnya didalam hatinya sedikit gentar tapi dia tak mau menyerah dia berniat memprovikasi gabriel. Dan benar empat orang pengawal gabriel langsung bergerak melindungi disekitar gabriel, melihat pergerakan pengawal gabriel itu anak buah orang itu juga langsung berjaga, dan terlihat jelas kalau gabriel dan pengawalnya kalah banyak dari anak buah orang itu, gabriel mengisyaratkan kepada salah satu pengawalnya untuk membawa pergi teman grasia.
"kenapa bro takut?! Aku hanya ingin bermain dengan cewekmu..dia lumayan cantik, walaupun kalah sexi dari pacarku, yaaa.. anggap saja sebagai barter tempo hari kau bermain dengan pacarku.." kata orang itu mengancam, tapi gabriel tak sedikitpun takut, dia hanya kwatir dengan grasia.
"hei!!.. kamu siapa?! Kau pikir aku ini mainan.." kata grasia mabuk, gabriel langsung memeluknya dari belakang. Orang itu tertawa melihat kekhwatiran diwajah gabriel.
"jadi sekarang kau mulai takluk dengan perempuan.." sindir orang itu.
"Kalau Kau Berani, Kita Bisa Bermain Diluar" kata gabriel, suaranya pelan tapi dingin menakutkan, dia melihat sekitar, sepertinya bayang frans belum juga terlihat, menghadapi orang -orang brengsek ini bagi gabriel bukanlah hal besar, tapi yang membuatnya kwatir adalah grasia, dan sialnya sekarang grasia sedang mabuk, didalam pelukannya grasia berusaha melepaskan diri.
"sudahlah bro.. aku lebih menantikan bermain didalam kamar bersama cewekmu itu.." mendengar itu wajah gabriel semakin suram, dia ingin menghajar orang itu sekarang ini juga, tapi kalau dia melepaskan grasia, dan anak buah orang itu menangkap grasia, itu akan semakin merepotkannya.
"bos lepaskan aku, orang ini mulutnya benar-benar harus dihajar!! Dia pikir dia bisa berkata seenaknya tentang aku.." kata grasia kesal karena gabriel terus saja memeluknya.
"grasia.., kita tidak boleh berkelahi ditempat ini, polisi akan datang menangkapmu, kalau kau masuk penjara siapa yang akan menjaga ibumu.." bisik gabriel pada grasia, niatnya hanya untuk menenangkan grasia, dan benar grasia langsung terdiam.
"jangan takut bos..kita bisa bekerja sama untuk mengalahkan orang itu.." bisik grasia balik, dan gabriel jadi terharu mendengar keberanian grasia itu, secara naluri dia ingin rasanya mencium grasia, tapi hanya sekejap kemudian dia sadar dimana dan sedang apa mereka.
"okay, tapi karena mereka banyak grasia, jadi rencana kita adalah : kau akan lari keluar bersama dua pengawal itu, kalian pergi cari bantuan. aku dan pengawal yang satunya akan menghadapi mereka dan pasti akan menahan mereka sampai polisi datang.." kata gabriel, dan mendengar itu grasia sedikit kesal, bagaimana mungkin dia meninggalkan bosnya berkelahi,
"kalian harus pergi untuk mencari frans, minta bantuannya untuk menambah pengawal agar bisa membantu kita disini.." kata gabriel lagi, dia sepertinya menyadari kalau grasia tidak setuju dengan rencananya yang tadi.
"bagaimana bro? kupikir sudah cukup waktu kalian untuk bermesraan, sekarang waktunya aku untuk merayu cewekmu itu, jangan kwatir nona.. layananku pasti lebih jago dari pacarmu itu.." kata orang itu, gabriel dan grasia yang sedang berbisik-bisik tadi itu ternyata bagi orang-orang disekitar yang melihat mereka terlihat begitu mesrah, makanya orang itu jadi salah sangka.
"apa katamu!! Orang sepertimu pasti layanannya hanya tiga menit selesai..mulutmu aja yang macho, tapi aslinya tiga menit.." kata grasia dengan berani, mendengar itu gabriel hampir meledak tawanya, sedangkan orang itu wajahnya terlihat marah. Dan dia dengan gerakan tangan menyuruh anak buahnya untuk menyerang. Dalam sekejab diskotik itu berubah jadi arena perkelahian, awalnya gabriel yang memeluk grasia tapi sekarang grasia yang terlihat memeluk tangan gabriel. Mabuk grasia langsung hilang melihat beberapa orang yang berusaha memukul gabriel, dia jadi kagum ternyata gabriel jago juga berkelahi, pukulan dari orang-orang itu dengan mudah dipatahkannya dan dengan muda juga dia mengalahkan mereka. tapi karena mereka banyak gabriel terlihat kewalahan juga, saat gabriel melihat bayangan frans, dia langsung menarik grasia dan memberikan isyarat pada dua orang pengawalnya untuk membawa grasia pergi dari tempat itu.
Tapi saat grasia hendak pergi, ekor mata gabriel melihat kilau sebuah pisau ditangan seorang perempuan, dan perempuan itu dengan cepat bergerak menuju grasia, gabriel panik, maka dengan cepat dia melompat dan melindungi grasia dari tusukan pisau itu, kepala geng yang melihat itu meminta anak buahnya untuk berhenti, dia memang tukang pukul dan preman, tapi kalau sampai gabriel tertusuk dan meninggal urusannya pastilah ribet, dia tahu betul siapa gabriel itu, diluar kebrengsekan gabriel soal perempuan, gabriel adalah putra tunggal seorang pengusaha besar dan sangat disayangi oleh ayahnya, jadi akan bahaya kalau seorang ayah marah.
Grasia kaget ketika gabriel melompat kearahnya dan memeluknya, kemudian dia panik ketika menyadari gabriel seperti kesakitan dan melihat sebuah pisau tertusuk ditubuhnya, grasia menatap tajam dan marah pada perempuan yang menusuk gabriel itu. Perempuan itu seketika menyadari kalau bukan grasia yang dia tusuk jadi takut dan hendak lari, tapi semua pengawal gabriel langsung menangkapnya. Grasia dengan sigap menyuruh pengawal gabriel untuk membawa gabriel keluar dari tempat itu dan membawanya kerumah sakit, bersamaan itu juga frans datang dan mengambil alih semua kendali. Menyadari bahaya yang menimpah gabriel karena ulahnya grasia jadi menangis, gabriel memegang tangan grasia, dan menariknya mendekat padanya.
"jangan menangis, lukanya tidak seberapa, aku tak mudah untuk mati.." kata gabriel menghibur walau sepertinya dia berusaha menahan sakit.