Siang itu grasia mulai gelisah, sebentar lagi jam istirahat makan siang selesai tapi pak frans belum juga datang, dua jam sebelum jam makan siang pak frans mengirim pesan pada grasia untuk makan siang bersamanya, ada hal rahasia yang ingin ditanyakan pada grasia katanya. Jam istirahat telah lewat setengah jam, tapi pak frans belum juga datang, padahal hari ini grasia sejak pagi belum makan. Grasia mulai gelisah dan kelaparan. Tiba-tiba telponnya berbunyi,
"ayo turun grasia, ku tunggu direstoran ayam goreng dekat kantor.." kata frans ketika grasia menggangkat hpnya.
"tapi pak frans, sekarang jam istirahat makan siang sudah hampir selesai, bagaimana kalau.." grasia sedikit ragu.
"nggak usah takut, nanti aku yang bertanggung jawab, ayo cepat turun.."
"ok pak.." grasia mematikan hpnya dan bergegas ke restoran yang dikatakan frans.
Direstoran itu, mereka mencari tempat duduk yang agak jauh dari pengunjung yang lain dan agak tersembunyi, grasia merasa lucu dengan tingkah pak frans itu, tapi dia ikut saja.
"pak masalahnya sangat rahasia ya? Kenapa kita sampai harus seekstrim ini" kata grasia becanda saat mereka telah duduk dan selesai memesan.
"nggak juga sih, aku hanya penasaran soalnya tapi pagi itu katanya kamu ketemu dengan ibu dewi, ibu tirinya pak gariel ya.." tanya frans, grasia jadi ingat kejadian pagi itu. dia sedang menunggu lift dan ternyata ibu tiri pak gabriel datang, grasia tak ingin naik lift bersamanya tapi dia memaksa grasia.
"iya pak, tapi aku nggak salah jadi nggak takut, ibu tirinya pak gabriel itu kalau nggak bersama ayahnya pak gabriel ternyata memang sifatnya seperti nenek sihir ya pak frans, pantas saja pak gabriel begitu membencinya.." kata grasia dengan lugunya, frans langsung ngakak mendengar itu.
"eh sebentar, kamu belum cerita waktu kejadian itu, saat kamu diajak pak gabriel kerumahnya?"
"iya pak disana pak gabriel bertengkar dengan ibu tirinya, pak gabriel sangat membenci ibu tirinya ya pak? Apa jangan-jangan karena kebenciannya itu sampai pak gabriel suka mempermainkan perempuan ya pak?"
"emang apa yang kau dengar tentang bosmu itu?" tanya frans penasaran
" pak frans dong yang cerita, kan yang lebih kenal bos itu pak frans .." grasia tersenyum.
"kamu curang.." frans kembali tertawa karena merasa dijebak grasia
"kemungkinan itu bisa saja, hahaha.. bosmu itu dalam hidupnya hanya mengenal cinta satu malam, kadang juga cinta segitiga, karena bosmu itu kalau menyukai orang tak peduli dia sudah menikah atau belum, tetap disosornya.." kata frans menahan tawanya saat melihat kebingung diwajah grasia.
"segitunya ya pak?" tanya grasia dengan lugunya lagi.
"iya segitunya, tapi kalau menurut aku, kamu ingin jadi brengsek itu jangan menyalahkan orang lain dong.. jangan membuat alasan dengan perceraian orang tua sehingga kamu bisa bermain perempuan sesukanya .." kata frans serius.
"tapi pak frans kita bisa berpikir seperti itu karena bukan kita yang mengalami, janganlah kita menghakimi pak gabriel dulu.." kata grasia, frans tersenyum merasa bersalah.
"akhir-akhir ini bosmu itu sepertinya sedang istirahat, atau mungkin sudah bertobat"
"oh ya? Mungkin pak gabriel sedang jatuh cinta makanya jadi bertobat" kata grasia, frans yang mendengar itu tersenyum menatapnya, mungkinkah bosnya itu sedang jatuh cinta pada grasia? Pikir frans, tapi dia tak ingin mengatakan langsung takut grasia akan menjauh dari mereka.
"entahlah.. tapi sejak kejadian di daerah itu, pak gabriel tak bisa keluar lagi tanpa pengawal, mungkin bisa saja karena itu"
"emang apa yang terjadi didaerah pak?" tanya grasia penasaran, frans sedikit perpikir apakah akan dia ceritakan pada grasia atau tidak.. dia terdiam sesaat.
