Chereads / Queen mafia / Chapter 53 - Bab 53

Chapter 53 - Bab 53

Bab 53

Cekrekkk

Tiba-tiba Ada yang membuka pintu kamar. Siapa lagi kalau bukan Marvel yang berani membuka pintu yang terdapar Ivana didalam-Nya.

Marvel melihat Ivana tidak berkedip sekalipun. Ia tidak menyangka gaya berpakaian Ivana membuat-Nya membeku ditempat. "Kau memotong celana ku?". Tanya Marvel.

"Ahh. Karna terlalu panjang. Jadi, aku memotong-Nya". Jawab Ivana.

"Lumayan".

"Aku akan pulang. Mommy sudah menungguku sekarang. Kau urus pria itu". Ucap-Nya lalu menghadapi Marvel.

Mavel lalu berputar membelakangi Ivana dan menenggelamkan wajahnya di leher Ivana.

"Yaa! Geli". Teriak Ivana.

"Apa perlu aku temanin?".

"Tidak. Aku bisa menjaga diri. Berikan saja salah satu koleksi motormu itu". Jawab Ivana karena ia melihat beberapa motor terparkir didepan gerbang. Motor jenis Triumph Rocket 3 GT yang seharga Rp 750 juta (off the road) yang diinginkan Ivana untuk di gunakannya.

"Apa?! Motor? Gunakan saja mobil! Menggunakan motor akan mempermudah mereka untuk menyakitimu sayang". Jawab Marvel.

Ivana lalu berpaling dan meletakan tangannya ke leher Marvel ."aku ingin mengendarai motor. Berikan kuncinya.Hmm". Goda Ivana membuat Marvel mengangkat tubuhnya dan meletakannya di atas meja.

"Kau berani menggodaku baby? Hmm". Ucapnya lalu mendekati wajah Ivana.

Kini jarak wajah mereka hanya beberapa cm saja. "Tidak. Berikan dulu kunci motor-Nya". Ucap Ivana meminta kunci motor.

"Cium dulu".

"Tidak! Kunci dulu!".

"Ahh baiklah". Jawab Marvel mengalah.

Marvel lalu mengambil kunci didalam lemari dan memberikan-Nya ke Ivana.

"Ahh baiklah. Terimakasih sayang".

Cup

Ivana memberikan ciuman di pipi Marvel. Bukan Marvel namanya jika hendak yang lebih. Ia menginginkan bibir Ivana. Ia lalu menarik pinggang ramping Ivana dan mencium bibir Ivana. Hanya mencium bukan memberi lumatan. Marvel sadar jika ia melumatnya akan membutuhkan waktu yang lama. Dan bisa saja ia dikuasai nafsu untuk mencumbu sang kekasih.

"Kauu ini!".

"Aku melepaskanmu hari ini". Ucap Marvel lalu tertawa.

"Ya sudah. Itu tidak penting sekarang. Aku pergi dulu. Byee"

"Aku akan mengantarmu". Tawar Marvel.

"Tidak. Urus saja pria itu. Aku bisa sendiri" tolak Ivana.

"Hmm baiklah. Hati-hati saat dijalan".

"Ahh iya".

"Ooh ya. Bawa ini". Ucap Marvel sambil memberikan sebuah pistol ke Ivana untuk melindungi dirinya.

"Ahh terimakasih".

"Kenapa kau selalu mendesah? Hmm. Kau membuatku tidak ingin melepaskanmu". Ucap Marvel.

"Buang pikiranmu itu. Aku pergi". Ucap Ivana lalu meninggalkan Marvel.

Ivana lalu keluar dari markas itu dengan menggunakan motor. Ia tidak peduli jika bahaya sedang mengikutinya. Yang ia pedulikan sekarang adalah keinginannya terpenuhi untuk mengendarai sebuah motor. Untuk resiko yang ia hadapi sekarang cukup mudah untuk menghilangkannya.

Ivana berniat membeli sesuatu di sebuah minimarket. Ia lalu menepikan motornya dan menjadi bahan tontonan orang-orang.

"Wahh lihatlah. Motornya pasti mahal". Ucap seseorang.

"Tunggu apa dia seorang wanita? Wahh keren sekali".

Saat Ivana melepaskan helm nya membuat para pejalan kaki kagum dengan Ivana. "Cantik sekali dia".

Ivana tidak memperdulikan omongan-omongan mereka. Ia hanya fokus kepada tujuannya untuk membeli sesuatu.

"Apa kau memiliki kotak p3k ?". Tanya Ivana ke kasir.

"Ada ka".

"Berikan itu".

Ivana sedari tadi menahan sakit didaerah pinggangyang terkena tusukan. dan sekitar tangannya yang lecet akibat bertarung tadi.

"Maaf. Kaka berdarah". Ucap kasir itu melihat pinggang Ivana mengeluarkan darah.