"sewaktu di daerah pak gabriel hampir dibunuh orang. pembunuh itu lebih sadis dari yang pengendara motor itu, orang itu bawa pistol dan berusaha menembaki pak gabriel, tapi pak gabriel berhasil meloloskan diri.." cerita frans
"O M G.. ternyata jadi orang kaya itu nggak selamanya enak ya pak frans.. tadi juga ibu tirinya pak gabriel seperti mengancam, nggak tahu sih buat siapa tapi kayaknya buat pak gabriel.." kata grasia dia seperti berpikir. Wajah frans berubah serius.
"apa maksudmu grasia? Tadi itu ibu tirinya pak gabriel bilang apa?" desak frans kwatir.
"tadi itu sewaktu di dalam lift, ibu tiri pak gabriel sempat berkata, aku memang tak boleh menyakitinya tapi bagaimana kalau menyakiti orang yang dia sayang.. gitu pak frans kata ibu tirinya pak gabriel itu pada sekretarisnya.." kata grasia serius, frans semakin tegang.
"kalian sedang membicarakan aku ya?.." kata gabriel dengan suara dibuat menakutkan, dia yang tak sengaja melihat frans dan grasia sedang duduk direstoran itu, melihat keseriusan dua orang itu membuatnya terusik dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dan ternyata benar dua orang itu begitu kaget saat melihatnya.
"eh.. pak gabriel.." kata grasia takut, dia secara otomatis langsung berdiri. Tapi berbeda dengan frans dia seperti langsung ingin menceritakan apa yang dia temukan.
"bos.. sepertinya kita punya masalah, tapi kuharap kau jangan dulu terpancing.." kata frans serius. Tapi sepertinya gabriel agak tidak peduli, dia lebih memperhatikan grasia yang langsung berdiri tadi.
"ayo duduk kembali grasia.. aku bisa pakai kursi yang lain.." kata gabriel pura-pura cuek, dan dia langsung duduk disamping frans.
"masalah apa ini.." tanya gabriel setelah melihat grasia duduk kembali.
"kau tahu apa yang dikatakan ibu tirimu pada grasia? Katanya dia memang tak bisa menyakitimu tapi dia bisa menyakiti orang yang kau sayang.." DEG.. jantung gabriel langsung berdetak dengan cepat, wajahnya berubah jadi begitu menakutkan.
"wanita gila itu mengatakan apa padamu?!" tanya gabriel pada grasia, dia berusaha tak menakuti grasia, tapi melihata tatapannya yang berubah menakutkan grasia jadi takut.
"itu pak.. ibu dewi tidak mengatakan langsung padaku, tapi dia berkata pada sekretarisnya seperti yang dikatakan pak frans itu.."
"SIAL..Dasar Orang Gila.. coba saja kalau berani.." gabriel marah, tapi dia tertunduk dan sedang berpikir keras.
"bos jangan terburu-buru dengan membuat keputusan, jangan termakan perkataannya dan membuatmu masuk perangkapnya.. kita sepertinya harus buat rencana, siapa tahu kita bisa menjebaknya.." kata frans, dia juga memberikan usul untuk masalah ini.
"iya kupikir kau benar juga, tapi aku benar-benar kwatir frans.." kata gabriel dan ternyata diwajahnya dia memang kwatir.
"sudahlah lebih baik masalah ini kita bahas didalam kantor saja.." kata frans, dia dan grasia sebenarnya telah selesai makan sejak tadi tapi keasikan ngobrol, syukurnya bos mereka tidak marah.
Sepanjang jalan balik kekantor mereka tak banyak bicara, sepertinya semua dengan pikiran masing-masing.
Tapi saat masuk dalam lift, gabriel meminjam hpnya grasia, dia seperti mengutak atik sebentar, dan mengembalikannya kepada grasia.
"aku hanya melihat nomor hp pacarmu, biar kalau ada apa-apa denganmu aku sudah tahu harus menghubungi siapa.." kata gabriel cuek.
"bagaimanapun juga kau dan frans termasuk orang dekatku.." kata gabriel lagi, dan grasia juga sepertinya mengerti.