"Tidak apa-apa. Tolong berikan kotak itu". Ucap Ivana sambil tertawa.

"Ini ka".

Ivana lalu memberikan uang tunai untuk membayar ." Ambil kembaliannya. Apa kau bersekolah ?". Tanya Ivana.

"Iya. Aku bekerja paruh waktu".

"Ahh iya. Ambil saja kembaliannya dan gunakan untuk sekolah.hmm Aku pergi dulu". Ucap Ivana lalu pergi meninggalkan toko.

"Terimakasih kaa". Ucap Kasir itu.

Ivana lalu berangkat lagi dan menuju ke apertemen untuk menemui keluarganya.

Ting tong

Ivana menekan bell sambil memegangi barang yang baru saja ia beli. "Siapa?".

"Buka cepatt!!". Teriak Ivana membuat Alvian langsung membuka pintunya.

"Aiss. Lama sekali kau!". Kesal Ivana memandangi sinis ke adiknya itu.

Saat Ivana masuk seluruh keluarga tengah menonton tv disofa. "Sayang.. akhirnya kau pulang". Ucap Celina lalu ingin berniat memeluk sang anak.

"Tunggu mom. Aku belum mandi". Ucapnya takut mommy nya melihat darah dibajunya. Ia sengaja menutupinya dengan kotak p3k.

"Aku ke kamar duluuuu ya mom. Ahh aku laperr".

"Mommy akan siapkan makanan. Kau Mandi dulu sana".

Ivana buru-buru kekamar untuk mengobati luka-Nya.

Saat membuka pintu ada seseorang perempuan yang sedang memakai masker diwajahnya dan mengunakan timun dimatanya.

Ivana lalu berjalan dengan sedikit hati-hati untuk tidak membangunkan perempuan itu yang menjabat sebagai kakaknya. Ivana mengambil baju piyama hitam dan langsung masuk ke kamar mandi. Ia menutup pintu sedikit kencang untuk mengejutkan samg kakak.

Brakk

"Astagaaa!! Suara apa itu?!". Teriak Avina terkejut. Ia langsung bangkit dari tidurnya dan memperhatikan sekitarnya.

"Suara apa tadi?!! Seperti suara pintu? T-tapi siapa yang masuk ? Aaaaaagh seluruh bulu ditubuhku mrerinding sekarang". Ucap Avina takut.

"Lebih baik aku keluar saja!". Gumam Avina lalu keluar dari kamar.

Sedangkan Ivana mencoba menahan suaranya agar tidak ketahuan. Ia menutup mulutnya sekarang dan berusaha tidak mengeluarkan suara.

"Ahhh perutku sakit". Gumamnya saat mendengar suara Avina berteriak.

"Aduhhh. Aku ga bisa nafas". Ivana tidak berhenti tertawa. Bahkan ia sampai mengeluarkan air mata karena tertawa.

"Lebih baik aku mandi saja. Lalu mengobati luka ini". Gumam Ivana lalu mandi saat itu.

Saat bersamaan Avina menuruni tanga dengan keaadan masih menggunakan masker. Saat Alvian keluar kamar. Bertepatan Avina yang sedang menunu ruang tamu.

"Aghhhhhh! Setann!!!". Teriak Alvian menggelegar.

"Yaa!! Aku Kakakmu!! Enak saja kau mengataiku setan!!". Teriak Avina sambil memukul Alvian.

Alvian mencoba mengatur nafasnya karena terkejut. "Kau kenapa keluar dalam keadaan seperti ini!! Lihatlah wajahmu seperti hantu dan memakai pakaian ini! Dan berwarna putih lagi!". Teriak Alvian.

"Bagaimana aku mati tadi?".

"Kau mau di kubur dimana ? Tenang, aku akan menguburmu di tempat termahal". Ucap Avina menawarkan sesuatu bantuan.

"Tidak! Aku ingin memiliki cucu baru mati". Jawab Alvian kesal.

"Dihh". Desis Avina.

"Eh. Apa kau tau? Dikamar ku tadi?". Ucap Avina ingin menceritakan kejadian mistis dikamar-Nya.

"Aku tidak mau tau! Pergilah, menyeramkan sekali wajahmu itu". Usir Alvian lalu masuk kembali ke kamarnya.

"Aisss. Adik menyebalkan! Inilah sebabnya aku tidak suka mempunyai adik sepertinya. Jika tau seperti ini kejadiannya. Dari dulu dia ku letakan dia dihutan". Gerutu Avina.

Avina lalu sampai ke dapur dan mendapati mommy nya sedang menyiapkan sesuatu. Ia memeluknya dari belakang ." Mom masak apa. Hm?". Tanya Avina.

"Sup ayam dengan salad sayur. Kau mau apa ?".

"Tidak. Aku sekarang diet. Jadi, aku akan makan salad sayur saja".